Luar Biasanya Keutamaan Puasa
Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta Alam, semoga shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad beserta keluarga Beliau, para sahabat Beliau dan Ummat Beliau yang mengikuti petunjuk-petunjuk Beliau hingga akhir zamman. Amma ba'd.
Puasa/Shaum, merupakan suatu ibadah yang penuh dengan hikmah, baik secara fisik maupun nonfisik. Apabila kita melihat keutamaan-keutamaannya, serta memahaminya dengan penuh keimanan dan pengharapan tentu kita berharap agar Ramadhan terus bergulir sepanjang tahun dengan tiada henti. Apakah keutamaan itu? Maka kami insya Allah akan membedah sedikit keutamaan-keutamaan puasa berdasarkan dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah dan beberapa perkataan ulama ahlus as sunnah wal jamaa’ah.
Landasan dasar berpuasa yaitu berdasarkan Firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah: 183 (yang artinya),"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". Ini adalah keutamaan puasa secara umum, baik di Bulan Ramadhan maupun di Bulan-Bulan lainnya (kecuali hari-hari diharamkan puasa).
Dalam ayat tersebut, Allah Ta'ala memerintahkan kepada kita untuk berpuasa sebagaimana orang-orang terdahulu untuk berpuasa, agar kita mejadi takwa. Ketakwaan sangat tinggi nilainya di hadapan Allah dan ketakwaan dapat menghantarkan seseorang menuju kepada SyurgaNya. Secara bahasa bertakwa berarti tunduk dan taat dan ada yang menyatakan "yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya" (id.wikipedia.org).
Karena keutamaan shaum/puasa yang dapat mengantarkan seorang anak Adam kepada ketakwaan sebagaimana orang-orang terdahulu juga diperintah berpuasa untuk tujuan itu, maka Allah memerintahkan RasulNya untuk menyampaikan sebuah perkara yang penting dalam adab saat orang tersbut berpuasa. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Puasa adalah perisai, maka jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah ia berkata kotor dan bertengkar dengan mengangkat suara. Jika ia dicela dan disakiti, maka katakanlah ! Aku sedang berpuasa" (HR. Muslim)
Mengapa berpuasa sangat dianjurkan untuk menjaga tata cara berpuasa, dengan memperhatikan syarat dan rukun serta memperhatikan adab-adabnya? Ya, agar kita diberikan kemudahan dalam bertakwa kepada Allah, selain itu berpuasa di Bulan Ramadhan yang dibalut dengan penuh keimanan dan pengharapan merupakan sebagian dari bentuk ketakwaan itu sendiri. Setelah kita bertakwa tentu ada faedah besar di balik itu, karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pemberi Nikmat dan Maha Membalas perbuatan hamba-hambaNya, maka Allah membeberkan keutamaan orang-orang yang bertakwa melalui puasanya, yaitu melalui sabda Rasulullah Shalallahu 'alahi wasallam di dalam hadist yang Beliau sampaikan.
Beliau bersabda, "Allah Ta'ala berfirman (menunjukkan bahwa ini hadist Qudsi, dimana perkataan ini adalah perkataan Allah Ta'ala kepada RasulNya yang Ia tetapkan kepada RasulNya bahwa perkataan ini bukan bagian dalam Al-Qur'an), "Semua amal anak Adam (manusia) adalah untuknya sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya secara langsung, dia telah meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya karenaKu". Kemudian Beliau bersabda, "Dan puasa itu adalah perisai (tameng). Dan bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan, gembira saat ia berbuka dan gembira saat ia berjumpa dengan Tuhannya dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum daripada wanginya minyak kesturi (parfum yang di dunia merupakan parfum paling harum sampai saat ini)" HR. Bukhari-Muslim.
Sungguh ini merupakan keutamaan yang banyak sekali, yaitu:
1. Allah sendiri yang akan membalas pahala puasa seorang yang beriman. Bila mereka beramal tentu amalan itu telah ditetapkan ganjarannya karena tatkala mereka beramal sesungguhnya untuk diri mereka sendiri. Akan tetapi tatkala puasa, maka Allah menyatakan bahwa puasa itu untuk Allah, dan Allah Yang Maha Pemurah tentu memberikan balasan yang tak hingga sesuai dengan kemurahanNya terhadap hamba-hambaNya. Maka , akankah kita meninggalkannya? maka tatkala orang yang berpuasa itu hanya karena ingin dipuji orang, dia tidak mempuasakan kecuali makan dan minum saja untuk mencari pujian orang dan ia menjalankan dengan tidak menghadirkan keimanan dan harapan kepada Allah, maka Allah tidak butuh dengan puasanya. Allahu a'lam.
2. Ia mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan saat berbukanya dan saat berjumpa dengan Tuhannya. Tentu, orang yang berpuasa, saat yang ditunggu-tunggu adalah saat ia berbuka. Perut yang lapar dan dahaga langsung lenyap setelah lapar dan haus menderanya, tatkala ia makan seakan-akan nikmat rizki yang ia terima begitu menggembirakan fisik dan hatinya. Kedua, kegembiraan saat bertemu tuhanNya, dimana Allah Ta'ala tentu membalas dengan balasan yang sangat tinggi karena kemurahanNya. Apa saja balasannya? insya Allah kita tunggu artikel berikutnya
3. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari kesturi. Ini bukan merupakan hinaan atau ejekan, tapi ini merupakan motivasi, pujian sekaligus janji Allah Yang Maha Mengatahui dan Maha Menepati Janji. Apabila manusia hanya bermain akalnya saja tanpa hadir keimanannya, maka ini sebuah ejekan yang menurutnya sangat menghinakan, karena orang yang berpuasa perutnya dalam keadaan kosong dan biasanya keluar bau tak sedap melalui mulutnya. Akan tetapi, kekosongan perut orang yang berpuasa adalah karena Allah dan mulutnya kering karena Allah, maka Allah Maha Kuasa dalam membalas kebaikan-kebaikan manusia tatkala menusia itu beriman dan bertakwa kepadaNya, mentaatinya dan melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Hadist ini menyatakan bau mulut orang yang berpuasa bagai kesturi/misik di sisi Allah, kata-kata 'di sisi Allah' merupakan kata-kata penegasan, bahwa di sisi Allah-lah kehormatan bau-bau mulut manusia beriman yang berpuasa dimana nanti insya Allah akan ia ganti dengan harumnya di akherat kelak dan sebagian kecilnya di dunia dengan kenikmatan-kenikmatan yang akan Ia bagi sesuai dengan pengetahuanNya yang Maha Luas. Maka bau mulut yang harum ini, benar-benar harum hakekatnya di sisi Allah walau busuk di sisi manusia. Itulah kekurangan manusia dan kelebihan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, dimana masalah bau muluti ini adalah sebagian dari ujian ketakwaan dari Allah kepada manusia, apakah ia beriman dalam menjalankan puasanya ataukah hanya bermain akal dan hanya mencari pujian saja.
Allahu a'lam bish shawwab
Bersambung insya Allah
Malang, Malam 2 Ramadhan 1432 (1 Agustus 2011)
@nd.
File PDF bisa didownload Free di:
http://www.ziddu.com/download/15896457/LuarBiasanyaKeutamaanPuasa.pdf.html
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah