KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 01 Juni 2013

BAGAI MAKANAN DI ATAS NAMPAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BAGAI MAKANAN DI ATAS NAMPAN
 Seputar Masyarakat: Serial Kadiksuh BAB 3

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Yang Maha Kuat HujjahNya. KepadaNyalah semuanya menyerahkan diri tatkala akhir zamman datang dengan kepastianNya. Semoga Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Sang Utusan Allah, Nabi Besar Muhammad ibn Abdillah beserta keluarga Beliau, para sahabat Beliau serta orang-orang yang berusaha mengikuti Sunnah Beliau dengan sebaik-baiknya hingga akhir zamman. Amma ba’d.
Kondisi akhir zamman bukanlah kondisi yang mudah untuk dihadapi oleh Kaum Muslimin. Bukan pula kondisi yang mudah untuk dihadapi para pemuda dan juga anak-anak. Banyak sekali pengaruh dari luar yang dapat membelokkan jalan kebenaran. Pengaruh itu disebarkan oleh orang-orang yang membenci sebuah struktur masyarakat yang lurus menghadap jalan Tuhan mereka, struktur masyarakat madani, struktur masyarakat yang tertib dan nyaman sederhana dalam urusan dunia tapi special dalam urusan akherat mereka.
Setan memang telah diberi sebuah kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk menggoda manusia dari berbagai jalan. Salah satu jalan itu adalah menyesatkan manusia dari gambaran indah akan dunia. Gambaran indah ini dilukis secara nyata dalam sederet untaian kata dan berita, media adalah jantung penyebarannya. Kaum Muslimin dihadapkan pada berbagai kengerian gambaran kenikmatan di dunia yang disuguhkan oleh Iblis beserta anak buahnya. Mereka seakan-akan saling berebut kesempatan untuk mengeluarkan ummat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dari jalan yang disampaikannya. Mereka seakan-akan berebut pengaruh terhadap kesempatan emas, yakni tersesatnya Umat Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam tatkala mereka menuruti keinginan dunia secara berlebihan dan hawa nafsunya. Maka seolah-olah Kaum Muslimin bagaikan makanan di atas nampan, yang menjadi rebutan musuh-musuhnya untuk berlomba-lomba disesatkan dengan berbagai cara melalui berbagai media.
Sahabat Tsaubah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas nampan.” Kemudian, berkata seseorang: “Apakah jumlah kami sedikit waktu itu?” Lalu Beliau bersabda, “Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit Wahn.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Wahn itu?” Lalu Beliau bersabda, “Cinta dunia dan takut mati[1].
Telah banyak kita saksikan saat ini bagaimana masyarakat telah menuruti keindahan dunia dengan mengabaikan akheratnya, mereka juga takut mati hingga mereka menghabiskan waktu mereka untuk terus mengurusi dirinya tanpa memenuhi hak-hak Tuhannya. Hai kawan, saat ini berapa banyak orang yang terus bekerja tanpa mempedulikan waktu sholatnya? Berapa banyak orang yang takut mati hingga ia harus menggadaikan agamanya kepada musuh-musuh Allah Ta’ala? Berapa banyak ia lakukan kesyirikan demi mendapatkan berkah secara instan?
Khususnya di negeri  kita, Negeri Indonesia yang kita cintai. Negeri Kaum Muslimin yang harus kita pertahankan kemerdekaannya dari tangan-tangan penjajah yang memusuhi Allah dan RasulNya. Negeri makmur yang telah diberkahi Allah Ta’ala dengan kesuburan tanahnya, keelokan pemandangannya, kehangatan suhunya dan kenyamanan tempat tinggalnya. Saat ini, manusianya banyak yang melalaikan bahwa semua itu datangnya dari Allah Ta’ala. Allah Yang Maha Perkasa, yang memerintahkan semua manusia mengikuti ajaran Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaih wasallam. Mengikuti ajarannya bukan hanya syahadat, bukan hanya sekedar sholat, bukan hanya sekedar puasa dan zakat, serta haji berkali-kali, akan tetapi mengikuti ajaran Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam secara menyeluruh. Mengikuti ajaran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam secara paripurna hingga gaya hidup yang Beliau contohkan. Namun, apa yang bisa kita lihat pada kondisi nyata yang kita saksikan dengan mata kepala kita Hai Kawan?
Pada sebuah kondisi masyarakat yang aku perhatikan, yang aku amati dan yang aku rasakan di wilayah dimana kami membina anak-anak Indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Tatkala kami membina sebuah kegiatan pembelajaran karakter dan ilmu pengetahuan di wilayah Bethek, Kota Malang, di situlah aku merasakan bagaimana pengaruh musuh-musuh Islam sangat nampak. Aku sangat merasakan bagaimana musuh-musuh Islam itu ‘memakan mereka hingga ke tulang-tulangnya’. Aku merasakan musuh-musuh Allah itu telah membuat mereka (masyarakat yang notabene mayoritas Islam) bingung dan tak tahu, kemanakah ia akan berjalan? Mereka tak tahu, untuk apa hidup ini? mereka hanya menyimpulkan, “HIDUP, UNTUK BERTAHAN HIDUP.”
Mereka seakan tidak mempedulikan kematian. Seakan mereka yakin, bila mati itu urusan yang mati. Mereka hanya memikirkan, bagaimana cara untuk hidup. Kalau toh mati, mereka tak tahu atau tidak mau tahu, ada apa di balik kematian. Tatkala ada seseorang yang berkata bahwa di balik itu ada syurga dan neraka, toh itu kemungkinan hanya mitos. Kalau toh ternyata benar, Ah...kan Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai kawan, apakah demikian?! apakah dengan hanya mencari kehidupan dunia, kerja cari duit berjam-jam, hingga tidak tidur dan lupa sholat lantas kita yakin bahwa Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan syurga? tidak tahukan bahwa Allah juga Maha Keras Adzabnya? Bukankah Allah Maha Adil, di satu sisi Ia Maha Pengasih dan Penyayang, di satu sisi Ia Maha Keras Adzabnya?
Coba perhatikanWahai Kawan, Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.[2] Pada dasarnya Allah Ta’ala memang Maha Pengasih dan Penyayang. DariNyalah semua fasilitas diberikan. Ia menciptakan langit dan bumi untuk tunduk kepada kita dan melayani kita agar kita tunduk dan beribadah kepadaNya saja.
Allah juga Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-hambaNya yang peduli akan syariatNya atas apa yang dibawa RasulNya Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan penuh keimanan dan perjuangan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “...Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.[3]” Dalam ayatNya yang lain Allah berfirman, “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.[4]
Pada Firman Allah dalam Surah Al-Hajj: 65 Allah menerangkan bahwa Allah benar-benar Maha Pengasih dan Penyayang, ini adalah sifat Allah Yang Maha Mulia terhadap hamba-hambaNya. Tatkala seorang hamba diciptakan, maka penciptaanNya itu berdasarkan kasih dan sayangNya. Akan tetapi, apakah (khusus) untuk Manusia dan Jin yang merupakan makhluk yang diuji dan memiliki konsekuensi atas ujian itu lalu Allah menetapkan atas mereka KemahakasihNya? Iya...sebagaimana FirmanNya dalam Surah Al-Baqarah: 143 dan Huud: 90, eeit tapi dengan syarat. Coba perhatikan FirmanNya, “...Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu...” pada Al-Baqarah: 143 dan “...Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya...” Pada Huud: 90. Begitupula pada Surah At-Taubah: 117, Allah Berfirman, “...Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan....” Ingat!! bahwa kalimat-kalimat ini diletakkan olehNya sebelum Allah Ta’ala menyebut SifatNya Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dan ingatlah Hai Kawanku yang insya Allah tetap beriman dan bertakwa. Allah juga memiliki sifat “MAHA KERAS SIKSA-NYA”. Coba deh perhatikan FirmanNya, “Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya[5]. Dan simaklah FirmanNya, “(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.[6]” Dan simak pula FirmanNya, “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.[7]” Tahukah bahwa sebelum Allah Ta’ala menyebut SifatNya yang Maha Keras SiksaNya, maka Allah menerangkan tentang kedurhakaan orang-orang yang kafir dan orang-orang yang tidak mau berusaha mengambil kebaikan.
Wahai Kawan, tahukan bahwa para ulama yang shalih terdahulu dari kalangan sahabat dan tabi’in menyatakan bahwa orang yang mengharap Kasih Sayang Allah Ta’ala tapi dia tidak berbuat baik dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan laranganNya adalah bagai petani yang mengharapkan panennya baik akan tetapi mereka hanya melempar benih tanpa menyiraminya, memupuknya dan menyianginya? Pertanyaannya, apakah ada hasil panen yang akan dia petik? tentu orang waras menjawab TIDAK, bahkan ia akan mati kelaparan karena tidak ada yang dimakan atau dijual.
Kenyataannya hai kawan, banyak loh orang yang demikian itu. Tahukah, bahwa selama kami membina sanggar baca di masyarakat d Bethek maupun di Ciliwung, berapa banyak sih orang yang ikut shalat berjama’ah di masjid? belum lagi yang gak sholat? padahal dia Muslim! Tidakkah mereka takut akan kabar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa pembeda antara muslim dengan kekufuran adalah dalam hal shalatnya? Bilamana mereka mereka tidak shalat berarti mereka keluar dari Islam, apakah mereka tidak takut itu?!
“Ah, buat apa takut. Kan Tuhan Maha Pengampun. Kita hidup di dunia ini realistis aja deh, kita butuh makan dan kita butuh juga pakaian, bayar pajak rumah, kendaraan, gini dan gitu.” Itulah apa yang disampaikan kebanyakan masyarakat dengan makna tersirat. Lebih khusus di lingkungan sanggar baca kami. Entah di Ciliwung, entah di Bethek ataupun keduanya. Walau mereka tidak mengucapkan, akan tetapi kenyataannya demikian. Di Ciliwung, tatkala adzan dikumandangkan, berapa banyak sih yang mendatangi masjid? Dan yang paling tampak adalah di Bethek. Ada apa gerangan di sana?!
Mayoritas masyarakatnya begitu hebat, hebat sekali dalam hal menerima tantangan. Umar ibn Khathtab radhiyallahu ‘anhu yang begitu tangguh dengan kegigihannya dan ketegasannya memimpin umat dan pasukan yang begitu besar saat pemerintahannya, akan tetapi beliau radhyallahu ‘anhu tentu takut dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Betapa tidak beliau pun menangis saat shalat, dan tatkala kematiannya menjelang beliau sempat menangis dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menenangkannya, “Wahai Umar, Anda ini telah memimpin rakyat dengan adil. Kekuasaan Islam berkembang pesat di bawah kepemimpinan Anda. Janganlah bersedih Hai Umar.” Akan tetapi Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu masih teringat dosa-dosa beliau seraya mengatakan, “Aduhai, aku berharap dosa-dosaku diampuni, itu saja. Tak mendapatkan pahala tak masalah bagiku, yang penting dosaku diampuni.”
Subhanallah, itu Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu dimana Beliau merupakan singa Allah di padang pasir, serta dijamin masuk ke dalam syurgaNya. Setan pun takut akan Umar ibn Khaththab, sebagaimana dalam hadits sahih bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa setan mengambil jalan yang berselisihan hanya gara-gara setan mengetahui ada Umar ibn Khaththab yang berjalan di jalannya. Akan tetapi bagaimana keteguhan Beliau?
Masih ingat tatkala Umar Ibn Khtahthab radhiyallahu ‘anhu mencium Hajar Aswad? Batu hitam yang disimpan di sudut Ka’bah yang dimuliakan sebagai Kiblat Kaum Muslimin? Yah, Umar ibn Khtahthab mengatakan, “Aku tahu kau hanyalah sebongkah batu. Sekiranya Rasulullah tidak menciummu, aku tak kan pernah mau menciummu!” Subhanallah betapa keteguhan Beliau luar biasa dalam hal iman dan keyakinan. Dan tatkala Beliau mengusulkan untuk menerjemahkan buku-buku yang tersimpan di perpustakaan kota negara bagian kerajaan Persia dan usulan itu ditujukan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam lalu Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam menentang keras untuk menerjemahkan buku-buku filsafat mereka, karena bagi Kaum Muslimin Al-Qur’an dan Sunnah “SUDAH CUKUP!” sebagai hujjah dan pengetahuan yang paripurna.
Maka, Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu pun tatkala menaklukkan sebagian besar wilayah Romawi (yang kini menjadi wilayah Eropa) dan juga Palestina, maka Beliau tidak menerjemahkan buku-buku mereka dan membakar semua buku-buku sampah tersebut. Begitu teguhnya beliau radhyallahu ‘anhu hingga memberangkatkan pasukan pun beliau tak lupa untuk berwasiat, “Bertakwalah kepada Allah, kalau kalian bertakwa pasti kalian mendapatkan pertolongan dan kalian akan menang. Tapi kalau tidak, kembali lagi kepada perhitungan jumlah pasukan dan kekuatannya!”
Coba bandingkan dengan masyarakat sekitar kita hai kawan...
Khususnya masyarakat sekitar sanggar dan yang aku amati adalah di sekitar Sanggar Bethek. Tatkala adzan dikumandangkan, sebagian dari mereka terlena akan pekerjaannya. Pekerjaannya yang begitu sedikit rela ia geluti dengan mati-matian. Ia rela meninggalkan yang banyak dan sangat mulia demi sesuatu yang sangat sedikit nilainya. Oleh sebab itu, pekerjaan dengan order yang banyak tidak menambah barakah sama sekali kecuali sedikit. Banyaknya order tidak membuat mereka kaya. Karena memang sebagian besar dari mereka tidak kaya hati dan melupakan hak-hak Allah Ta’ala
Ya...tatkala adzan dikumandangkan, mereka sibuk dengan pekerjaannya, tenang dengan tidurnya, dan pura-pura tuli dengan pendengarannya. Panggilan yang mulia diabaikan dan disepelekan sedangkan pekerjaan yang tujuannya untuk menunjang ibadah malah sangat diutamakan. Berapa banyak mereka yang pergi ke masjid, jangankan pergi ke masjid shalat pun “NDAK” Innalillahi wa innailaihi roji’un. Lalu siapa orang yang mengaku Muslim yang lebih berani daripada Umar ibn Khaththab kalau tidak mereka? mereka ber-KTP Islam dalam Agamanya, akan tetapi mereka “BERANI” menantang Allah Ta’ala.
Mereka itu tidak tahu...
Tidak tahu?! apakah di jaman modern yang banyak media baik radio, televisi, media cetak maupun elektronik lainnya tidak menayangkan dan menyiarkan tentang kajian-kajian pentingnya shalat? Kadiksuh pun sering memanggil ustad Rahmad untuk mengisi kajian anak-anak dan beberapa orang tua mereka hadir mendengarkan apa yang beliau wasiatkan. Kisah dan wasiat yang sering beliau sampaikan adalah pentingnya shalat. Akan tetapi orang tuanya tidak menjalankan shalat, hingga yang paling miris setelah adzan dikumandangkan adik-adik asuh bermain-main ke sana kemari dan tidak mau ikut sholat berjamaah pula. Lalu kami pun mendekati salah seorang adik asuh yang bermain dan mengajaknya shalat, apa yang terjadi? Ia bilang, “Bapakku loh Kak gak sholat” (Ayah saya itu loh Kak, tidak shalat). Innalillahi wa innailaihi roji’un, maka marilah kita beristirja’ bersama-sama, karena bagaimanapun ini adalah musibah besar.
Tak heran dengan kualitas seperti ini, musuh-musuh Islam mampu untuk menanamkan pemahaman sesatnya. Kenapa harus mereka yang diberi pemahaman sesat? Yah, agar dunia ini penuh dengan kebebasan yang sebebas-bebasnya sehingga mereka merasa bebas. Setelah merasa bebas, mereka tak tahu kalau mereka dijadikan budak-budak setan untuk melayani kebutuhan mereka. Hingga akhirnya, mereka pun terseret ke dalam jurang kesedihan yang mendalam, Dunia dan akherat. Na’udzubillah.
Tatkala isu-isu merebak tentang terorisme, mereka pun termakan. Tatkala merebak isu-isu tentang indahnya nasionalisme dan demokrasi mereka pun termakan. Bahkan dalam berpendapat seakan mereka bingung, Islam yang saya anut ini yang seperti apa enaknya? Tatkala kami mengadakan penelitian kepada masyarakat dan tatkala masyarakat menyampaikan statemennya tentang takmir yang ‘cengkal’ maka mereka mengatakan, “Dia (takmir) itu kalau kegiatan agama seakan-akan dia yang berhak memimpin dan dia yang di depan, kalau kegiatan negara dia ndak mau muncul.” Nah loh???? Apa yang dimaksud kegiatan negara dan kegiatan agama itu?? kenapa pertanyaan ini muncul kalau orang yang memberikan pernyataan itu memahami Islam?
Maka, inilah salah satu korban sekulerisme yang disebarkan musuh-musuh Islam. Mereka menyatakan bahwa Islam yang teguh memperjuangkan agama dalah Teroris, cadaran adalah aliran garis keras, bahkan kami dari Komunitas Kadiksuh yang kakak-kakaknya berjilbab lebar untuk perempuan, serta berjenggot dan celana cingkrang untuk laki-laki sudah ada hembusan dari warga bahwa kami menyebarkan “Aliran Menyimpang”? Alhamdulillah kami dekat dengan tokoh-tokoh warga setempat, sehingga mereka faham bagaimana gerak kami. Semoga Allah Ta’ala tetap memberikan kami keistiqomahan untuk memberikan mereka kebaikan secara tahap dan bertahap.
Mereka hanya termakan media yang sangat jahat! Mereka tak tahu apa yang sebenarnya di balik itu. Siapa yang teroris, orang-orang kafir berpaham sekuleris itu ataukah orang-orang yang menjaga diri dan kehormatannya? Maka siapa yang alirannya keras dan menyimpang? orang-orang di luar Islam dan orang munafik yang benci sunnah itu, ataukah orang-orang yang berupaya menegakkan sunnah di era yang serba membingungkan ini? Mereka hanyalah korban keganasan media, media yang saat ini mayoritas dikuasai orang-orang kufar. Dan bahkan saya yakin, artikel ini pun tak luput dari pertentangan. Yah siapa lagi kalau bukan antara saudara malaikat dan saudara setan. Maka inilah yang dikabarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasllam, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas nampan.”
Apakah memang jumlah kita sedikit?
Maka Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit Wahn
Lalu para sahabat bertanya, “apa itu wahn Wahai Rasulullah??”
Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Cinta dunia dan takut mati”
Maka, tak usahlah kami jelaskan lagi apa itu cinta dunia dan takut mati. Sudah kami paparkan bagaimana aktvitas mereka tatkala adzan dikumandangkan. Apa yang mereka sibukkan? mengapa mereka sibuk? tidak lain adalah takut mati kelaparan bila pekerjaannya tak rampung hanya karena ditinggal shalat selama hanya 5 – 10 menit saja. Mungkin, mungkin demikian. Mengapa mereka menyatakan bahwa para kakak yang berjilbab lebar (perempuan), berjenggot dan celana cingkrang (laki-laki), serta tidak merokok adalah antek aliran keras? Tidak lain adalah hembusan dari orang-orang yang takut mati dan takut Zionis Yahudi serta antek-anteknya menyerang Indonesia dengan rudal-rudal mereka. Begitu??? Allahu a’lam.
Maka, dimanakah kalian hai kaum Muslimin? di sekitar kita masih ada orang yang membutuhkan pertolongan kalian. Manakah kalian hai Kaum ‘Alim? di sekitar kalian masih membutuhkan kelembutan dan cahaya ilmu yang dianugerahkan kepada kalian. Dimanakah kalian Hai Kaum Anshar? pertolonganmu kepada saudaramu sangat mereka butuhkan. Dimanakah kalian Hai Ma’ashobirin? Kesabaran kalian sangat diperlukan untuk membina dan mendidik mereka. Maka katakanlah, bahwa dunia ini adalah fana, dan bergeraklah untuk akherat kalian. Sungguh, idealisme itu akan musnah tatkala tidak dikembalikan kepada kehidupan akherat. Allahu a’lam

Disusun di
Malang, 21 Sya’ban 1433 / 10 Juli 2012



[1] Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah
[2] Al-Qur’an, Surah Al-Hajj: 65
[3] Potongan Surah Al-Baqarah: 143
[4] Al-Qur’an, Surah Huud: 90
[5] Al-Qur’an, Surah Al-Mu’min: 22. Coba pula lihat ayat sebelumnya yaitu ayat ke 21.
[6] Al-Qur’an, Surah Al-Anfal: 52
[7] Al-Qur’an, Surah Ar-Ra’d: 13
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah