KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 09 November 2013

KONSPIRASI JAKARTA RAYA



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
KONSPIRASI JAKARTA RAYA
(Pembodohan Terstruktur Melalui Pencitraan Vigur Seorang Antek Zionis)

Segala Puji hanya milik Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa. Semoga shalawat serta salam tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sahabihi wa ummatihi ila yaumil akhirin. Dari Rasulullah agama Islam terpencar ke seluruh dunia, dan dari Islam-lah manusia selamat dari murka Allah, karena Islam merupakan jalanNya yang ditentukannya kepada para hamba. Amma ba’du.
Artikel ini bukanlah artikel ilmiah yang biasanya saya posting. Artikel ini hanyalah sebuah uneg-uneg hati saya yang kian sedih melihat orang-orang di negeri ini sudah terkena virus wahn. Kalau toh tidak mau dikatakan semuanya, ya sebagian besarnya. Sehingga gampang saja dari orang-orang di negeri ini yang kayak robot, mudah diombang-ambing dan dikendalikan musuh, khususnya warga mayoritas Jakarta yang getol banget nyidam Jokowi&Ahok. Sayangnya, sudah linglung kayak robot, masih juga ngaku pinter. Itulah orang-orang yang haq/benar-benar tolol. Kita simak uneg-uneg saya. Silahkan komen di kolom komentar bagi siapa yang ingin muntah membaca artikel ini atau bahkan ingin memuntahkan orang-orang tolol itu. Silahkan!
Allah berfirman (artinya), “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maa’idah: 51).
Indonesia, merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam terbesar di dunia, akan tetapi pengaruh keagamaannya paling lemah dari beberapa negara Islam yang lainnya. Mengherankan, mayoritas Islam namun tidak senang dengan syariat Islam. Islam menjadi sebuah embel-embel dalam KTP saja, bukan dijadikan sebagai way of live. Menyedihkan.
Khususnya warga Jakarta yang mereka adalah penduduk Ibukota Negara Republik Indonesia, dimana di Jakarta dahulu merupakan kota perjuangan para Kyai dan santri untuk memerdekakan Islam dari jajahan kaum Kafir. Sayang, orang-orang Nasionalis yang Sok Pahlawan merebut kedudukan para ulama dalam berjuang, mereka ingin dikatakan pahlawan hingga menggeser kedudukan ulama yang berjuang dengan ikhlas. Para ulama bagai orang yang nasibnya seperti mendorong mobil mogok, berjuang dengan lelah setelah berhasil hidup ditinggal lari.
Hingga telah sampailah kita masuk ke era milenium, dimana negara yang mayoritas Islam ini membuat ulah dengan ulah yang lucu namun tidak membuat tertawa sama sekali. Ulah yang konyol tapi menyebabkan murka Allah, yaitu menjadikan demokrasi sebagai landasan negara, pancasila dijadikan simbol semata padahal pancasila bagai piagam Madinah yang mengatur hubungan Muslim&Nonmuslim. Ada juga yang kebablasan, hingga menjadikan Pancasila menjadi dasar negara, padahal tiada dasar dalam Islam dan kepemimpinannya kecuali Al-Qur’an dan Sunnah. Demokrasi yang mengunggulkan suara terbanyak maka itulah yang menjadi keputusan. Begitu pula dengan memilih pemimpin, bahkan setingkat RT sekalipun, suara terbanyak adalah suara penentuan. Hingga ada slogan yang hampir-hampir bisa membuat yang mengucapkan kafir, bahkan bisa divonis bila mengucapkan dengan ikhlas padahal mereka tahu bahwa itu ucapan kufur, “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan.” Mungkin mereka ingin berandai-andai membuat sebuah perumapaan, “Ridho Orang Tua adalah Ridho Tuhan.” Aneh, padahal ini juga bukan hadits, bukan pula atsar, hanya orang-orang yang fanatik buta.
Kalau suara rakyat adalah suara Tuhan dengan alasan kiyas pada ridho orang tua adalah ridho Tuhan, maka bagaimanakah bila yang bersuara adalah maling, copet, tukang zina, rampok, atau jerangkong sekaligus? Begitupula bila orang tuanya pemabuk dan dia ridho anaknya mabuk, orang tuanya adalah pezina dan ridho untuk menjual anaknya, bukankah sekarang banyak itu yang ridho anaknya dijual-belikan seenak hatinya?
Pola demokrasi yang diunggulkan, dan syariat Islam yang diabaikan padahal negara ini adalah mayoritas Islam dalam kuantitas penduduknya, menjadikan sebuah fenomena yang menyedihkan muncul pada negara ini. Bahkan di Ibukotanya sekalipun, JAKARTA.
Heran, orang-orang Islam ini apa juga masih belum percaya saja sama Firman Allah? Padahal Dia adalah Yang Maha Benar, Maha Jujur, dan Maha Kasih sayang. Dia berfirman, (artinya) “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120).
Karena tidak percaya sama Firman Allah inilah, maka Ibukota Jakarta sekarang menjadi ajang lelucon para umat kafir di dunia, sebaliknya menjadi gerah para ‘ulama dunia. Bagaimana tidak, Yahudi membuat konspirasi besar atas Jakarta untuk menembus Indonesia tetapi Si Mayoritas tetap tenang dengan demokrasinya. BODOH, padahal Yahudi tahu bahwa demokrasi adalah otak-otak Aristoteles, Plato dan orang-orang kuno Yunani yang akhirnya toh KEOK lawan Romawi. Plato, Aristoteles, Ptolomeus dan konco-konconya adalah dianggap TOLOL oleh sebagian besar orang Yahudi. Mereka didewakan oleh ilmu pengetahuan hanya untuk mengelabuhi orang-orang Kristen dan Islam saja. Padahal mereka justru mengambil sebagian ilmu dari para nabi terdahulu yang telah mereka samarkan atas orang-orang selain Bani Israel (Yahudi dengan Ras Murni). Tapi, orang Islam yang memiliki sumber yang murni, justru mengambil otak-otak orang kafir prmitif untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Demokrasi telah merusak segalanya, tanpa pandang bulu orang cerdas pun tertipu. Setelah melakukan banyak kerusakan, kini mau apa lagi mereka selain lari dari tanggung jawab. Berawal dari Demokrasi, kemudian cinta kepada harta kekayaan, akhirnya Profesor pun menjadi tolol. Iming-iming kosong dianggap berisi. Masyarakat pun juga terbuai dengan iming-iming dan kampanye-kampanye gombal. Kini mari kita lihat konspirasi LICIK Zionis terhadap Jakarta, Jantung Negara Republik Indonesia, negara Islam terbanyak di dunia.
Oya, sebelum kita masuk ke pembahasan inti, yaitu KONSPIRASI JAKARTA RAYA, ada baiknya kita telisik siapa sih Zionis itu? Tiada lain adalah organisasi rahasia Yahudi tinggat tinggi yang berusaha untuk menguasai dunia dengan cara-cara licik. Penguasaan mereka terhadap dunia bukan untuk mensejahterakan manusia, tetapi untuk mencari kesenangan-kesenangan dunia hanya bagi ras mereka saja yaitu Bani Israil. Mereka hanya berkiblat pada kesenangan, bukan pada kesejahteraan. Zionis juga ingin menguasai dunia dengan cara licik yaitu dengan politik praktis (Demokrasi), Kapitalis (Ekonomi berbasis materi dan keuntungan belaka), Iluminati (Sihir) dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Salah satu organisasi zionis adalah para penyembah setan, mereka yakin bila bekerja sama dengan iblis maka kesenangan-kesenangan akan tercapai. Karena Iblis adalah makhluk yang membangkang Tuhan sehingga lepas dari keterikatan ketentuan Tuhan yang menurut mereka ruwet dan njlimet. Begini ndak boleh, begitu ndak boleh, akhirnya mereka membuat sebuah konspirasi melalui politik. Tingkat rendahan mereka bujuk untuk membuat aturan-aturan sendiri, yang mana zionis tingkat atas berusaha membuat keroco-keroco zionis (yaitu orang bukan Bani Israil yang mengaku Yahudi atau yang Pro Yahudi walaupun bukan Yahudi) agar mereka merasa bahwa mereka adalah cerdas, pintar, dan penuh kuasa, serta berwibawa. Padahal itu hanya pembodohan dan cara untuk berkolaborasi dengan Iblis yang penuh dengan kesombongan. Bukankah Iblis menolak perintah Allah Yang Maha Lembut dengan kesombongannya?
Salah satu ciri mereka adalah tanda-tanda mereka akan gaya mereka, gerak mereka, bahkan simbol-simbol mereka. Zionis, kaballa si penyembah setan sudah masuk di Indonesia yang mayoritas Islam. Bahkan orang ber-KTP Islam juga tak jarang mengikuti ritual-ritual zionis, walaupun dia cuman bergaya di depan kamera. Ada juga alasan agar dikatakan akrab dan bergaya khas. Apapun alasannya, sebagaimana hadits Nabi Muhammad ibn Abdillah dimana orang yang meniru gaya suatu kaum, maka dia bagian dari kaum itu. Termasuh yang ada di Indonesia. Yuk, kita simak ulasan tentang KONSPIRASI JAKARTA RAYA.
Konspirasi Jakarta Raya: Dari Sosok Suami Seorang Rotary Club
Banyak warga Jakarta Raya yang terbuai dengan figur Jokowi yang suka merakyat. Sebenarnya bila diteliti lebih lanjut, bukan merakyatnya yang jadi patokan kebaikan seorang pemimpin akan tetapi untuk apa tujuan dia bersikap merakyat itu?
Guna mengetahui tujuannya, maka harusnya kita melihat back ground yang ada. Lantas siapa Jokowi dan siapa pula keluarganya? Inilah sosok teman dekat Jokowi sekaligus istrinya: Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono sebagaimana dilansir itoday (24/01), ““Rotary Club dan Lions Club itu kegiatan subversif. Kelompok ini berusaha mengatur dunia. Itu organisasi yang secara terselubung dikendalikan gerakan internasional, Freemasonry. Itu dikendalikan Amerika Serikat dan Yahudi. Club itu alat asing, maka mereka itu agen asing termasuk istri Jokowi,” tegas Wibisono[1]. Apa itu Freemasonry? Lihat artikel berikut ini: http://forum.detik.com/istri-jokowi-bagian-dari-freemasonry-t448115.html.
Freemasonry merupakan agen rahasia Zionis Yahudi yang cukup agresif, dengan mengandalkan sosok-sosok tertentu yang ‘sok’ pendekatan ke rakyat padahal memiliki misi untuk membebaskan manusia dari hukum Allah. Bukanlah sosok yang great dan menduduki suatu jabatan strategi sebagai Gubernur Jakarta bila hanya orang ecek-ecek (rendahan: JW) apalagi asalnya hanyalah walikota Solo. Anehnya lagi, Solo yang begitu gelap dan remang-remang dan masih semrawut tata kotanya menjadi walikota terbaik ketiga di dunia[2]. Ada apa gerangan bila tidak dekat dengan dedengkot yang mengendalikan negeri ini. Siapa yang mengendalikan negeri ini? Presiden, DPR, MPR?
Over Acting Sang Gubernur:
Membentuk sebuah figur yang dicintai masyarakat tidaklah mudah, ia harus berjuang dengan ikhlas karena Allah. Tujuan utama bukan ketenaran akan tetapi keikhlasan karena Allah. Keikhlasan merupakan kunci apakah ia mendapatkan kebaikan dari Allah ataukah tidak. Salah satu tanda terkecil adalah sosok pemimpin itu akan melakukan aktivitas kepemimpinan dengan wajar dan penuh tanggung jawab.
Hanya saja apabila seorang pemimpin itu menghendaki keterkenalan sebagai tujuannya karena ingin mendapatkan materi duniawi, maka akan melakukan hal-hal yang justru di luar kewajaran. Sebuah konspirasi akan dilakukan untuk mencapai daya kenal yang tinggi, konspirasi juga akan dilakukan dengan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tujuan materi duniawi termasuk hal-hal konyol dan menyebalkan.
Figur-figur yang ingin menikmati harta duniawi, keterkenalan, dan kekuasaan biasanya melakukan hal-hal nyeleneh dan over acting. Entah apapun tingkah lakunya seakan-akan menyedot perhatian rakyat yang memancing opini positif. Biasanya rakyat yang oon atau linglung atau pura-pura oon dan linglung langsung mengatakan, “Wah hebaaat, bijaksana, merakyat.” Ini opini masyarakat. Nah kalau dibandingkan dengan zaman Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu yang juga hampir-hampir mirip dengan (khususnya) gubernur Jakarta, yaitu jalan-jalan ke kampun-kampung rakyatm ngobrol dengan rakyat, dan lainnya maka jelas jauh. Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu membuat sebuah Islam makin jaya, rakyat makin makmur, wilayah makin meluas, anak-anak makin cerdas. Lah Si Joko? Hanya bikin ilmuwan geleng-geleng kepala.
Beberapa waktu kepemimpinannya saja sempat membuat Jakarta maju dari segi wilayah, itu yang tersorot media. Ternyata yang tidak, banyak. Mulai banjir masih saja terjadi, macet, kelaparan, sampai-sampai gelandhangan juga masih banyak yang mangkal di pinggir-pinggir jalan. Tindakan asusila, premanisme dan kriminal masih saja merajalela. Apakah ini yang terjadi di masa Umar bin Khaththab? Merakyatnya sih boleh lah, tapi hasil dari merakyatnya baga langit dan sumur bor. So, apanya yang salah? Ya, karena Si Joko tidak dekat dengan Allah, sehingga tidak memprioritaskan hak-hak Allah, maka Allah pun juga ndak mau menolong Si Joko kecuali apa yang menjadi bagiannya saja. Ngapain nolong Si Joko, kalau hak-hak Allah sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi tidak diperhatikan.
Apa kalau gitu Allah butuh Si Joko? TIDAK, sama sekali TIDAK, hanya Si Joko lahir di dunia kan sudah mengalami perjanjian. Ibarat dia mau dimasukkan ke dalam syurga, maka Allah pun juga mengujinya. Kok wuenah tenan kata orang Jawa, masuk syurga tanpa ujian, padahal para nabi saja diuji dengan ujian yang berat. Maka kok wuenak tenan Si Joko mau ke syurga dengan leha-leha menyandang gelar wali kota, gubernur dan hampir-hampir presiden tanpa menegakkan aturan-aturan permainan yang ditawarkan Allah. Hanya memimpin dengan penuh over acting dan SOK merakyat serta menipu sebagian besar rakyatnya ingin ditolong Allah? Nonsense.
Over acting Si Joko sudah terlampau banyak diberitakan di radio, TV, internet bahkan kran-koran, So buat apa lagi saya harus memposting beritanya? Orang-orang kantor yang telat, mejanya digebrak-gebrak, laporan dilempar, dan marah-marah. Sampai-sampai over acting yang konyol ada juga orang yang manjat reklame/baliho, lantas orang-orang banyak mengerumuninya dan meneriaki “TURUN...TURUN”, tapi orang itu tidak mau turun. Baru setelah memanggil Si Joko, orang itu bersedia turun. Lucu, masak orang mau bunuh diri aja batal karena kedatangan Si Joko, harusnya kalau tekadnya kuat dia loncat saja begitu Si Joko datang biar disematkan padanya pahlawan anumerta kesiangan. Kenapa dibatalkan? Lucu kan?
Nilailah Fenomena dengan Syariat dan Akal yang Jernih
Allah berfirman, (artinya) “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89).
Sehingga, lihatlah fenomena yang ada di sekelilingmu lantas cocokkan dengan Al-Qur’an dan Sunnah yang difahami oleh salaful ummah (Umat Islam jaman generasi sahabat), apakah sesuai dengan pemahaman Syariat Islam yang benar? Serta renungkan dengan akal sehat, apakah memang dalam hal muamalat bisa meraih kemaslahatan umat dan masuk akal?
Allahu al-musta’an.

by
435:554


[1] http://www.arrahmah.com/read/2013/01/26/26315-pengamat-intelijen-jokowi-dikendalikan-zionis.html#sthash.UBl2nZ2U.dpuf.
[2] http://www.voaindonesia.com/content/jokowi-raih-penghargaan-walikota-terbaik-ketiga-dunia/1579686.html.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah