بسم
الله الرحمن الرحيم
Segala Puji hanya milik
Allah subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan banyak kebaikan kepada
para hamba-hambaNya dari kalangan Manusia dan Jin. Semoga shalawat serta salam
tetap terlimpahkan kepada UtusanNya, Muhammad ibn Abdillah beserta keluarganya,
para sahabatnya dan umatnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zamman.
Amma ba’d.
Ramadhan merupakan bulan
yang penuh rahmat dari Allah untuk para hamba yang beriman. Bulan yang
diturunkannya rahmat, ampunan dan kemenangan. Bulan diturunkannya Al-Qur’an
yang menjadi petunjuk bagi manusia, serta bulan kemenangan saat kaum Muslimin
berhadapan dengan kaum Kafir Quraisy pada perang Badar. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadar: 1). Malam
Lailatul Qadar dikenal dengan malam-malam utama yang lebih baik dari seribu
bulan pada Bulan Ramadhan[1]. Begitu juga dengan
kemenangan Kaum Muslimin pada perang Badar terjadi pada tanggal 17 Ramadhan[2].
Banyak pula pahala yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala pada Bulan
Ramadhan. Salah satunya adalah keutamaan puasa, dimana Allah telah berfirman
(artinya) “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(QS. Al-Baqarah: 183). Taqwa merupakan sebuah tingkatan yang tinggi
kedudukannya dalam Islam, orang yang bertakwa adalah orang yang menjalankan
perintah Allah dengan maksimal dan meninggalkan larangan-laranganNya secara
sempurna. Kedudukan ini merupakan kedudukan yang diraih tidak hanya dengan
duduk-duduk santai, akan tetapi dengan perjuangan yang serius untuk meraih
ridho Allah Ta’ala.
Juga keutamaan atas pahala di Bulan itu dan ampunan Allah Yang Maha Luas
yang diturunkan kepada para hambaNya di bulan itu. Sebuah riwayat menyatakan: Sahabat
yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya,
“Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian
berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka
di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam
(kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang
terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah
dihalangi (dari keutamaan yang agung)[3]”
Mengingat besarnya keutamaan ramadhan dan menimbang pahala yang dikandung
di dalamnya, maka Rasulullah mengutus umatnya untuk semangat dalam menyambut
Bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam sebagian hadits dinyatakan, “Mu’alla bin
al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama)
enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian
mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima
(amal-amal shaleh) yang mereka (kerjakan)[4]”
Dalam meraih pahala di Bulan Ramadhan bukan hanya dilakukan dengan
santai-santai saja, sementara untuk mengejar kenikmatan dunia harus
pontang-pantig dan banting tulang. Meraih pahala Ramadhan juga harus memiliki
usaha yang serius dengan merancang target kedepan atas apa yang ingin diraih,
apakah itu target sholat sunnahnya yang ditingkatkan, qiyamul lailnya, bacaan
Al-Qur’annya atau amalan sunnah yang lainnya. Menentukan target dan/atau
rencana kedepan merupakan sebuah motivasi dalam mengerjakan proyek besar
akherat di Bulan Ramadhan. Akan tetapi sayang, Bulan Ramadhan tahun ini penuh
dengan tantangan yang datang dari rancangan kegiatan orang-orang kafir. Paling
tida ada 2 (dua) tantangan yang menutupi cahaya Ramadhan di tahun ini, yaitu
Piala Dunia dan Pemilpres.
Piala Dunia telah banyak melalaikan manusia. Sport, khususnya pada
permainan sepak bola dirancang sedemikian rupa agar menjadi permainan yang
sangat menyenangkan. Permainan yang tadinya boleh menjadi haram hukumnya bila
di dalamnya dapat melalaikan hak-hak Allah. Seberapa banyak penggemar sepak
bola yang menerjang larangan-larangan Allah? Sebagaimana judi, melalaikan
sholat, atau minimal menghilangkan keutamaan sholat di malam hari dan/atau
kegiatan yang positif di siang hari. Sepak bola merupakan ajang olahraga yang
boleh pada asalnya, akan tetapi bila disejajarkan dengan jihad di jalan Allah,
maka ini adalah sesuatu yang berlebihan dan batil menurut pandangan Islam.
Pemilihan presiden perkaranya jauh lebih besar lagi. Ada banyak hal yang
sangat munkar terjadi dan menjangkiti para aktivis dakwah sekalipun. Mulai dari
berdebat, ghibah tanpa mereka sadari hingga fitnah yang mereka lontarkan secara
sengaja atau tidak. Edit foto wajah manusia yang berarti merubah-rubah ciptaan
Allah dalam gambarnya, padahal larangannya sudah tegas dan jelas.
Secara dhohir sudah jelas siapa yang layak menjadi presiden di Indonesia
bagi orang-orang yang memiliki panca indera dan akal, namun bagi mereka yang
memandang bahwa calon presiden yang layak adalah yang suka merakyat ala mereka
biarkanlah. Bagaimanapun kehidupan ini, kita berada di bawah ridho Allah. Kita
hanya mampu berikhtiar, selanjutnya kita pasrah kepada Allah tentang sesuatu
halnya.
Maka marilah kita bangkit dan berbenah diri di Bulan Ramadhan ini, jangan
sampai kita kehilangan moment Ramadhan dan keutamaan serta pahalanya hanya
karena kita mengurusi hal-hal yang menurut Allah tidak penting sama sekali.
Boleh jadi kita senang terhadap sesuatu, padahal Allah tidak menyukainya, namun
sebaliknya boleh jadi kita benci kepada sesuatu padahal Allah mencintainya.
Semoga kita dipertemukan dengan Bulan Ramadhan dengan penuh semangat dalam
meraih pahala dan keutamaannya. Semoga kita juga mendapat rahmat dan ampunan
dari Allah serta kita kembali menjadi bayi yang baru dilahirkan oleh ibu kita
tatkala keluar dari Ramadhan. Allahu a’lam.
Malang, 29 Sya’ban
1435 / 27 Juni 2014
ARNANDA AJI
SAPUTRA, SE., ME.
nB: Menyediakan kitab Islam, referensi Islam Indonesia maupun Asli (Arab), harga terjangkau dan murah. Kontak 085649509998 (SMS/Telp) / 088803504925 (Whatsapp/Viber) / 7674909C (BBM) a.n ARNANDA AJI SAPUTRA. Rekening Rek. Muamalat Cab. Malang, No. 711 001 8990 a.n. ARNANDA AJI SAPUTRA
[1]
Syafiyurrahman al-Mubarakhfurry. 1433/2012. Perjalanan Hidup Rasul yang Agung.
Terj: الرحق المحتم. Penerjemah: Hanif Yahya,
Lc, et. al. Darul Haq: Jakarta
[2]
Abu Munir Abdullah bin Muhammad
Utsman Adz-Dzamari. 1432/2011. Perang Badar Kubro. Terj: غزوة بدر الكبرى. Penerjemah: Ummu
Ammar bintu Abu Muhammad Idral Harits. El-Kautsar Media: Jakarta.
[3] HR Ahmad (2/385), an-Nasa’i (no.
2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab
“Tamaamul minnah” (hal. 395), karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain.
[4]Dinukil
oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174). Dalam: http://muslim.or.id/ramadhan/berbenah-diri-menyambut-bulan-ramadhan.html#_ftn7.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah