KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Senin, 15 November 2010

PERJUANGAN DI TANAH BATAVIA (Bagian III)

Tidur pulas, itulah yang dapat aku gambarkan sesaat setelah rasa capek bener-bener menyerangku. Panas, tapi kipas angin yang terus berputar sedikit menyejukkan hawa panas Jakarta. Mimpi apa saat itu udah gak ingat lagi, semoga mimpinya baik dan merupakan mimpi yang akan berbuah kenyataan...Amin

Esoknya setelah shalat subuh, Jakarta masih gelap gulita. Mau jalan-jalan gak tahu arah, mau ngobrol siapa yang dajak ngobrol...masih tidur semua. Akhirnya, yah tidur lagi laah, sekitar jam 6.30 diriku bangun. Rencana temennya ayah yang kemaren datang berencana mengajakku jalan-jalan mengelilingi sebagian Jakarta.Asyiiik, bisa tahu Jakarta, itu pikirku. Maklum, anak desa yang sempet dibesarkan di kota kecil seperti Malang, tak pernah tahu gedung pencakar langit kecuali di tipi-tipi. Belum lagi rasa penasaran pada Monas, Istana, Gedung2 pemerintahan dan laen-laen. Penginnya sih naek ke atas atap Monas, tapi gak bisa kliatannya hahay...(ndeso mode on). Aku pun turun dari lantai dua tempat kamarku berada, tolah-toleh cari bapak kos. Ternyata di depan Ibu Kos sedang bersantai ria, aku tanyakan, "Bapak dimana Bu?" "Ow, Bapak di sebelah, melihat latihan karate yang baru digelar hari ini". Aku pun pergi ke sebelah kosan, ternyata ada Balai Kegiatan Warga dengan papan nama bertuliskan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Wah aktivitas kewargaan di Jakarta cukup aktif juga.

Yah, akhirnya temen ayah pun menepati janjinya. Tepat sebelum jam 07.00 a.m beliau datang dengan sepeda motor dan mengajakku jalan-jalan. Muter-muter Jakarta dengan tujuan utama melihat dan mensurvey tempat tes. Ah, akhirnya diajak ke wilayah Rutan Kayu, di situ ada Soto Madura, memang yang jual dari Madura (aku sempet kagum dengan suku ini, dimana-mana ada..hehe suku Jawa Juga ternyata). Bahasa-bahasa Madura pun muncul dari mulut-mulut mereka, aku ngerti dikit-dikit sih, kan dulu pernah penelitian plus KKn di sana, cukup lama juga, sehingga tahu sedikit dengan bahasa ini. Enak sotonya, nikmat Allah yang sempat kami rasakan, Alhamdulillah. Kebiasaan orang jualan makanan berkuah di sana adalah nasi dengan kuah plus lauk pauknya dipisahkan. Enak, sehingga kita bisa mengatur tingkat banyaknya cairan sedap yang kita masukkan ke dalamnya. Hari kedua ini tak cukup istimewa bagiku, karena tiada perjuangan yang berarti, tapi cukup menentukan, karena di hari kedua ini aku niatkan diri untuk berikhtiar untuk esoknya.

Namun, yang menarik adalah. Tatkala selesai shalat Ashar, saya pengin banget jalan-jalan, sekedar melihat-lihat gimana sih plasa di Jakarta. Yang paling deket dan satu jalur busway dengan tempat kosku adalah Blok M. Wah ternyata plasa yo ngunu iku, penuh dengan suasana hedonisme dan barang-barang mewah. Aku sempet ketemu dengan temen-temenku SMA dan juga kuliah. Akhirnya aku pengin banget kuliner di sana. Ah aku menemukan Nasi Goreng Gila. Aku sebenernya ndak sreg sama namanya. Tapi itulah promosi melalui merk. Yah ternyata yang jual cukup paham juga dengan ilmu manajemen pemasaran, nama itu membuatku "penasaran", hahaha. Apa sih yang gila?? aku pun memesan satu piring. Yah semoga tidak mahal-mahal amat, letaknya memang di pinggiran plasa tepi jalan. Yah warung kaki lima gitu lah, so mungkin ya gak mahal, tapi ruuuameee subhanallah.

Makanan dihidangkan...akhirnya. Waaah, nasi goreng dengan rasa pedas, nasinya menggunung...tak hanya itu ada spaghetinya, ada basonya, ada dagingnya, ada sosisnya. Jreng...!!! di Malang mah gitu itu sekitar 15 sampek 20 ribu rupiah, palagi di Jakarta. Wedew, ah..gak papa sekali-kali. Benernya ada juga baso kaki lima bernama "Bakso Arema", tapi sayang...tutup. Setelah selesai makan dan alhamdulillah, kenyang aku pun membayar. He?!?!?! berapa harganya, hanya 10 ribu rupiah. Alhamdulillah bisa sedikit menghemat...kenyang lagi...malam tak usah makan udah ditabung sorenya...hehe (konsep menabung makanan dalam perut bagi musafir).

Tibalah hari tes tiba. Aku sudah dijemput jam enam, tapi yang jemput bilang...masih jam enam, nanti saja jam setengah tujuh. Wah ndak macetkah?!?! yah ga apalah, masih pagi.Yah, bener kita berangkat jam 06.30 masih lengang Jakarta...lho katanya macet. Ya itu sekitar jam 08.00...jam segitu mah masih ngopi para buruh, masih baru bangun para bos, dan beberapa masih maem dan membuang hajatnya...xixixi. Sepeda motor meluncur dengan cepatnya menuju arah tes. Lha, ternyata sekitar ratusan orang udah menunggu di luar Hall Basket Senayan...wedew,subhanallah...sebanyak inikah?!!?! Tak apalah, perang badar juga sedikit banding banyak. Hanya Allah tempat bersandar, yang penting udah berdoa dan berusaha....

Akhirnya tepat jam 08.00 kami memasuki ruang Hall. Besar banget, subhanallah aku ditempatkan di tribun atas. Sehingga bisa melihat pasukan yang akan bertempur dengan soal-soal kenegaraan yang akan digelar dalam persaingan seleksi CPNS BNPB. Subhanallah, Masya Allah laa quwwata ila billah, buuuanyaaak bangets. Maklum baru kali ini dan tahun ini aku ikut tes CPNS dengan mengerjakan soal di tribun Hall Kawasan Stadion Senayan. Ah, aku serahkan semuanya pada Allah, walo aku sangat mengharaaaaaap banget tahun ini bisa CPNS-an sehingga bisa berkonsentrasi dengan yang lainnya. Its, tentu saja..."MENIKAH" hehe, dengan siapa Allahu a'lam, so itu perlu perencanaan dan konsentrasi sendiri. Apalagi setelah mendapatkan ujian berat selama hampir setahun ini. Aku memilih anak yang tidak tepat dari kalangan keluarga yang tidak tepat juga. Aku juga sempet membicarakan rencana dengan siapa aku pengin menikah, tapi...ah, step..by step. Aku yakin Allah kan mengabulkan doaku, serahkan saja semua padaNya masalah dengan sapa, aku tak ingin memikirkan lebih lanjut lagi, takut down untuk kesekian kalinya. Kembali ke masalah Tes. Soal pun dibagi...beberapa menit kemudian ujian pun dimulai. Soal-soal kenegaraan mulai membuatku mengerut dahi...hehe. Aku pikir jam 11.00 ato jam 12.00 udah selessai. Sehingga bisa mampir Istiqlal dan maen-maen ke Monas sebelum ke Bandara Soehat, yah alhamdulillah untuk pulangnya aku dibeliin tiket pesawat ma Ayahku. Waaah, tak pernah naek pesawat, ini nich pengalaman yang baru bagiku (ndeso.co.id). Hiii...ada perasaan takut juga. Astaghfirullah, tapi masih ada tes lanjutan, kami semua dipersilahkan untuk shalat dulu dan makan. Aku berpikiran, dijamak aja dech, susah cari masjid dan mushalla, jauh dan aku ndak bawa kendaraan pribadi. Al-Qhiswah yang biasa menemaniku bepergian jelas aku tinggal di istana di Kota Malang.

Akhirnya tes dimulai lagi dan selesai tepat jam 03.00 p.m. Waaah, tak jadi maen ke Monas (nyesel.co.id). Ah takapalah, ke Istiqlal aja untuk sholat. Akhirnya busway jadi sasaran, dari Senayan jalan jauuuh ke stasiun busway. Hingga depan istana aku teruskan saja, namun....mana istiqlal?? wew...Astaghfirullah, aku dilupakan. Sebenernya di pemberhentian deket istana kenegaraan RI aku harus turun dan jalan ke arah Istiqlal. Wah ini mah udah jauuuh. Akhirnya aku turun di tempat yang salah. Waktu menunjukkan pukul 04.00 p.m. Aduh nutut gak ya sampek Tangerang Banten (Bandara Soekarno-Hatta). Akhirnya aku inisiatif, cari pom bensin...ah jauh. Cari plasa ja dah, di depan ada gedung pencakar langit berupa plasa. Oya, saat itu aku memakai hem, celana panjang dengan tas jinjing mirip tasnya para Pak Dosen gitu. Aku masuk, tasku diperiksa...(weh, moga2 gak dikira teroris, biar ja). Tanda kurung itu ternyata tak beralasan, Jakarta Raya yang dahulu sangat ketat dengan pengamanannya terhadap teroris, kini kendur lagi. Mengapa, mungkin merasa teroris sudah banyak dimusnahkan dan udah banyak ditumbangkan, weleh..tumbang saat ini tapi kalau kendur lagi mereka lihai dalam memanfaatkan kesempatan. Kaum khawwarij yang terkendali oleh jaringan Yahudi itu sangat lihai...ah ndak mikir itu.

Kembali ke Plasa, aku tanyakan satpan dimana Mushollanya. Aku pikir kalau Musholla ada di lantai bawah tempat parkir (biasanya di Indonesia ini, mushola ditempatkan terpencil). Tapi satpam bilang, di atas mas, lantai lima deket tempat parkir. Weleh, lantai lima?!?!?! aku mau ke bandara nutut gak ini. Lantai lima di atas gedung pencakar langit, bagiku satu lantai seperti 5 lantai, balum lantai keima. Bener, aku naek eskalator gak nyampek-nyampek. Naik lift nunggu lama. AKhirnya sabarlah naek eskalatornya...sampai. Aku cepet2 an sholat dhuhur ma Ashar jamak khosor. Alhamdulillah kholas...

Aku buru2 turun naik lift aja deh. Tapi nunggu lift lamaa banget. Sabar, akhirnya turun juga. Nah, tantangan berikutnya adalah sabar dengan busway ke arah Blok M. Yang katanya ada kendaraan ke arah Tangerang, tapi apaaaa?? yah bus lah, bus apa. Entar aja tanyak orang Jekate...Sampek Blok M. Aku pun tanyak seseorang pemuda. Yah, mereka tak tahu, akhirnya aku tanya orang yang lainnya. Diberutahu kalau aku harus naek bus dengan nomor 69. Kemana?!?!?! ia tak jawab. Yaudahlah informasi yang bagus pikirku, jazaakallahu khoiro. Akhirnya aku naik.

Dalam bus aku usreeeg aja (tau usreg?? dalam bahasa Indonesia artinya duduk dengan tidak tenang karena gelisah, yah itulah yang mendekati). Aku pun tanyak, ini ke Tangerang...ini ke Tangerang, kenek bus sibuuuk aja cari penumpang, tapi penumpang yang udah ada gak diindahkan, weleh...itulah Indonesia Raya. Aku bingung dan tanyak ke Tangerang naek ini?!?! alhamdulillah ada ibu-ibu yang peduli. Ibu Cina dengan baek menanyaiku ke Tangerang mau kemana Mas? kujawab, "Ke Bandara Soehat Bu". Ibu itu tanyak dan tanyak lagi, aku jawab saja (dengan agak sedikit agak risih juga), tapi subhanallah aku seneng ada orang yang nanyak gitu di Jakarta Raya ini, itu udah bentuk kepedulian. Orang itu menjawab, "Adek kalau naek bus ini salah Dek, bus ini ndak sampai ke Tangerang, tapi Adek naek Damri aja. Di perempatan depan itu turun dek". Apa!?!?! salah tempat?!?!?! "Turun mana Bu, masih jauh?" "Yah agak jauh sedikit, sabar Dek, sabar". Alhamdulillah masih ada orang yang menyabarkanku, semoga Allah memberikan kebaikan dan hidayah yang besar bagi ibu itu. Amin.

"Flight naek apa Dek? jam berapa?" "Naek Lion Air Bu jam 07.15". "Oh masih ama, nutut, sabar ya" Ibu itu terus menjelaskan bagaimana diriku agar bisa naek Bus Damri ke arah Bandara. "Turun bandara mana Dek" "Juanda Bu, saya asal Malang, namun Sriwijaya yang ke arah Abdurrahman Shalih terakhir jam 12.00 siang dan saya selesai tes jam 15.00". Akhirnya ibu itu menujukkan tempat turun saya, dan ibu itu tersenyum. "Adek, harusnya tadi dari pemberhentian busway nyebrang aja, itu sudah Damri, kalau gini namanya muter Blog M" He?!?!. Yah muter Blok M, bayar 2 ribu....Masya Allah. Ternyata tempat turunku dengan bus Damri cukup jauuuah. Aku pun berlari-lari. Astaghfirullah, bus pertama udah berangkat. Tapi ada bus kedua yang masih kosong, alamat lama ini. Akhirnya aku lari..lari dan lari mendekatinya. Masya Allah, udah deket dengan bus, badanku rasanya lemeees banget, serasa tak punya daya. Mata langsung gelap gulita, wah ini berarti tanda-tanda mau pingsan karena dehidrasi. Ya aku dehidrasi, aku mau minum takut langsung pingsan. Yang aku pikir adalah, naek bus dulu, langsung duduk, kemudian minum. Ya Allah kuatkan aku, jangan sampai aku menjadi malu karena pingsan di pinggir jalan. Bisa2 masuk Metro TV ato paling gak TVRI nich...maluuu. Akhirnya, alhamdulillah aku pilih tempat paking depan, masih kosong. Bleg, aku duduk, tapi alhamdulillah masih sadar. Kemudian aku minum sebanyak-banyaknya dan menarik nafas dalam-dalam. Di dalam bus itu sejuk karena dilengkapi AC. Tapi, aduuuh, bener lama. Waktu menujukkan pukul 05.45 p.m. Nutut gak menanti selama ini?!?! Aku pun tak sabar, kulihat ada taksi yang nongkrong bersama supirnya. Akhirnya aku turun dan supir itu tahu maksudku. "TAksi Mas, mau kemana?" Aku mati kutu, biarin wes aku naek ini aja daripada ketinggalan kloter, biar mahal-mahal dikit, wong sudah mau pulang ke Malang aja kok. Ntar aja kalao ke Jakarta lagi, kita maen2 lagi. Semoga ntar kalau diterima dan bekerja di Jakarta, aku bisa deket dengan ustad-ustad yang lurus, dengan teman-teman kajian Salaf yang baek2.

Kembali ke Taxi. "Ke Bandara Pak". "Iya Dek taxi aja, ndak nutut kalau bus". "Berapa Pak?" "70 aja dah!". "He?!?! 70, heeemmmm...lima puluh deh Pak?". "Ndak nyampek Dek". "Enam puluh?", ku mencoba menawar "Ndak bisa dek trayeknya mahal. Ini udah paketan ndak pakek argo". "Yaudah Pak, berangkat". Ah biarin wez, semoga nyampek bandara tepat waktu. Alhamdulillah, sampek bandara jam 06.50, yah argo melebihi harga yang kutawar, supir bilang. Tamba ya Dek, ini sudah lebih dari label. Gimana sih orang, akadnya kan 70..huh, tapi biarin wes, aku iyakan aja...daripada ribet di Kota Besar.

Aku pun masuk bandara. Boarding Pass pun kulakukan. Masuk bayar 40 ribu. pengecekan dan scanner barang masuk. Tiga lapis pemeriksaan barang dalam tas, dan terakhir manusianya. Aku diraba2 gitu, ah dasar geli tau. Kemudian ia menemukan benda aneh yang ada dalam sakuku, peraba itu bilang, "Apa ini Mas, oh...parfum?" subhanallah, aku hanya mengangguk heran...kuq ngerti. Pake parfum juga kali orang yang meriksa ini. Akhirnya sampai ke tempat tunggu para penumpang. Ternyata ada pengumuman, pesawat delay sekitar satu jam lagi, karena baru sampai dan melalui tahap pemeriksaan. Yah, akhirnya kami para penumpang boleh masuk pesawat pukul 08.30 p.m WIB.

Dalam pesawat aku duduk di deket jendela. Wah, ternyata begini dalamnya pesawat (ndeso.com). Pesawat masuk landasan pacu. Lampu dimatikan, sabuk pengaman suruh dipasang, dan hape suruh dimatikan. Pesawat tiba-tiba melaju dengan kencang sekali di landasan pacu, dan flight.....wua...subhanallah Kota Jakarta dilihat dari atas!!! ternyata semua terlihat kecil. Gedung pencakar langit yang kita lihat sangat besar dan megah, dilihat dari angkasa raya sangatlah kecil dan bagai miniatur yang tak memiliki daya. Apalagi manusianya yang sangat kecil bagai semut mengitari berbagai fasilitas umum. Lantas....apanya yang perlu disombongkan oleh Manusia?!?!?! Subhanallah wallahu akbar!!!


Dalam perjalanan pesawat, ketenangan mulai terasa. Suara mesin pesawat menderu begitu kencangnya. Tiba-tiba pesawat berguncang dengan guncangan kecil yang makin membesar, diasmbut suara pramugari yang menginformasikan bahwa pesawat melalui cuaca yang kurang bersahabat. Lampu pesawat dimatikan dan hanya lampu-lampu kecil saja yang ada di dalamnya. Guncangan makin terasa dan perintah mengenakan sabuk pengaman pun diserukan. Semua penumpang yang tadinya penuh dengan obrolan dan canda, langsung diam terhenyak. Mungkin ada yang membaca dizikir dan berdoa. Orang yang sering menaiki pesawat saja mungkin banyak yang khawatir, apalagi aku yang baru saja merasakan.

Alhamdulillah, pukul 09.20 p.m WIB, informasi bahwa pesawat akan landing diberitahukan. Subhanallah, ada suatu ayat-ayat ALlah yang sangat menyentuh dan mengherankan. Bila kita merenungi, apakah ini yang dimaksud tanda-tanda kiamat?!?! bahwa Rasulullah Shalallahu wa 'alaihi wasallam menginformasikan bila nanti ada zamman yang waktu terasa sangaaaat cepat sekali. Bayangkan, aku menaiki bus dari Malang menuju Jakarta, hampir 20 jam, bahkan lebih namun.....apalah bila kita menaiki pesawat dan terbang bersamanya, berapa waktu yang kita tempuh??? 1 jam...iya hanya satu jam. Bayangkan perbandingannya 1:20. Suatu tingkat perbandingan yang sangat besar sekali. Allahu Akbar!!! Allahu Akbar....Allahu Akbar!!!

Bandara Juanda, itulah nama bandara internasional di Surabaya, dan akupun mendarat serta turun di banadar itu. Kemudian menaiki bus DAMRI hingga ke arah Terminal Purabaya (terkenal dengan terminal Bungurasih). Akhirnya, aku menaiki bus patas menuju terminal Arjosari Malang. Alhamdulillah, dua jam akhirnya sampai. Yah, jam 11.45 p.m WIB, akhirnya kami sampai di Terminal Arjosari, terminal yang aku sangat mengenalnya dan tak asing lagi. Aku ditawari naek ojek, malem-malem?? ah beresiko, naek mikrolet ja ah. Rencana memang aku biasa naik jalur AL, tapi apakan malam seperti ini masih berlanjut??aku mendatangi tempat parkir AL, gelap dan gelap. Ah mungkin tak beroperasi, aku sering melihat ADL jalan malem2. Yah, kuputuskan ADL. Yah, baru saja naik, AL meluncur...Takdir Allah memang tak pernah meleset dan penuh hikmah.

ADL gak jalan-jalan, capek dan ngantuk serta penat, tapi supir malah ngrokok dan seenaknya sendiri. Ayo lah jalan, pengin penuhin mobil sama penumpang??? ini malem Pak..
Alhamdulillah ayah telepon, mau gak dijemput...maumaumau...Alhamdulillah dijemput dan sampek rumah pukul 01.00 a.m WIB. Sangat capek itu yang kurasakan, segudang cerita ingin segera kuungkapkan. Yah inilah cerita itu, semoga saja bisa memberikan manfaat yang besar bagi pembaca sekalian. Ini masih Jakarta, belum New York yang penuh dengan absurdisme dan hedonisme. MAsya Allah, Laa quwwata illa billah.

Cukup Sekian. Alhamdulilllah, ashalatu wasallamu 'ala Rasulillah, Allahumma shali 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa sahabihi wa ummatihi ajma'in

09 Dzulhijjah 1431 H; 15 November 2010
@nd.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah