بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BAGAI MAKANAN DI ATAS NAMPAN
Seputar Masyarakat: Serial Kadiksuh BAB 3
Segala
Puji Bagi Allah, Tuhan Yang Maha Kuat HujjahNya. KepadaNyalah semuanya menyerahkan
diri tatkala akhir zamman datang dengan kepastianNya. Semoga Shalawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Sang Utusan Allah, Nabi Besar Muhammad ibn
Abdillah beserta keluarga Beliau, para sahabat Beliau serta orang-orang yang berusaha
mengikuti Sunnah Beliau dengan sebaik-baiknya hingga akhir zamman. Amma ba’d.
Kondisi
akhir zamman bukanlah kondisi yang mudah untuk dihadapi oleh Kaum Muslimin. Bukan
pula kondisi yang mudah untuk dihadapi para pemuda dan juga anak-anak. Banyak
sekali pengaruh dari luar yang dapat membelokkan jalan kebenaran. Pengaruh itu
disebarkan oleh orang-orang yang membenci sebuah struktur masyarakat yang lurus
menghadap jalan Tuhan mereka, struktur masyarakat madani, struktur masyarakat
yang tertib dan nyaman sederhana dalam urusan dunia tapi special dalam urusan
akherat mereka.
Setan
memang telah diberi sebuah kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk menggoda
manusia dari berbagai jalan. Salah satu jalan itu adalah menyesatkan manusia
dari gambaran indah akan dunia. Gambaran indah ini dilukis secara nyata dalam
sederet untaian kata dan berita, media adalah jantung penyebarannya. Kaum Muslimin
dihadapkan pada berbagai kengerian gambaran kenikmatan di dunia yang disuguhkan
oleh Iblis beserta anak buahnya. Mereka seakan-akan saling berebut kesempatan
untuk mengeluarkan ummat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dari jalan
yang disampaikannya. Mereka seakan-akan berebut pengaruh terhadap kesempatan
emas, yakni tersesatnya Umat Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi
wasallam tatkala mereka menuruti keinginan dunia secara berlebihan dan hawa
nafsunya. Maka seolah-olah Kaum Muslimin bagaikan makanan di atas nampan,
yang menjadi rebutan musuh-musuhnya untuk berlomba-lomba disesatkan dengan
berbagai cara melalui berbagai media.
Sahabat
Tsaubah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan
membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas nampan.” Kemudian, berkata seseorang: “Apakah jumlah
kami sedikit waktu itu?” Lalu Beliau bersabda, “Bahkan kalian pada waktu itu
banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut
rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu
penyakit Wahn.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Wahn
itu?” Lalu Beliau bersabda, “Cinta dunia dan takut mati”[1].
Telah banyak kita saksikan saat ini bagaimana
masyarakat telah menuruti keindahan dunia dengan mengabaikan akheratnya, mereka
juga takut mati hingga mereka menghabiskan waktu mereka untuk terus mengurusi
dirinya tanpa memenuhi hak-hak Tuhannya. Hai kawan, saat ini berapa banyak
orang yang terus bekerja tanpa mempedulikan waktu sholatnya? Berapa banyak
orang yang takut mati hingga ia harus menggadaikan agamanya kepada musuh-musuh
Allah Ta’ala? Berapa banyak ia lakukan kesyirikan demi mendapatkan
berkah secara instan?
Khususnya di negeri kita, Negeri Indonesia yang kita cintai.
Negeri Kaum Muslimin yang harus kita pertahankan kemerdekaannya dari
tangan-tangan penjajah yang memusuhi Allah dan RasulNya. Negeri makmur yang
telah diberkahi Allah Ta’ala dengan
kesuburan tanahnya, keelokan pemandangannya, kehangatan suhunya dan kenyamanan
tempat tinggalnya. Saat ini, manusianya banyak yang melalaikan bahwa semua itu
datangnya dari Allah Ta’ala. Allah Yang Maha Perkasa, yang
memerintahkan semua manusia mengikuti ajaran Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaih wasallam. Mengikuti ajarannya bukan hanya syahadat,
bukan hanya sekedar sholat, bukan hanya sekedar puasa dan zakat, serta haji
berkali-kali, akan tetapi mengikuti ajaran Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam
secara menyeluruh. Mengikuti ajaran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam secara
paripurna hingga gaya hidup yang Beliau contohkan. Namun, apa yang bisa kita
lihat pada kondisi nyata yang kita saksikan dengan mata kepala kita Hai Kawan?
Pada sebuah kondisi
masyarakat yang aku perhatikan, yang aku amati dan yang aku rasakan di wilayah
dimana kami membina anak-anak Indonesia sungguh sangat memprihatinkan. Tatkala
kami membina sebuah kegiatan pembelajaran karakter dan ilmu pengetahuan di
wilayah Bethek, Kota Malang, di situlah aku merasakan bagaimana pengaruh musuh-musuh
Islam sangat nampak. Aku sangat merasakan bagaimana musuh-musuh Islam itu
‘memakan mereka hingga ke tulang-tulangnya’. Aku merasakan musuh-musuh Allah
itu telah membuat mereka (masyarakat yang notabene mayoritas Islam) bingung dan
tak tahu, kemanakah ia akan berjalan? Mereka tak tahu, untuk apa hidup ini?
mereka hanya menyimpulkan, “HIDUP, UNTUK BERTAHAN HIDUP.”
Mereka seakan tidak
mempedulikan kematian. Seakan mereka yakin, bila mati itu urusan yang mati. Mereka
hanya memikirkan, bagaimana cara untuk hidup. Kalau toh mati, mereka tak tahu
atau tidak mau tahu, ada apa di balik kematian. Tatkala ada seseorang yang
berkata bahwa di balik itu ada syurga dan neraka, toh itu kemungkinan hanya
mitos. Kalau toh ternyata benar, Ah...kan Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai
kawan, apakah demikian?! apakah dengan hanya mencari kehidupan dunia, kerja
cari duit berjam-jam, hingga tidak tidur dan lupa sholat lantas kita yakin
bahwa Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang memberikan syurga? tidak tahukan
bahwa Allah juga Maha Keras Adzabnya? Bukankah Allah Maha Adil, di satu sisi Ia
Maha Pengasih dan Penyayang, di satu sisi Ia Maha Keras Adzabnya?
Coba perhatikanWahai Kawan,
Allah Ta’ala berfirman, “Apakah kamu
tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan
bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan
(benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia.”[2]
Pada dasarnya Allah Ta’ala memang Maha Pengasih dan Penyayang. DariNyalah semua fasilitas
diberikan. Ia menciptakan langit dan bumi untuk tunduk kepada kita dan melayani
kita agar kita tunduk dan beribadah kepadaNya saja.
Allah juga Maha Pengasih dan Penyayang terhadap
hamba-hambaNya yang peduli akan syariatNya atas apa yang dibawa RasulNya Shalallahu
‘alaihi wasallam dengan penuh keimanan dan perjuangan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “...Dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.
Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
manusia.[3]” Dalam ayatNya yang lain Allah berfirman,
“Dan
mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.[4]”
Pada Firman Allah dalam Surah Al-Hajj: 65 Allah
menerangkan bahwa Allah benar-benar Maha Pengasih dan Penyayang, ini adalah
sifat Allah Yang Maha Mulia terhadap hamba-hambaNya. Tatkala seorang hamba
diciptakan, maka penciptaanNya itu berdasarkan kasih dan sayangNya. Akan
tetapi, apakah (khusus) untuk Manusia dan Jin yang merupakan makhluk yang diuji
dan memiliki konsekuensi atas ujian itu lalu Allah menetapkan atas mereka
KemahakasihNya? Iya...sebagaimana FirmanNya dalam Surah Al-Baqarah: 143 dan
Huud: 90, eeit tapi dengan syarat. Coba perhatikan FirmanNya, “...Allah tidak
akan menyia-nyiakan imanmu...” pada Al-Baqarah: 143 dan “...Dan mohonlah
ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya...” Pada Huud: 90. Begitupula pada Surah
At-Taubah: 117, Allah Berfirman, “...Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang
muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan....” Ingat!! bahwa kalimat-kalimat ini diletakkan
olehNya sebelum Allah Ta’ala menyebut SifatNya Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dan ingatlah Hai Kawanku yang insya Allah tetap beriman
dan bertakwa. Allah juga memiliki sifat “MAHA KERAS SIKSA-NYA”. Coba deh perhatikan FirmanNya, “Yang demikian
itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya[5]. Dan simaklah FirmanNya, “(keadaan
mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta
orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah
menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat
keras siksaan-Nya.[6]” Dan simak pula FirmanNya, “Dan guruh itu
bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa
yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah
Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.[7]” Tahukah bahwa sebelum Allah Ta’ala menyebut SifatNya yang Maha Keras
SiksaNya, maka Allah menerangkan tentang kedurhakaan orang-orang yang kafir dan
orang-orang yang tidak mau berusaha mengambil kebaikan.
Wahai Kawan, tahukan bahwa para ulama yang shalih
terdahulu dari kalangan sahabat dan tabi’in menyatakan bahwa orang yang mengharap
Kasih Sayang Allah Ta’ala tapi dia tidak berbuat baik dengan melaksanakan perintah dan
meninggalkan laranganNya adalah bagai petani yang mengharapkan panennya baik
akan tetapi mereka hanya melempar benih tanpa menyiraminya, memupuknya dan
menyianginya? Pertanyaannya, apakah ada hasil panen yang akan dia petik? tentu
orang waras menjawab TIDAK, bahkan ia akan mati kelaparan karena tidak ada yang
dimakan atau dijual.
Kenyataannya hai kawan, banyak loh orang yang
demikian itu. Tahukah, bahwa selama kami membina sanggar baca di masyarakat d
Bethek maupun di Ciliwung, berapa banyak sih orang yang ikut shalat berjama’ah di
masjid? belum lagi yang gak sholat? padahal dia Muslim! Tidakkah mereka takut
akan kabar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa pembeda antara muslim dengan kekufuran
adalah dalam hal shalatnya? Bilamana mereka mereka tidak shalat berarti mereka
keluar dari Islam, apakah mereka tidak takut itu?!
“Ah, buat apa takut. Kan Tuhan Maha Pengampun. Kita
hidup di dunia ini realistis aja deh, kita butuh makan dan kita butuh juga
pakaian, bayar pajak rumah, kendaraan, gini dan gitu.” Itulah apa yang disampaikan
kebanyakan masyarakat dengan makna tersirat. Lebih khusus di lingkungan sanggar
baca kami. Entah di Ciliwung, entah di Bethek ataupun keduanya. Walau mereka
tidak mengucapkan, akan tetapi kenyataannya demikian. Di Ciliwung, tatkala
adzan dikumandangkan, berapa banyak sih yang mendatangi masjid? Dan yang paling
tampak adalah di Bethek. Ada apa gerangan di sana?!
Mayoritas masyarakatnya begitu hebat, hebat sekali
dalam hal menerima tantangan. Umar ibn Khathtab radhiyallahu ‘anhu yang begitu tangguh dengan kegigihannya dan
ketegasannya memimpin umat dan pasukan yang begitu besar saat pemerintahannya,
akan tetapi beliau radhyallahu ‘anhu tentu takut dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Betapa tidak beliau pun menangis saat shalat,
dan tatkala kematiannya menjelang beliau sempat menangis dan Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhu menenangkannya,
“Wahai Umar, Anda ini telah memimpin rakyat dengan adil. Kekuasaan Islam
berkembang pesat di bawah kepemimpinan Anda. Janganlah bersedih Hai Umar.” Akan
tetapi Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu masih teringat dosa-dosa beliau seraya mengatakan,
“Aduhai, aku berharap dosa-dosaku diampuni, itu saja. Tak mendapatkan pahala
tak masalah bagiku, yang penting dosaku diampuni.”
Subhanallah, itu Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu dimana Beliau merupakan singa Allah di padang
pasir, serta dijamin masuk ke dalam syurgaNya. Setan pun takut akan Umar ibn
Khaththab, sebagaimana dalam hadits sahih bahwa Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam menyatakan bahwa setan mengambil jalan yang berselisihan hanya
gara-gara setan mengetahui ada Umar ibn Khaththab yang berjalan di jalannya. Akan
tetapi bagaimana keteguhan Beliau?
Masih ingat tatkala Umar Ibn Khtahthab radhiyallahu
‘anhu mencium
Hajar Aswad? Batu hitam yang disimpan di sudut Ka’bah yang dimuliakan sebagai
Kiblat Kaum Muslimin? Yah, Umar ibn Khtahthab mengatakan, “Aku tahu kau
hanyalah sebongkah batu. Sekiranya Rasulullah tidak menciummu, aku tak kan
pernah mau menciummu!” Subhanallah betapa keteguhan Beliau luar biasa dalam hal iman dan keyakinan. Dan
tatkala Beliau mengusulkan untuk menerjemahkan buku-buku yang tersimpan di
perpustakaan kota negara bagian kerajaan Persia dan usulan itu ditujukan kepada
Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam lalu Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam menentang keras untuk menerjemahkan buku-buku
filsafat mereka, karena bagi Kaum Muslimin Al-Qur’an dan Sunnah “SUDAH
CUKUP!” sebagai hujjah dan pengetahuan yang paripurna.
Maka, Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu pun tatkala
menaklukkan sebagian besar wilayah Romawi (yang kini menjadi wilayah Eropa) dan
juga Palestina, maka Beliau tidak menerjemahkan buku-buku mereka dan membakar
semua buku-buku sampah tersebut. Begitu teguhnya beliau radhyallahu
‘anhu hingga memberangkatkan
pasukan pun beliau tak lupa untuk berwasiat, “Bertakwalah kepada Allah, kalau
kalian bertakwa pasti kalian mendapatkan pertolongan dan kalian akan menang.
Tapi kalau tidak, kembali lagi kepada perhitungan jumlah pasukan dan
kekuatannya!”
Coba bandingkan dengan masyarakat sekitar kita hai
kawan...
Khususnya masyarakat sekitar sanggar dan yang aku
amati adalah di sekitar Sanggar Bethek. Tatkala adzan dikumandangkan, sebagian
dari mereka terlena akan pekerjaannya. Pekerjaannya yang begitu sedikit rela ia
geluti dengan mati-matian. Ia rela meninggalkan yang banyak dan sangat mulia
demi sesuatu yang sangat sedikit nilainya. Oleh sebab itu, pekerjaan dengan
order yang banyak tidak menambah barakah sama sekali kecuali sedikit. Banyaknya
order tidak membuat mereka kaya. Karena memang sebagian besar dari mereka tidak
kaya hati dan melupakan hak-hak Allah Ta’ala
Ya...tatkala adzan dikumandangkan, mereka sibuk dengan
pekerjaannya, tenang dengan tidurnya, dan pura-pura tuli dengan pendengarannya.
Panggilan yang mulia diabaikan dan disepelekan sedangkan pekerjaan yang
tujuannya untuk menunjang ibadah malah sangat diutamakan. Berapa banyak mereka
yang pergi ke masjid, jangankan pergi ke masjid shalat pun “NDAK” Innalillahi wa
innailaihi roji’un. Lalu siapa orang yang mengaku Muslim yang lebih berani daripada Umar
ibn Khaththab kalau tidak mereka? mereka ber-KTP Islam dalam Agamanya, akan
tetapi mereka “BERANI” menantang Allah Ta’ala.
Mereka itu tidak tahu...
Tidak tahu?! apakah di jaman modern yang banyak
media baik radio, televisi, media cetak maupun elektronik lainnya tidak
menayangkan dan menyiarkan tentang kajian-kajian pentingnya shalat? Kadiksuh
pun sering memanggil ustad Rahmad untuk mengisi kajian anak-anak dan beberapa
orang tua mereka hadir mendengarkan apa yang beliau wasiatkan. Kisah dan wasiat
yang sering beliau sampaikan adalah pentingnya shalat. Akan tetapi orang tuanya
tidak menjalankan shalat, hingga yang paling miris setelah adzan dikumandangkan
adik-adik asuh bermain-main ke sana kemari dan tidak mau ikut sholat berjamaah
pula. Lalu kami pun mendekati salah seorang adik asuh yang bermain dan mengajaknya
shalat, apa yang terjadi? Ia bilang, “Bapakku loh Kak gak sholat” (Ayah saya itu loh Kak, tidak shalat). Innalillahi wa
innailaihi roji’un, maka marilah kita beristirja’ bersama-sama, karena bagaimanapun ini
adalah musibah besar.
Tak heran dengan kualitas seperti ini, musuh-musuh
Islam mampu untuk menanamkan pemahaman sesatnya. Kenapa harus mereka yang
diberi pemahaman sesat? Yah, agar dunia ini penuh dengan kebebasan yang
sebebas-bebasnya sehingga mereka merasa bebas. Setelah merasa bebas, mereka tak
tahu kalau mereka dijadikan budak-budak setan untuk melayani kebutuhan mereka. Hingga
akhirnya, mereka pun terseret ke dalam jurang kesedihan yang mendalam, Dunia
dan akherat. Na’udzubillah.
Tatkala isu-isu merebak tentang terorisme, mereka
pun termakan. Tatkala merebak isu-isu tentang indahnya nasionalisme dan
demokrasi mereka pun termakan. Bahkan dalam berpendapat seakan mereka bingung,
Islam yang saya anut ini yang seperti apa enaknya? Tatkala kami mengadakan
penelitian kepada masyarakat dan tatkala masyarakat menyampaikan statemennya tentang takmir yang ‘cengkal’ maka
mereka mengatakan, “Dia (takmir) itu kalau kegiatan agama seakan-akan dia yang
berhak memimpin dan dia yang di depan, kalau kegiatan negara dia ndak mau muncul.”
Nah loh???? Apa yang dimaksud kegiatan negara dan kegiatan agama itu?? kenapa
pertanyaan ini muncul kalau orang yang memberikan pernyataan itu memahami
Islam?
Maka, inilah salah satu korban sekulerisme yang
disebarkan musuh-musuh Islam. Mereka menyatakan bahwa Islam yang teguh
memperjuangkan agama dalah Teroris, cadaran adalah aliran garis keras, bahkan
kami dari Komunitas Kadiksuh yang kakak-kakaknya berjilbab lebar untuk
perempuan, serta berjenggot dan celana cingkrang untuk laki-laki sudah ada
hembusan dari warga bahwa kami menyebarkan “Aliran Menyimpang”? Alhamdulillah kami dekat dengan tokoh-tokoh warga
setempat, sehingga mereka faham bagaimana gerak kami. Semoga Allah Ta’ala tetap memberikan kami keistiqomahan
untuk memberikan mereka kebaikan secara tahap dan bertahap.
Mereka hanya termakan media yang sangat jahat!
Mereka tak tahu apa yang sebenarnya di balik itu. Siapa yang teroris,
orang-orang kafir berpaham sekuleris itu ataukah orang-orang yang menjaga diri
dan kehormatannya? Maka siapa yang alirannya keras dan menyimpang? orang-orang
di luar Islam dan orang munafik yang benci sunnah itu, ataukah orang-orang yang
berupaya menegakkan sunnah di era yang serba membingungkan ini? Mereka hanyalah
korban keganasan media, media yang saat ini mayoritas dikuasai orang-orang
kufar. Dan bahkan saya yakin, artikel ini pun tak luput dari pertentangan. Yah
siapa lagi kalau bukan antara saudara malaikat dan saudara setan. Maka inilah
yang dikabarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasllam, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan
kalian seperti menyerbu makanan di atas nampan.”
Apakah memang jumlah kita sedikit?
Maka Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih
di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta
menjangkitkan di dalam hatimu penyakit Wahn”
Lalu para sahabat bertanya, “apa itu wahn Wahai
Rasulullah??”
Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Cinta dunia dan takut mati”
Maka, tak usahlah kami jelaskan lagi apa itu cinta
dunia dan takut mati. Sudah kami paparkan bagaimana aktvitas mereka tatkala
adzan dikumandangkan. Apa yang mereka sibukkan? mengapa mereka sibuk? tidak
lain adalah takut mati kelaparan bila pekerjaannya tak rampung hanya karena ditinggal
shalat selama hanya 5 – 10 menit saja. Mungkin, mungkin demikian. Mengapa
mereka menyatakan bahwa para kakak yang berjilbab lebar (perempuan), berjenggot
dan celana cingkrang (laki-laki), serta tidak merokok adalah antek aliran
keras? Tidak lain adalah hembusan dari orang-orang yang takut mati dan takut
Zionis Yahudi serta antek-anteknya menyerang Indonesia dengan rudal-rudal
mereka. Begitu??? Allahu a’lam.
Maka, dimanakah kalian hai kaum Muslimin? di
sekitar kita masih ada orang yang membutuhkan pertolongan kalian. Manakah
kalian hai Kaum ‘Alim? di sekitar kalian masih membutuhkan kelembutan dan
cahaya ilmu yang dianugerahkan kepada kalian. Dimanakah kalian Hai Kaum Anshar?
pertolonganmu kepada saudaramu sangat mereka butuhkan. Dimanakah kalian Hai
Ma’ashobirin? Kesabaran kalian sangat diperlukan untuk membina dan mendidik
mereka. Maka katakanlah, bahwa dunia ini adalah fana, dan bergeraklah untuk
akherat kalian. Sungguh, idealisme itu akan musnah tatkala tidak dikembalikan
kepada kehidupan akherat. Allahu a’lam
Disusun di
Malang, 21 Sya’ban 1433 / 10 Juli 2012
[1] Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad
V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah
[2]
Al-Qur’an, Surah Al-Hajj: 65
[3] Potongan Surah Al-Baqarah: 143
[4]
Al-Qur’an, Surah Huud: 90
[5]
Al-Qur’an, Surah Al-Mu’min: 22. Coba pula lihat ayat sebelumnya yaitu ayat ke
21.
[6]
Al-Qur’an, Surah Al-Anfal: 52
[7]
Al-Qur’an, Surah Ar-Ra’d: 13
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah