Surat Cinta Ustad Abdullah Sholeh Hadrami untuk Umat
Kami hanya ingin supaya kita semua bersikap adil, sportif dan obyektif. Hindari fitnah keji, bohong dan palsu.
Kita harus jujur, tidak ada kelompok atau golongan yg sempurna, benar semua 100 persen.
Juga, tidak ada kelompok yg salah semua 100 persen.
Salafy
 itu indah, baik dan sempurna krn mengikuti Al-Qur'an dan  As-Sunnah 
sesuai pemahaman Salaf As-Sholeh [tiga generasi pertama ummat  Islam]. 
Hanya sj, ada oknum yg kurang bijak cara dakwahnya, walau yg  
disampaikannya adalah benar.
Ulah oknum semacam ini juga ada dalam semua kelompok dn golongan yg mencemarkan nama baik kelompok atau golongan tersebut.
Karena
 itu, kita tidak boleh menggeneralisir dengan menyalahkan  semuanya 
padahal tdk semuanya spt itu, bahkan banyak yg tdk setuju dg  kesalahan 
spt itu. Maksudnya, kesalahan dlm cara dakwah dn cara  penyampaian.
Berkaitan
 dengan status diatas, sungguh sangat  memalukan ketika kita menghujat 
pihak tertentu tapi ternyata kita selalu  meminta bantuan dan bahkan 
menikmati banyak fasilitas hasil bantuan  pihak yg sll kita hujat 
tersebut. Mohon maaf, ini bukanlah sifat seorang  KSATRIA!!!
Keprihatinan.. Krisis Akhlakul Karimah Dalam Berdakwah..
Islam
 adalah agama yang sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah,  bahkan 
ada sabda Nabi yang sangat terkenal dan telah dihapal oleh  semuanya 
bahwasanya Beliau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi  Wa 
Sallam diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Tapi
 realita yang ada berbicara lain. Justeru para pengemban agama  adalah 
merupakan yang paling sering melanggar sabda Nabi tersebut dengan  
menghujat, menfitnah dan menjatuhkan siapa saja yang dianggap diluar  
golongannya dengan cara-cara yang tidak ilmiyah dan terkesan  
memprovokasi ummat.
Berbeda pendapat itu biasa dan wajar  
asalkan tetap dalam koridor yang masih bisa ditolerir [Ahlus Sunnah Wal 
 Jama’ah] dan disampaikan dengan cara ilmiyyah, dewasa serta  
mengedepankan akhlakul karimah. Jangan marah dan emosi apalagi sampai  
menuduh dengan tuduhan keji dan terkesan membuat fitnah.
Kami
  meyakini bahwa perbedaan pendapat itu ada dan kami ketika membicarakan
  permasalahan yang terjadi perbedaan pendapat di dalamnya selalu dengan
  cara-cara ilmiyyah, dewasa dan mengedepankan akhlakul karimah serta  
menghindari kata-kata kasar, menghujat dan memprovokasi. Realita telah  
membuktikan hal ini dan semua rekaman masih tersimpan dengan baik.
Bukan
 berarti menyampaikan perbedaan itu tidak boleh. Silahkan saja  
menyampaikan perbedaan, hanya saja caranya yang ilmiyyah, bijak dan  
arif.
Kami ingin agar supaya ummat ini tidak hanya 
mendengar  satu pendapat saja, akan tetapi mereka juga tahu pendapat 
yang lain  sebagai tambahan ilmu dan pertimbangan. Bukankah di dalam 
agama Islam  kita diwajibkan mencari ilmu sebanyak-banyaknya agar supaya
 beribadah  kepada Allah dengan benar dan baik karena berdasarkan ilmu 
dan bukan  hanya ikut-ikutan saja apalagi sampai fanatik buta.
Sekarang
  ini sudah saatnya bagi ummat Islam untuk lebih terbuka lagi dalam  
mencari ilmu agama tanpa fanatik kepada golongan atau guru tertentu  
karena ummat sudah semakin dewasa dan sarana informasi telah berkembang 
 pesat sehingga tidak ada alasan lagi bagi ummat Islam untuk mengatakan 
 “tidak tahu”, akan tetapi yang lebih tepat adalah “tidak mau tahu”.
Karena
 itulah, melalui tulisan yang singkat ini kami ingin menyampaikan  suara
 hati kami yang merupakan keprihatinan kami terhadap realita yang  ada. 
Kami berharap kedepan nanti kita [terutama para ustadz, kiayi dan  
tokoh-tokoh agama] lebih waspada dalam menyikapi perbedaan pendapat  
dengan mengedepankan akhlakul karimah, kejujuran, kedewasaan dan sikap  
arif serta bijaksana.
Sekali lagi, perbedaan itu ada, 
tinggal  bagaimana kita menyikapinya. Seseorang tidak mungkin bisa 
memaksa orang  lain untuk mengikutinya apalagi sesuatu yang berkaitan 
dengan keyakinan.  Keyakinan itu tidak bisa dipaksakan.
Kami
 menyarankan kepada  semua pihak untuk lebih waspada lagi dalam 
mengutarakan perbedaan  pendapat dan ketika membantah pihak lain. 
Sebelum membantah sebuah  pendapat, tulisan atau sebuah ceramah 
hendaklah disimak dulu isi  pendapat, tulisan atau ceramah yang akan 
dibantah dengan seksama, teliti  dan jeli dari awal sampai akhir 
sehingga memahami permasalahannya  dengan pasti.
Jangan 
sekali-kali membantah sebuah pendapat,  tulisan atau ceramah hanya 
karena mendapat informasi dari orang lain,  karena ini adalah sumber 
fitnah yang sebenarnya. Seseorang ketika  menyampaikan informasi kepada 
orang lain tentang sebuah ceramah, tulisan  atau pendapat itu biasanya 
tidak terlepas dari ditambahi, dikurangi,  dipelintir dan dipolitisir 
atau tidak lengkap dan tidak obyektif lagi,  apalagi jika si penyampai 
menyampaikannya dengan emosional dan antipati  tentu lebih runyam.
Inti
 dari semua ini adalah keikhlasan.  Ikhlas dalam menjelaskan suatu 
permasalahan dengan niat supaya ummat  beribadah kepada Allah dengan 
benar dan baik sesuai tuntunan Nabi  Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa 
‘Ala Alihi Wa Sallam dan para Sahabat  Beliau Radhiyallahu ‘Anhum. 
Berdakwah mengajak manusia kepada Allah dan  RasulNya agar selamat di 
dunia dan di akhirat. Bukan mengajak manusia  kepada dirinya, 
kelompoknya, golongannya atau kepentingannya. Allah Maha  Tahu niat kita
 semua.
Mari
 belajar ikhlas dan berlapangdada  dalam menyikapi perbedaan pendapat 
[selama masih dalam koridor Ahlus  Sunnah Wal Jama’ah], saling 
menghormati, menghindari menfitnah dan  memprovokasi karena kita semua 
adalah bersaudara dan semoga kita semua  pada akhirnya sama-sama masuk 
surga, Jannatul Firdaus, amiin ya Mujiibas  saa’iliin…
Pada akhirnya, marilah kita renungkan firman Allah berikut ini:
يَا
 أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ  
بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا  
تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
  اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang 
beriman  hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan 
(kebenaran)  karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah 
sekali-kali  kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk 
berlaku tidak  adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
 takwa. Dan  bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha 
Mengetahui apa yang  kamu kerjakan.
[QS. Al-Maa'idah: 8]
Shalawat
 dan salam  Allah selalu tercurah kpd kekasih hati, Rasulullah Muhammad,
 keluarga,  sahabat dan pengikut yang setia sampai hari kiamat.
Dariku yang selalu mencintaimu dan menginginkan kebaikan untukmu;
Abdullah Sholeh Hadrami
Malang,
14 Muharram 1433
10 Desember 2011
  Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan 
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
 

4 komentar:
akhi... ini bener surat dari Ustad Hadrami.. kok menurut saya ada yang ganjil....
Maaf, yang ganjil yang mana ya akh?
maaf mau tanya, ustad abdulloh soleh hadrami apa bukan pengikut ahlussunah waljamaah/Nahdhlatul ulama ??
Beliau adalah ahulusunnah wal jamaa'ah. Dan ahlusunnah wal jamaa'ah artinya adalah Jamaa'ah yang mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. Jadi tidak bisa dikaitkan antara ahlusunnah wal jamaa'ah dengan NU, Muhammadiyyah, Persis, Salafiyyah.
Semuanya, yang mengikuti Sunnah Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dengan merujuk para Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabii'in adalah ahlusunnah wal jamaa'ah.
Bila Anda berasal dari Kota Malang, silahkan sering dengar Radio Dakwah Islamiyah 100,5 FM. Bila Anda di luar kota atau luar negeri silahkan streaming di www.kajianislam.net / hatibening.com. dan dengarkan bagaimana metode dakwah beliau.
Tabbayun sangat diperlukan dalam Islam
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah