KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Selasa, 05 November 2013

ANTARA JIN DAN PENTINGNYA AQIDAH, TAUHID SERTA SYARIAH ISLAM



ANTARA JIN DAN PENTINGNYA AQIDAH, TAUHID SERTA SYARIAH ISLAM

Judul       : Buku Pintar Jin, Sihir & Ruqyah Syar’iyyah              

Penulis              : Musdar Bustamam Tambusai

Penerbit             : Pustaka Al-Kautsar, Jakarta

Tebal Halaman : xxviii + 844 halaman

Harga                : Rp 149.000
Pembelian Kontak: 085649509998 (SMS/Telp) 081333449400 (Whatsapp). 
Alamat Pemesanan: http://swaranda.blogspot.com/p/blog-page.html

Salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap Muslim adalah “iman kepada yang ghaib”. Adapun definisi ghaib sendiri adalah suatu hal yang tidak dapat ditangkap panca indera dan tidak dapat diketahui keberadaannya akan tetapi diterangkan ketetapannya dalam nash (Al-Qur’an dan Sunnah).  Sedangkan Jin adalah satu makhluk Allah Ta’ala yang dijadikan ghaib bagi manusia, karena pada hakikatnya mereka dapat melihat kita namun kita tidak dapat melihat mereka dan juga tidak dapat mengetahui keberadaan serta hakikatnya kecuali dengan nash yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Landasan dari pernyataan ini adalah Al-Qur’an dan Hadits. Bahkan dalam Al-Qur’an sendiri terdapat satu surat yang membahas khusus tentang keberadaan Jin beserta penggolongannya yaitu ada yang mukmin dan kafir. Serta beberapa Surat seperti Surat Ar-Rahman, Adz-Dzariyaat: 56-57; Al-Kahfi: 50, Al-An’am 112 dan lainnya. Begitu pula dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang Qarin (penjaga manusia) dari kalangan Malaikat dan Jin. Atas dasar inilah Jin ditetapkan haq (benar) atas keberadaannya.



Begitupula dengan sihir yang diterangkan oleh Allah Ta’ala pada Surat Al-Baqarah: 102, dimana sihir merupakan suatu ilmu yang haq (benar adanya) akan tetapi ilmu ini haram untuk dipraktikkan. Sihir seringkali dijadikan oleh manusia untuk memperoleh keuntungan dunia semata tanpa mempedulikan ancaman Allah Ta’ala atas pelakunya. Ilmu ini juga biasa dilakukan manusia yang bekerjasama dengan para Jin untuk menggapai apa yang mereka inginkan. Sehingga dengan sihir itu seseorang dapat bercerai dengan istri/suaminya, dapat terserang suatu penyakit bahkan kematian. Akan tetapi pada hakekatnya semuanya atas ijin Allah. Apabila Allah tidak menghendaki, maka ribuan sihir ditujukan kepadanya tidak akan pernah mengenainya. Akan tetapi kalau Allah menghendaki, hanya satu sihir saja sudah mampu membunuhnya. Allahu a’lam.



Dalam menyikapi Jin dan juga Sihir, manusia terbagi menjadi tiga golongan.

Golongan pertama adalah yang menafikkan Jin dan Sihir secara mutlak, mereka mengatakan bahwa Jin dan Sihir adalah permainan manusia atas alam yang ada. Sebagaimana teori fisika dan kimia serta apa yang terjadi pada anggota tubuh manusia yang tidak semestinya (karena sakit). Inilah golongan Mu’tazillah yaitu golongan orang yang mengutamakan akal di atas nash (Al-Qur’an dan Sunnah) yang saat ini lebih dikenal dengan pemahaman Liberal.

Golongan Kedua adalah golongan yang betul-betul percaya terhadap hal yang ghaib sehingga mereka melihat semua fenomena diakibatkan oleh adanya Jin itu. Hingga lautan yang bergolak, Gunung yang meletus dan apa-apa yang membahayakan di bumi adalah karena ulah Jin yang tidak dikasihi dan disayang oleh manusia. Maka banyak di antara manusia meminta-minta pada Jin untuk tidak mengganggunya dan meminta-minta dalam hajat-hajatnya, karena mereka menyangka Jin memiliki kekuatan yang mampu melindungi mereka dari ganggang di bumi ini. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Surat Al-Jinn: 6.

Golongan Ketiga adalah golongan pertengahan. Dimana mereka meyakini atas keberadaan jin dan juga sihir, akan tetapi mereka tetap meyakini bahwa semua manfaat dan celaka itu datangnya dari Allah dan atas ijin Allah semata. Jin dan sihir hanyalah salah satu sebab dari kejadian dan bukan yang menentukan kejadian itu sendiri. Jin benar adanya begitupula sihir, akan tetapi mereka dan ilmu mereka itu lemah di sisi Allah dan tidak ada apa-apanya dibandingkan perlindunganNya. Maka mereka tetap meminta tolong kepada Allah dan berlindung padaNya saja. Demi mendapat ridho Allah, maka mereka melindungi diri mereka dan meminta kepada Allah perlindungan dengan semestinya sesuai dengan apa yang diajarkan kepadanya melalui ajaran yang dibawa RasulNya.



Demi menerangkan kebenaran tentang keyakinan (akidah), pengesaan terhadap Allah Ta’ala (Tauhid) dan pemurnian syariat Islam untuk melindungi diri dari bahaya, maka Ust. Musdar Bustamam at-Tambusai (atas ridho Allah) telah menerbitkan buku yang sangat penting sebagai rujukan untuk kaum Muslimin. Buku ini berjudul “Buku Pintar Jin, Sihir & Ruqyah Syar’iyyah”. Beliau merupakan salah satu ustad yang bermanhaj Salaf ash-Shalih dari Indoensia yang berusaha mengikuti jejak ulama terdahulu dalam menerangkan apa yang menjadi pembahasan buku ini. Buku yang sangat penting untuk dirujuk bagi para thalib al-‘ilm (penuntut ilmu), masyarakat awam, serta para peruqyah untuk memperdalam ilmunya.



Penulis buku ini merupakan pakar ruqyah syar’iyyah yang telah berpengalaman dalam bidangnya. Dalam kitabnya, beliau membahas tentang urgenitas aqidah dan tauhid serta manfaat ruqyah dan pembahasannya secara lengkap. Beliau memaparkan banyak sekali dalil dari Al-Qur’an, Sunnah dan Itsar (keterangan) para sahabat tentang apa itu Jin, Sihir dan pengobatan atas gangguan yang dilakukan oleh makhluk ghaib itu. Tentu saja pengobatan itu adalah pengobatan syari’ah yang diajarkan Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam yaitu berupa ruqyah syar’iyyah.



Ustad Musdar Bustamam yang berasal dari Indonesia faham betul bagaimana kondisi mayoritas masyarakat di Indonesia dan juga beberapa penyimpangan-penyimpangan mereka dalam memahami tentang Jin, Sihir dan Ruqyah. Maka beliau pun menuliskan beberapa penyimpangan-penyimpangan faham dan ajaran di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan Jin, Sihir dan Ruqyah. Adapun penyimpangan-penyimpangan ini merupakan sebuah fenomena yang haq dan sudah banyak menyebar di Indonesia, maka beliau tidak saja menerangkannya akan tetapi memberikan solusi untuk menghindari dari hal-hal itu. Sebagaimana sahabat Rasulullah yang menyatakan, “Aku bertanya bukan untuk aku lakukan akan tetapi untuk aku ketahui agar aku bisa menjauhinya.”



Kitab ini terdiri atas 7 (tujuh) bab yang masing-masing bab terdapat sub-bab dengan perincian keterangannya. Adapun Bab-bab tersebut adalah:

I. Indentifikasi Penyakit dan Gangguan: Bab ini menerangkan bahwa sakit itu digolongkan menjadi dua bagian yang global yaitu fisik dan nonfisik beserta penjelasan-penjelasannya. Kemudian menerangkan cara penyembuhan atas dua penyakit itu secara global sesuai dengan syariat. Kemudian motivasi bagi orang yang diuji oleh sakit yang dideritanya.

II. Memahami Dunia Jin Secara Syar’i: Bab ini banyak mengulas tentang dunia Jin yang didasarkan atas keterangan dari Al-Qur’an, Sunnah, Itsar para sahabat dan keterangan para ulama yang berakidah mengikuti salaf ash-shalih (ulama terdahulu yang shalih yaitu para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in).

III. RUQYAH: Antara Teori dan Praktik: Bab ini banyak membahas tentang ruqyah. Baik itu pembahasan tentang devinisinya, tata caranya, apa yang pernah terjadi pada masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada masa sahabat radhiyallahu ‘anhu serta para ulama setelahnya rahimahumullah Ta’ala. Kemudian bab ini juga menerangkan tentang bagaimana praktik ruqyah di lapangan yang sesungguhnya dan tata caranya yang syar’I serta penyimpangan-penyimpangan yang biasa dilakukan masyarakat tentang ruqyah.

IV. Memahami Perdukunan dan Warna-Warninya: Pada bab ini banyak dibahas tentang sihir dan fungsi sihir serta dalil-dalil syar’I yang berkaitan dengan sihir. Pada bab ini pula dibahas tentang bagaimana maraknya perdukunan di Indonesia dan fenomena lapangan yang selama ini banyak dilakukan masyarakat awam. Dijelaskan pula apa itu dukun dan macam-macamnya serta hukum-hukumnya.

V. Menutup Pintu Masuk Setan: Bab ini membahas tentang apa saja peluang yang dijadikan setan (baik dari kalangan Jin dan Manusia) untuk menyesatkan orang-orang beriman serta bagaimana menutup pintu peluang tersebut.

VI. Hidup Sehat dengan Syariat, Hidup Sesat dengan Mujarrabat: Bab ini membahas tentang arti keistiqomahan dalam memegang syariat Islam dalam ruqyah dan melindungi diri dari gangguan setan dari kalangan Jin. Serta memaparkan bahaya ruqyah yang tidak sesuai syariah dan yang diada-adakan oleh manusia-manusia tanpa ilmu. Di bab ini, penulis memaparkan beberapa kitab sesat tentang ruqyah yang sering dipakai oleh para peruqyah Islam.

VII. Lampiran-lampiran: Bab ini merupakan bab tambahan, dimana rujukan-rujukan penting serta tabel-tabel yang perlu dipelajari untuk mendukung pengobatan fisik, fungsi thibbun nabawi (seperti fungsi dan kandungan Habbatussauda/Jintan Hitam) serta beberapa fatwa Ulama Internasional dan MUI terkait tentang hukum ruqyah.



Menariknya buku ini adalah penyertaan contoh-contoh konkrit yang ada di Indonesia dan sering terjadi di masyarakat. Selain itu juga memaparkan beberapa kejadian yang tidak ditampilkan di media akan tetapi kebenarannya ada, sebagaimana ruqyah versi Injil berbahasa Arab dan penyimpangan-penyimpangan yang lainnya seperti kasus kronologis dukun (maaf) cabul dan bagaimana bisa bertindak demikian. Selain itu pemaparannya juga jelas dan lugas, sebagaimana beliau memerinci jenis-jenis perdukunan dan mana yang boleh serta tidak boleh. Karena dalam tatanan bahasa (khususnya bahasa jawa), orang yang membantu melahirkan anak manusia (bidan) disebut dukun bayi, begitupula orang yang memijat disebut ‘dukun pijet’, sehingga tidak semua dukun harus dijauhi.



Buku ini juga dengan gamblang memaparkan sejarah kesesatan sebuah faham di Indonesia, seperti bagaimana ajaran kejawen bisa melekat di Indonesia serta memaparkan sedikit tentang rahasia ajaran sunan-sunan yang terbagi mejadi dua golongan besar. Ini merupakan penjelasa yang sangat penting, sebab sejarah merupakan kunci pengetahuan atas apa yang terjadi saat ini dan apabila tidak mengetahui sejarah pasti akan tergilas oleh sejarah itu sendiri dan kita menjadi bodoh karenanya. Bukankah dalam Al-Qur’an banyak disinggung sejarah agar kaum Muslimin faham dengan asal mula ajaran Islam ini diturunkan dan dari siapakah keturunan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam berasal? Maka inilah kelebihan buku yang kami resensi.



Walaupun demikian, buku ini bukanlah Al-Qur’an yang harus ditaati secara mutlak. Terdapat beberapa pendapat-pendapat dari penulis secara pribadi yang mungkin berbeda dengan pembaca. Walaupun demikian dari beberapa pendapat beliau ditopang oleh pendapat-pendapat para ulama yang berbeda-beda, kemudian beliau mengambil pendapat yang rajih[1].



Buku ini juga merupakan rujukan bagi orang awam yang belum memahami tentang Jin dan karakternya secara syariat Islam, serta rujukan yang penting bagi orang awam untuk mempelajari ruqyah secara syar’I agar memahami mana yang sesuai syariat dan mana yang tidak. Untuk para ulama dan pakar, buku ini diharapkan dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang beberapa fenomena yang ada dan penanganan-penanganan yang pernah dilakukan oleh para ulama di tempat lain, khususnya di tempat penulis berada.



Semoga resensi ini bermanfaat, apabila ada kelebihan itu datangnya dari Allah Ta’ala dan apabila ada kekurangan itu datangnya dari peresensi sendiri. Apabila ada yang telah membaca buku ini dan ingin menambahkan resensinya kami persilahkan dengan senang hati akan tetapi dengan syarat ijin terlebih dahulu kepada peresensi. Serta bagi yang memberikan masukan tentang resensi yang ditulis kami sangat berterimakasih. Allahu a’lam bish shawwab.



Malang, 19 Dzulqo’idah 1433 / 5 Oktober 2012-10-05

Peresensi

@nd.








[1] yang dirasa mendekati kaidah hukum yang benar menurut Al-Qur’an dan Sunnah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah