TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 47-53
(SYURGA ITU INDAH)
Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib di Masjid
Abu Dzar Al-Ghifari
Hari Rabu, Tertanggal 10 Dzulqo’dah
1433 / 26 September 2012
oleh: Ust. Abdullah Shaleh al-Hadhromi
A. Ayat: 46 &
47, “فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ, وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ
رَبِّهِ جَنَّتَان”
Allah berfirman, “Dan bagi orang yang takut akan saat
menghadap Tuhannya ada dua syurga. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan (Hai Manusia
dan Jin)?”.
Tatkala mambahas tentang nerakanya Allah yang amat
dahsyat maka otomatis kita membahas bagaimana Al-Khauf (takut) kepada
Allah, dan kini tatkala kita membahas tentang syurganya Allah yang sangat
nikmat maka disinilah pembahasan Ar-Roja’ (berharap) dimulai. Karena Al-Khauf
dan Ar-Raja’ merupakan kedua sayap yang kita akan terbang menghadapNya
dengan keselamatan insya Allah. Pendapat ini didukung oleh pendapat Atho’
al-Khurasani rahimahullah ta’ala menyatakan, “Ayat ini turun secara
khusus diturunkan kepada Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu ‘anhu. Beliau
termasuk orang yang takut kepada Allah Ta’ala dan mendapatkan dua syurga
itu.”
Ibnu Abi Hatim rahimahullah ta’ala menyatakan
riwayat dengan sanadnya sampai kepada ‘Athiyyah ibn Qaiz rahimahullah ta’ala,
dimana beliau mengatakan, “Ayat ini turun kepada orang yang mengatakan bakarlah
aku dengan api agar Allah tak bisa menemukan aku.” Ini merupakan ketakutan
orang itu terhadap Allah sampai dia meminta dirinya agar dibakar menjadi abu,
menurutnya apabila dia menjadi Abu agar Allah tidak menemukannya, akan tetapi
tetap saja Allah menyatukan jasadnya kembali dan menanyakannya, “Mengapa kau
berbuat demikian?” Maka orang itu menjawab, “Karena aku begitu takut kepadaMu
akan dosa-dosaku.” Maka Allah pun mengampuninya. Hikmah dari kisah ini adalah:
tampak oleh manusia yang lain bahwa dia merupakan orang yang kufur terhadap
Allah karena dia menyatakan bahwa Allah tidak mampu menghidupkannya dengan
menyusunnya kembali. Akan tetapi dia melakukannya karena sangat takut kepada
Allah dan belum memiliki ilmu tentang hal itu. Maka tatkala dia taubat,
taubatnya itu diterima oleh Allah Ta’ala walau terlambat, karena memang
ilmu baru sampai padanya tatkala dia berhadapan langsung dengan Allah. Oleh
sebab itu apabila ada orang yang melakukan dosa kemudian taubat dengan taubatan
nashuha dengan penyesalan dan janji tidak mengulanginya kembali dan menyelesaikan
urusan dengan orang lain apabila ada dosa yang terkait dengan orang lain, Allah
akan memaafkannya. Selain itu kita jangan sekali-kali menghina orang yang
berbuat dosa. Dinasehati dan dilarang adalah haq, akan tetapi menghina adalah
dilarang. Dan tidaklah kita tergesa-gesa memvonis seseorang ahli neraka tatkala
orang itu berbuat sesuatu yang tidak benar, karena boleh jadi orang itu memang
benar-benar belum mengetahui ilmunya.
Pendapat yang benar, ayat ini adalah umum baik turun
kepada Abu Bakar, orang yang takut dengan meminta dibakar dan orang yang lain.
Ibnu Katsir menyatakan makna dari ayat ini, yaitu, “Allah
Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang takut di hadapan Allah di hari
kiamat nanti dan dia mengendalikan hawa nafsunya, tidak melampaui batas, tidak
mengutamakan dunia dan dia meyakini akherat itu lebih baik dan lebih kekal
kemudian dia melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ia perintahkan dan dia
menjauhi larangan yang dilarang Allah. Maka di hari Kiamat nanti di sisi Robnya
ada dua syurga.”
Ibnu Katsir juga membawakan riwayat dimana sandanya
sampai kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Dua syurga yang
terbuat dari perak, semua bejana terbuat dari perak dan juga apa yang ada di
dalam syurga itu semua dari perak. Serta dua syurga lagi dari emas begitupula
bejana-bejanannya dan apa-apa yang ada di dalam syurga itu terbuat dari emas.
Antara dua syurga itu dengan wajah Allah Ta’ala terhalangi oleh pakaian
kebesaran Allah Ta’ala mereka itu ada di syurga ‘Adn.”
Ibnu Katsir juga membawakan riwayat dimana sanadnya
marfu’ sampai kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dari
Hammad, “Ada empat syurga. Yaitu dua syurga untuk orang Muqarrabin, dan
dua syurga dari perak untuk Ashabul Yamin. Sebagaimana di Surat
Al-Waqi’ah yang teradapat tingkatan-tingkatan orang yang didekatkan.” Dari ibnu
Katsir lagi dengan sanad sampai kepada Rasulullah melalui jalan Abu Darda radhiyallahu
‘anhu, ketika itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam membaca
ayat ini, kemudian Abu Darda bertanya, “Bagaimana kalau dia pernah berzina dan
mencuri?” Rasulullah menjawab, “وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَان“ Abu Darda mengatakan lagi, “Bagaimana
kalau dia pernah berzina dan mencuri?” Rasulullah mengatakan, “وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ
رَبِّهِ جَنَّتَانِ”.
Sahabat Abu Darda tanya lagi, “Bagaimana kalau dia pernah berzina dan mencuri?”
Rasulullah, “Walaupun kamu berat menerima ini.” Lalu Abu Darda meriwayatkan
riwayat meriwayatkan lainnya, “Orang yang takut kepada Allah maka mereka tidak
mungkin berzina dan mencuri.”
Ayat ini umum bahwa orang yang takut kepada Allah akan
masuk ke dalam syurga baik dari kalangan Manusia dan juga Jin. Maka ini
merupakan alasan yang paling kuat bahwa Jin juga masuk syurga apabila taat dan
masuk neraka apabila durhaka. Maka Jin adalah makhluk mukallaf.
B. Ayat 48 & 49,
“فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ, ذَوَاتَا أَفْنَانٍ”
Ayat ini mulai menceritakan keindahan syurga Allah ta’ala.
Ibnu Katsir menyatakan, “Bahwa pohon syurga itu memiliki dahan-dahan yang
warnanya hijau indah, dimana masing-masing dahan itu bergelantungan buah-buahan
yang sudah matang dan siap untuk dipetik.”
Sedangkan Atho’ al-Khurasani dan yang lainnya
menyatakan, “Pohon dan dahannya sangat banyak dan lebat.” Ikrimah menyatakan, “Naungan
dahan itu sampai ke temboknya (maksudnya naungannya sangat luas).” Mujahid dan
ikrimah serta lainnya juga menyatakan, “Dahan itu berbentuk lurus dan
memanjang.” Ibnu Abbas menyatakan, “Warna-warni” jadi pohonnya, dahannya,
sungainya dan apa yang ada di dalamnya itu berwarna-warni dengan menyejukkan
pandangan.
Bagaimana pohon yang ada di dalam syurga?
At-Tirmidzi meriwayatkan sanadnya hingga ke Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam, dimana ketika itu Beliau menceritakan tentang Sidratul
Muntaha, “Naungannya pohon syurga itu, bila pengendara di bawah pohon-pohon
syurga maka ia masih berada di bawah naungan itu hingga perjalanan seratus
tahun.” Maksudnya perjalanan onta yaitu perjalanan pada jaman Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam dahulu. Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam juga
menyatakan, “Ada seratus pengendara onta yang semuanya dapat bernaung dalam satu
naungan sebuah pohon di syurga. Serta di bawah pohon itu terdapat kupu-kupu
dari emas, buahnya sebesar genthong.”
Maka Allah berfirman, “ذَوَاتَا أَفْنَانٍ”
C. Ayat 50 &
51, “فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ -٥٠- فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ -٥١-“
Di dalamnya terdapat kedua mata air yang mengalir untuk
mengairi pohon-pohonan syurga. Dua mata air itu yang satu namanya Tasnim dan
yang satunya namanya Salsabil. ‘Athiyyah menyatakan, “Yang satu mata air
itu tawar, dan yang satunya lagi dari khamr yang lezat untuk diminum.”
Perlu diingat bahwa khamr di akherat itu berbeda dengan di dunia, dimana
di dunia menyebabkan kepala pening dan hilang akal (mabuk) sedangkan di syurga
tidak demikian halnya.
D. Ayat 52 &
53, “فِيهِمَا مِن كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ -٥٢- فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا
تُكَذِّبَانِ -٥٣-“
Berbagai macam buah-buahan yang sudah mereka ketahui di
sana ada dan yang lebih baik dari apa yang mereka ketahui di sana ada. Bahkan
di sana (syurga) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh
telinga dan tak pernah terlintas dalam hati. Ibnu Abbas, “Tidak ada yang ada di
dunia ini dari yang manis dan pahit semua ada di syurga. Hingga buah Handzallah[1]
itu pun juga ada di syurga.” Akan tetapi berbeda antara buah dunia dan syurga
walaupun nama dan bentuknya sama. Maka ibnu Abbas mengatakan, “Tiadalah apa-apa
yang ada di dunia dan di akherat itu sama melainkan namanya saja.” Sama seperti
anggur, dimana anggur di Indonesia dan di luar negeri berbeda walaupun namanya
sama dan bentuknya juga hampir sama. Akan tetapi hakekatnya berbeda-beda.
Itulah tafsir ringkas Surat Ar-Rahman: 47 – 53 yang
dapat kami ringkas dan susun dari kajian ustadzuna Abdullah Shalih al-Hadrami hafidzahullah
ta’ala. Semoga bermanfaat dan menambah ilmu serta pahala kita. Aamiin.
Malang, 13 Dzulqo’dah 1433 / 29 September 2012.
@nd.
[1]
Buah yang sangat pahit yang dikenal oleh Masyarakat Arab
Bagi yang ingin mendownload via PDF silahkan rujuk
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah