MEMBANGUN KIPRAH KAUM MUSLIMIN
DALAM BIDANG PEREKONOMIAN
Judul Buku : Langkah Emas Pengusaha Muslim
Pengarang : Zainal Abidin Bin Syamsudin, dkk
Penerbit : Rumah Penerbit Al-Manar
Cetakan Tahun : 2010
Tebal Buku : 310 Halaman
Harga : Rp 60.000/Buku
Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Tinggi atas segala apa yang ada di alam semesta. Semoga Shalawat serta salam tetap tercurah kepada UtusanNya, beserta keluarganya dan para sahabatnya serta ummatnya hingga akhir zamman. Amma ba’d.
Kaum Muslimin merupakan kaum terbaik yang diturunkan di dunia, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (Ali-Imran:110). Maka seharusnyalah kaum muslimin memiliki kekuatan dan kemampuan dalam berbagai bidang kehidupan. Kekuatan dan kemampuan ini pun ditujukan bukan untuk kenikmatan dunia yang sesaat belaka namun lebih diutamakan untuk kebaikan akherat, maka dari itu kekuatan dan kemampuan yang dimiliki Kaum Muslimin haruslah dipoles dengan kebaikan-kebaikan yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Sudah menjadi kewajiban seorang Muslim untuk dapat mengabdi kepada Allah Ta’ala dalam menjalankan berbagai aktivitas perekonomiannya, dalam berbagai aktivitas untuk menyambung hidupnya dan berbagai aktivitas dalam perdagangannya, pertaniannya, perkebunannya, serta usaha-usaha yang lainnya. Tanpa pengabdian kepada Allah Ta’ala aktivitas untuk memperoleh keuntungan atau nafkah sangatlah riskan dan hanya menuai kerugian belaka. Bukankah dahulu sebelum menjadi Nabi dan Rasul, Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga seorang pengusaha yang sangat sukses? Kita telah banyak membaca sejarah Nabawiyah yang menyatakan, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menjadi seorang penggembala dengan mendapatkan upah, seorang pedagang yang sangat sukses, hingga akhirnya beliau menikah dengan Ibunda Khadijah Radhiyallahu ‘anha dengan membayar mahar yang sangat besar. Beliau mengakhiri karir di bidang bisnisnya setelah Allah Ta’ala memerintahkannya berdakwah, karena dakwah memerlukan konsentrasi yang tinggi dan dengan berbagai alasan yang sangat urgen. Selain itu bukankah Nabi-Nabi ‘Alaihimusallam juga merupakan para pengusaha, sebagaimana Nabi Daud adalah tukang pande besi, Nabi Isa adalah tukang kayu, serta Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah menyatakan bahwa para nabi pernah menggembalakan kambing, bukankah itu suatu usaha untuk mencari penghasilan dengan cara yang halal. Para Nabi dan Rasul, adalah utusan Allah yang mereka juga berusaha menjemput rizki dengan berusaha, bukan dengan meminta-minta.
Fenomena saat ini menunjukkan bahwa sebagian besar manusia telah menjalankan aktivitas perekonomian dengan tidak fair. Berbagai kecurangan timbul dalam kancah permainan perdagangan, ahli-ahli pemasaran sudah pandai berbohong dan menipu konsumen dengan alasan teori pemasarannya yang meraup keuntungan, padahal mereka tidak mendapat untung kecuali hanya di dunia saja. Belum lagi praktik riba yang bergulir dimana-mana, tangan-tangan guritanya yang banyak dan mencengkeram seakan-akan tak bisa lepas dari kehidupan sosial politik serta perekonomian maupun perbankan dunia, sehingga banyak sektor perekonomian yang diwarnai riba hingga akhirnya badai perekonomian terus-menerus menerpa tak henti-hentinya. Padahal menurut teori ekonomi modern, badai perekonomian timbul sesaat dan mudah hilangnya, namun pada kenyataannya krisis terus menerus menerpa dengan berbagai bentuknya. Sayangnya, praktik penipuan, praktik penggelapan dan praktik riba banyak juga dilakukan oleh Kaum Muslimin. Terutama di Indonesia yang mayoritas Muslim, kelompok minoritas sertingkali menuduh dan menunjukkan jari mereka terhadap Kaum Muslimin tatkala ada unsur ketidak nyamanan dalam perekonomian mereka, seringkali mereka membanding-bandingkan profesionalisme orang-orang Eropa dan Amerika, bahkan Cina dan India yang notabene adalah negara mayoritas Ahli Kitab bahkan negara mayoritas Musyrik.
Maka timbul keinginan dari Ustad Zainal Abidin bin Syamsudin, LC bersama dengan Ustad Fadil Fuad Basymeleh untuk menuliskan bagaimana langkah-langkah yang seharusnya ditempuh Kaum Muslimin terutama bagi para pengusaha dan calon-calon pengusaha Muslim untuk berkiprah di kancah perekonomian dan perdagangannya. Mereka menuliskan panduan praktis disertai tuntunan yang bersifat ruhani untuk membangkitkan semangat juang dalam berwirausaha bagi Kaum Muslimin. Buku yang indah dan menarik untuk dibaca oleh semua kalangan umum, bukan hanya mahasiswa ekonomi beserta dosen dan alumninya saja, bukan hanya wirausahawan dengan modalnya yang besar saja, juga bukan pakar ekonomi dan perdagangan yang bernaung di Kementerian Keuangan saja, namum buku ini memang ditujukan bagi semua Kaum Muslimin yang ingin bangkit dan maju dalam aktivitas mencari maisyah (penghasilan) untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akherat. Bagi para pemuda, sangat dimungkinkan buku ini merupakan tuntunan untuk melecut semangat dalam mencari maisyah yang lebih barakah, dan siapa tahu Allah pun menakdirkan dari hasil yang barakah ini akan bisa menjemput Aisyah, Wallahu a’lam.
Buku berjudul “LANGKAH EMAS PENGUSAHA MUSLIM”, merupakan buku yang praktis dan nyaman dibaca, dirangkai dengan kata-kata yang indah berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pada bagian awal buku ini menyatakan pendapat penulis buku tentang sebab-sebab terjadinya prahara perekonomian dunia, pada bab awal ini diterangkan secara umum dan luas mengapa krisis ekonomi dunia yang berkepanjangan ini bisa terus melanda manusia, paparan ini sangat cocok untuk menambah wasasan perekonomian dunia bagi Kaum Muslimin. Kemudian dilanjutkan dengan rahasia-rahasia sukses menjadi pengusaha Muslim yang baik serta gambaran akhlak Pengusaha Muslim yang seharusnya dimiliki. Pada bagian akhir, penulis buku juga menggambarkan hal-hal yang menghambat seseorang untuk menjadi Pengusaha Muslim yang baik dan handal serta dilanjutkan dengan motivasi-motivasi yang sangat indah dan penuh gairah untuk menambah semangat dalam berkiprah di bidang perdagangan serta perekonomian.
Secara umum bahasa yang dipaparkan dalam buku ini sederhana, akan tetapi ada beberapa kalimat yang multitafsir. Selain itu di beberapa halaman terdapat kata-kata istilah yang masyarakat umum mungkin kurang dapat memahaminya, walaupun sudah diberi catatan kaki, namun makna perekonomian itu sedikit berat untuk dapat dicerna secara instan bagi orang awam. Dalam buku ini juga ada beberapa bagian permasalahan yang diulang-ulang, mungkin maksud penulis agar para pembaca lebih memahami bahwa permasalahan itu bersifat mendesak dan perlu diperhatikan, namun bisa jadi beberapa orang bosan dalam membaca pengulangan-pengulangan yang ada. Walaupun demikian, buku ini tersimpan buliran mutiara-mutiara yang sangat fantastis untuk melecut Kaum Muslimin terutama para pemuda agar berlomba-lomba dalam berusaha dan berkarya. Penulis buku ini menekankan bahwa, urusan Kaum Muslimin bukan hanya urusan akherat belaka, namun dunia pun juga penting untuk diperhatikan, akan tetapi urusan dunia untuk tujuan akherat serta kesejahteraan bersama dan bukan urusan dunia hanya semata-mata mencari uang yang banyak saja.
Semoga resensi buku yang sangat indah dan menarik ini dapat menjadi referensi yang bagus bagi para pembaca untuk meningkatkan skill baik materiil maupun spirituil dalam memicu semangat kewirausahaan yang saat ini dan khususnya di negara Indonesia ini sangat diperlukan dan dibutuhkan. Mengingat sempitnya lapangan pekerjaan telah mencetak generasi-generasi muda yang rela berdesak-desakan hingga pingsan untuk mencari kerja. Mereka rela bermain curang bahkan rela meninggalkan shalat mereka untuk sekedar mencari sesuap nasi di perusahaan maupun perkantoran, baik sektor negeri maupun sektor swasta. Maka diperlukan pengusaha-pengusaha muslim yang handal di negeri ini guna membangun lapangan kerja yang bernuansa Islami, jauh dari praktik kecurangan, penipuan, KKN, unsur riba dan jauh pula dari unsur-unsur kesyrikan dan kemusyrikan. Apabila memang hal ini benar-benar telah dapat diterapkan, insya Allah kemakmuran negeri ini atau bahkan bisa pada kemakmuran kawasan atau bahkan bisa kemakmuran dunia bisa diwujudkan, sehingga perekonomian orang-orang kafir dan fajir yang telah menjadi virus dan jamur mematikan perekonomian bisa segera hengkang dari dunia ini. Amin.
Malang, 22 Dzulhijjah 1431 / 28 November 2010
@nd
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah