KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Minggu, 22 Mei 2011

MENGUMPULKAN MUTIARA YANG HILANG


Judul Buku Asli          : Mukhtasar Minhajjil Qashidin
Judul Terjemahan       : Agar Orang Biasa Bisa Masuk Syurga
Pengarang                   : Syaikhul Islam Ibnu Qudammah
Penerjemah                 : Abdul Majid, Lc.
Penerbit                       : Indiva Pustaka
Cetakan Tahun           : 2009
Tebal Buku                 : 512 Halaman
Harga                          : Rp 85.000/buku

PEMBELIAN DAN PEMESANAN GROSIR SILAHKAN CLICK:

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah Ta’ala. Dengan AsmaNya langit dan bumi ditegakkan dan dihamparkan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad, beserta keluarganya, para sahabatnya serta para ummatnya yang setia pada ajarannya hingga hari akhir. Amma ba’d.

Kitab Ihya ‘Ulumuddin, kitab yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali rahimahullah ta’ala merupakan kitab yang banyak sekali dirujuk oleh Kaum Muslimin di seantero dunia. Kitab ini juga biasa direferensikan oleh para mubaligh kepada santri-santrinya. Begitu pula dengan para aktivis dakwah kampus, mereka sangat antusias membacanya, khususnya bagi mereka yang memang serius untuk terjun ke medan dakwah. Subhanallah, sungguh merupakan suatu kebaikan seseorang bila mereka menuntut ilmu karena Allah. Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Mujadilah: 11). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “...Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan menuju surga...” (HR. Muslim).

Namun demikian, pro dan kontra terhadap kitab ini juga kita temui. Kitab karangan Imam Al-Ghazali rahimahullah ta’ala ini pun banyak dikomentari dan dinilai oleh para ulama, penuntut ilmu, maupun masyarakat awam. Dari sekian banyak komentator dan penilai dapat ditarik benang merah bahwa terdapat tiga kelompok besar dalam pendapat mereka. Kelompok pertama adalah orang yang menghujat kitab ini, mereka berpendapat bahwa Imam Al-Ghazali berlebihan dalam berpendapat. Mereka menyatakan, bahwa di dalam kitabnya terdapat sesuatu yang tak layak dipelajari, karena terdapat beberapa suatu kata yang tak sopan dan berlebihan dalam hal sufisme, hingga mereka menuduh Imam Al-Ghazali dengan tuduhan yang kurang berakhlak. Padahal bila kita membaca sedikit saja kilasan sejarah beliau, akan tampak bahwa beliau adalah Ahlu as-Sunnah wal Jama’ah, beliau mengikuti ajaran Salaful ‘Ummah (Rasulullah dan para sahabatnya) walau memang beliau sempat mencari jalan sebelum menemukan jalannya yang ia pilih sampai akhir hayatnya. Kelompok ini merupakan kelompok yang ghuluw (berlebihan) dalam menilai sesuatu.

Kelompok kedua adalah kelompok yang terlalu menyanjungnya. Kitab ini diklaim sebagai kitab rujukan yang hampir setara dengan Al-Qur’an, bahkan ada penulis yang menyatakan bahwa ada ulama Ahlussunah menyatakan, “Hampir saja posisi Ihyâ’ menandingi al-Qur’an”, padahal tidak ada satu riwayat pun dari para ulama yang dekat dengan beliau ataupun murid-murid beliau menyatakan bahwa beliau pernah menilai kitab Ihya ‘Ulumuddin secara berlebihan, Allahu a’lam. Kelompok ini pun juga termasuk kelompok yang ghuluw (berlebihan) dalam penilaian terhadap kitab ini.

Maka kita mendapati kelompok ketiga adalah kelompok yang pertengahan dari keduanya. Mereka menilai kitab Ihya ‘Ulumuddin juga kitab yang tersimpan mutiara di dalamnya walau ada beberapa redaksi yang perlu dikoreksi. Mereka memahami betul sejarah Imam Al-Ghazali dan mereka tidak menuduhnya dengan tuduhan keji, mereka juga menilai Imam Al-Ghazali sebagai ulama yang dalam pemahaman ilmu serta pemikirannya.

Salah satu ulama yang berusaha untuk mencari mutiara yang hilang itu adalah Al-Hâfizh al-`Irâqi. Beliau telah mengumpulkan dalil-dalil yang terdapat dalam Ihya ‘Ulumuddin, kemudian memberikan syarah (penjelasan) pada hadist-hadist yang ada. Beliau juga memberikan catatan kaki dalam hadist yang dimuat Imam Al-Ghazali dengan rincian sanadnya sehingga bisa diketahui kesahihan dari hadist yang ada di dalamnya.

Kitab Ihya ‘Ulumuddin ini pun dipilih dan dipilah, yang sekiranya terdapat hal yang perlu dikoreksi dan ambigu disisihkan dan mutiara yang terdapat di dalamnya diambil dan dibersihkan. Mutiara-mutiara indah yang mengandung ilmu-ilmu dasar dalam agama Islam maupun akhlak-akhlak dalam kehidupan itu dikumpulkan menjadi suatu kitab yang indah berjudul “Minhajjul Qashidin”.

Kemudian kitab Minhajjul Qashidin ini dirangkum dan disyarah lagi oleh ulama besar Ahlussunah bernama Ibnu Qudammah rahimahullah ta’ala dengan judul “Mukhtasar Minhajjil Qashidin”. Kitab Mukhtasar Minhajjil Qashidin ini telah banyak digandakan dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia, akan tetapi tidak demikian dengan kitab induknya. Kitab Minhajjul Qashidin yang merupakan kitab induk dari Mukhtasarnya, kurang mendapat perhatian khusus, hingga manuskripnya pun hilang dan tidak diketemukan hingga saat ini. Allahu a’lam.

Kitab berjudul Mukhtasar Minhajjil Qashidin karya Ibnu Qudamah ini sangatlah bagus bila dipelajari. Di Indonesia, kitab ini telah diterjemahkan dengan judul “Agar Orang Biasa Bisa Masuk Syurga”, diterbitkan oleh Indiva Putaka dengan penerjemah Abdul Majid, Lc. Kitab ini memiliki Empat Bab, yang masing-masing bab terdiri atas beberapa pasal dan masing-masing pasal merinci hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah dasar-dasar agama dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Bab Pertama membahas mengenai permasalahan dalam ibadah; Bab Kedua membahas mengenai permasalahan adat kebiasaan sehari-hari; Bab Ketiga membahas mengenai hal-hal yang merusak; dan Pasal Keempat membahas tentang hal-hal yang menyelamatkan.

Kelebihan kitab ini adalah pembahasannya yang terperinci, mendasar dan mudah dipahami. Setiap orang yang ingin memperdalam pengetahuannya tentang Islam bisa merujuk kitab ini untuk membuka wasasan dan memotivasi diri untuk lebih baik dalah kehidupannya, karena kitab ini mudah dimengerti dan mudah pula untuk dipahami maknanya. Ditambah lagi perincian-perincian yang detail dan jelas memudahkan pembaca untuk mengklasifikasikan mana yang termasuk ibadah, muamalat dan adab sehari-hari dan bagaimana Islam mengaturnya. Kitab ini juga ditunjang dengan ayat-ayat Al-Qu’an dan penjelasan ringkasnya juga hadist-hadist dengan sanadnya dan penjelasannya, sehingga kita mengetahui bahwa hadist itu bisa dijadikan hujjah (hadist yang dapat dijadikan hujjah adalah hadist yang sahih/benar dan sharih/jelas atau minimal hasan/baik). Selain itu kitab ini ditunjang dengan kisah-kisah yang indah, kisah yang menggambarkan hubungan antara pemerintah dengan ulama maupun pemerintah dengan rakyatnya.

Akan tetapi kisah-kisah dalam kitab ini merupakan kisah yang terjadi pada masa Imam Ghazali atau pada Masa Ibnu Qudamah itu sendiri, sehingga beberapa kisah yang dituliskan kurang relevan bila diterapkan saat ini. Sebagai contoh adalah bagaimana cara mendidik anak dan memperlakukan orang-orang yang kurang taat pada agama. Bila kita perinci, kondisi anak jaman sekarang dengan jaman dahulu telah berbeda, begitupula dengan kondisi masyarakat pada masa lalu dengan saat ini jelas berbeda. Buku ini telah dibahas pada forum kajian Mulazammah pagi di Kota Malang dan juga kajian-kajian kitab lainnya bebrapa tempat di Indonesia. Buku ini sangat bagus sebagai referensi untuk menambah iman dan wawasan kita terhadap ajaran Islam yang sejuk dan rahmatalil ‘alamin. Allahu a’lam.

@nd.

Ditulis di Malang, 1 Muharram 1423 H / 7 Desember 2010
Ref:
1.http://shirotholmustaqim.wordpress.com/2010/05/20/ihya-ulumuddin-dalam-pandangan-ulama/


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah