KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Selasa, 01 Februari 2011

SEPUTAR KEHIDUPAN SOSIAL SEMUT


SEPUTAR KEHIDUPAN SOSIAL SEMUT


Maurice Maeterlinck (pakar Insecta) yang meneliti tentang kehidupan semut menyatakan:
“Ketika semut mendapati semut lain yang datang untuk menyerang, pertama-tama semut yang diserang mengendus lambung semut ini. Jika penyerang ini kenyang, perang bisa dimulai. Dan bila tidak, ia memberikan makanan dari kantongnya agar semut penyerang itu makan hingga kenyang dan semut ini yakin musuhnya benar-benar sudah kenyang. Lantas ia baru bertempur dengannya. Tujuannya ialah agar ia dan musuhnya dalam kondisi sama sehingga makanan bukan menjadi alasan dalam menilai kemenangan atau kekalahan. Selain itu bila semut mampu membunuh musuhnya, ia yakin musuh itu mati dalam kondisi kenyang. Atau bila tak sanggup mengalahkannya dan lari, maka ia bisa melarikan dirinya dengan energi yang cukup”.

Diantara kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ilmiahnya dalam masalah ini adalah, bahwa semut tak pernah menanyai semut lain yang ia temui, baik kawan atau lawan apakah ia kenyang atau lapar, pasalnya bisa jadi pertanyaan ini membuatnya tak enak. Dan boleh jadi semut itu malu, sehingga tak mau mengungkapkan kondisi sebenarnya. Oleh sebab itu semut berinisiatif mendeteksi lambung kawannya atau musuhnya untuk mengetahui tingkat laparnya. Ini dilakukan dengan sungut, sehingga semut dapat merasa, mencium, melihat dan memastikan dengan yakin keadaan semut yang ada di depannya.

Ilmuwan Auguste Forel mengatakan, “Ketika semut mengeluarkan makanan dari kantongnya untuk semut semut lain, nampak perasaan suka cita pada dirinya dan ia merasakan kenikmatan yang lebih besar dibanding yang dirasakan semut penerima.”

Dikutip dari:
Kitab berjudul, “Ketika Alam Bertasbih”. Karya: Dr. Musa al-Khathib, diterjemahkan oleh Arif Munandar, LC. Diterbitkan oleh Pustaka Kiswah Media: Solo, tahun 2010.

Subhanallah, banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita renungkan dari kehidupan sosial semut dan akhlak mereka yang telah ditetapkan Allah atas mereka!
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah