PERMASALAHAN NIAT
Segala Puji Bagi Allah, semoga shalawat serta salam tetap terlimpah kepada Rasulullah beserta keluarganya, para sahabatnya, serta ummatnya yang setia dan berupaya mengikuti sunnahnya dengan benar hingga akhir zamman. Amma ba’d.Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam harinya sebelum fajar tiba, maka tidak ada puasa baginya” (HR. Ahmad dan ash-Habus Sunan).
Hadist di atas menjelaskan pentingnya niat dalam melakukan sesuatu. Dimana niat juga diperintah untuk aktifitas yang lain, dan dalam pembahasan di sini adalah berpuasa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa sesungguhnya amalan itu tergantung kepada niatnya.
Akan tetapi bila kita lihat konteks hadist di atas, adalah berkaitan dengan puasa wajib Ramadhan. Apabila seseorang tidak memiliki niat berpuasa pada malam harinya, maka tidak ada puasa baginya. Artinya puasanya tidak dibarengi niat yang kuat, sehingga hal ini akan menyebabkan seseorang itu seakan-akan tidak berpuasa karena tidak ada tekad, dan tekad itu terangkum dalam niat.
Akan tetapi ada riwayat yang lain menyatakan, bahwa tatkala pagi hari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘anha, “apakah ada makanan?”, dan bila Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘anha menjawab, “Tidak ada yaa Rasulullah”, maka Beliau bersabda, “Kalau begitu aku berpuasa”. Ini berkaitan dengan puasa sunnah. Sehingga ada penekanan dalam puasa wajib, yaitu berniat sebelum fajar, dan puasa sunnah tidak mesti ditekankan sebelum fajar. Allahu a’lam.
Adapun niat adalah cukup dilakukan dalam hati dan dilaksanakan syarat-syarat niat dengan penuh tekad. Sebagaimana tatkala puasa Ramadhan bahwa malam hari kita berniat puasa, maka sebelum tidur kita tekadkan untuk bangun dalam rangka sahur dengan melakukan upaya (bila jaman sekarang) dengan menyetel alarm agar tidak terlambat bangun dan bisa sahur, mempersiapkan hidangan untuk diolah esok hari dan sebagainya. Sehingga niat tidak perlu diucapkan melalui lisan sebagaimana kebanyakan manusia. Mereka serting mengucapkan niat, padahal mereka pun dalam berpuasa terkesan ogah-ogahan.
Walau Imam Asy-Syafi’I dalam kitabnya juga ada yang menyebutkan melisankan niat, akan tetapi mayoritas ulama tidak menyebutkan hal itu. Bahkan yang ada justru keheranan mereka tatkala dilisankan. Tidak mungkin manusia melakukan sesuatu tanpa niat kecuali orang yang akalnya telah dicabut oleh Allah, na’udzubillah. Maka, orang sehat tentu ia memiliki niat sebelum berbuat. Allahu a’lam
Malang, 8 Ramadhan 1432 (8 Agustus 2011)
@nd.
Bersambung, Insya Allah
Format PDF dapat didownload gratis di alamat:
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah