“SEMUA AKAN MENDAPATKAN
PERHATIAN-NYA”
TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 31 & 32
“Kami Akan Memperhatikan Sepenuhnya Kepadamu Hai Manusia dan Jin. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”?
Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib di Masjid
Abu Dzar Al-Ghifari
Hari Rabu, Tertanggal 24 Jumada ats-Tsaniyah
1433 / 16 Mei 2012
oleh: Ust. Abdullah Shaleh al-Hadhromi
Ayat ini ada hubungannya dengan
ayat sebelumnya, yaitu Allah Ta’ala sangat sibuk dengan hamba-hambaNya. Setelah
Allah Ta’ala berada dalam kesibukan, maka ayat ini terdapat
keistimewaan, yaitu terdapat kata “sanafrughu”.
A. Makna Global
dari Ayat 31-32
Disebutkan dalam tafsir Al-Muyassar, yang ditulis oleh
perkumpulan ulama para pakar tafsir yang dipimpin oleh Prof. DR. Abdullah ibn
Abdul Muhsin at-Turki. Disebutkan bahwa, “Kami akan meluangkan secara penuh
untuk menghisabmu dan memberikan balasan kepadamu atas perbuatan-perbuatan yang
sudah kamu kerjakan di dunia ‘Wahai Dua Yang Berat’ (Manusia
dan Jin). Sehingga Kami akan menghukum ahli maksiat dan memberikan ganjaran
kepada ahli taat.” Makna globalnya adalah, Allah akan meluangkan secara
total dan Maha Maksimal untuk menghisab Manusia dan Jin. Ibarat seakan-akan
Allah tidak memiliki kesibukan yang lainnya dan hanya berkonsentrasi kepada
penghisaban diri Manusia dan Jin untuk memberikan balasan.
B. Makna “Sanafrughu
“
“Sanafrughu”. Apakah makna Sanafrughu (dua yang berat)?
Dalam Tafsir at-Tahrir wa Tanwir (Tafsir ibn Asyur)
ditulis oleh Muhammad at-Thohir ibn Asyur (W.1974 f.Tunisia), “Meluangkan untuk
sesuatu bermaksud kosong dari apa yang menyibukkan. Ini adalah perumpamaan
tentang benar-benar memperhatikan sesuatu (Benar-benar konsentrasi penuh untuk
menghisab).
Dalam hal ini, di kalangan Arab terdapat perumpamaan
terhadap seseorang yang konsentrasi kepada suatu pekerjaan dengan melupakan
yang lainnya, diserupakan dengan sebuah wadah yang kosong dan siap untuk diisi
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ini adalah bukti bahwa Allah nanti pada Hari
Kiamat menghisab manusa secara total.
Fungsi perumpamaan wadah yang kosong dengan memakai
makna ”sanafrughu” adalah:
1. Suatu hal yang biasa dipakai untuk
menunjukkan perhatian penuh terhadap sesuatu. Sebagaimana perkataan Sahabat Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu kepada putranya Abdurrahman dalam menghormati
tamunya, “lepaskan semua pekerjaanmu (memakai kata ufgru) untuk
melayani tamumu.”
2. Untuk ancaman.
Maka sanafrughu berfungsi
sebagai keduanya. Menunjukkan kabar berita sekaligus ancaman sebelum kejadian
tersebut benar-benar terjadi. Bermaksud untuk mengancam orang-orang yang jahat
dari kalangan Manusia dan Jin.
C. Makna Ats-Tsaqolan
(Dua Hal Yang Berat)
Diterangkan oleh Al-Hafidz ibn Katsir rahimahullah dalam Tafsir
Qur’an al-Adzim, “Ats-Tsaqolan ini adalah Manusia dan Jin.” Terdapat
dalam hadits yang sahih, sebagaimana tatkala Rasulullah Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam menceritakan tentang sakaratul maut, tentang kematian,
fitnah kubur dan adzab kubur. Diceritakan bahwa orang yang gagal menjawab
munkar dan nakir datang padanya malaikat yang membawa sebatang besi, dimana
malaikat itu memiliki 3 sfat, yaitu: buta, tuli dan bisu. Batang besi itu
dipukulkan dengan satu pukulan dan dia berteriak dengan teriakan yang sangat
keras yang didengar oleh semua makhluk kecuali Ats-Tsaqolain yaitu
Manusia dan Jin.
Dijelaskan oleh Imam al-Baghawi dalam Tafsir Ma’alimul Tanzil (w.516H), “Ats-Tsaqolan
maksudnya adalah Jin dan Manusia. Mereka dinamakan “Dua yang Berat” karena mereka memberatkan Bumi. Sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman dalam Q.S Al-Zalzalah: 2, (artinya) “dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung) nya.”
Berkata sebagian ahli sastra, “Segala sesuatu yang memiliki harga/nilai
dikatakan sebagai sesuatu yang berat. Sebagaimana Sabda Rasulullah Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam dalam riwayat Imam Ahmad ibn Hambal, disahihkan oleh
Al-Albaniy dalam As-Sahih al-Jami’, “Sesungguhnya telah kutinggalkan kepada
kalian “dua yang berat” yaitu Al-Qur’an dan Ahlul Bait. Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam menyebutkan Al-Qur’an dan Ahlul Bait sebagai dua
yang berat karena kedudukannya yang sangat besar.”
Berkata Ja’far ibn Muhammad as-Saddiq, “Manusia dan Jin dinamakan Tsaqolain
karena keduanya itu berat oleh dosa-dosa.” disebutkan juga oleh Hasan
al-Basri dalam Ruhul Ma’ani. Maka hikmah dari dosa adalah agar manusia tidak
terjerumus dari hal yang lebih dahsyat keburukannya, yaitu ujub
(sombong). Agar mereka mengaku bahwa mereka lemah dan sangat lemah.
Dalam Tafsir al-Baighawi dinyatakan, “Ats-Tsaqolan adalah Manusia
dan Jin keduanya dinamakan itu karena keduanya memberatkan bumi atau karena
kecerdasan dan ketinggian kedudukannya. Atau karena mereka diberi keberatan
berupa beban-beban taklif (perintah
dan larangan)”.
D. Makna Ayat: 32. “Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Hai Manusia dan Jin)?”
Menurut Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jami’ al-Bayan bi
Tafsir al-Qur’an, ”Maka nikmat Tuhanmu yang manakah Hai sekalian Manusia dan
Jin, nikmat yang telah diberikan padamu terhadap orang yang diberi ganjaran
kepada ahli taat dan hukuman kepada ahli maksiat. Nikmat mana yang kamu
dustakan?” Allah Maha Adil dan tak pernah berbuat dzalim, maka nikmat Allah
yang manakah yang kalian dustakan?
E. Kesimpulan
Kedua ayat ini memberikan peringatan kepada kita
semuanya, bahwa Allah akan memperhatikan secara total untuk menghisab kita
semua. Karena di hari itulah Allah akan memberikan balasan-balasan yang
setimpal.
Pertanyaan-pertanyaan Allah akan pula tertuju kepada
kita: (1) untuk apa usia kita dihabiskan; (2) waktu digunakan untuk apa; dan
(3) masa muda kita. Serta bagaimana harta kita, yaitu: (1) darimana kita
mendapatkannya dan (2) kemana keluarnya. Bagaimana ilmu yang kita dapatkan dan
untuk apa.
Serta yang paling utama adalah “Menyembah apakah dahulu
semasa hidupmu di duna?” apakah termasuk ahli tauhid ataukah syirik. Serta
ditanyakan, bagaimana sikapmu terhadap para Rasul apakah menentangnya ataukah
mengkutinya.
Sebagaimana kejadian hari kiamat yaitu tatkala
sangkakala ditiup untuk yang kedua, maka semua manusia bangkit dari kubur.
Disebutkan dalam hadits yang sahih bahwa kita dibangkitkan dengan tak pakai
alas kaki, telanjang bulat dan tidak berkhtan, semua berkumpul dalam satu
lapangan luas. Saat itu seseorang tidak sempat memikirkan aurat orang lain
karena dahsyatnya perkara. Di Padang Mahsyar itulah matahari mendekat dengan
jarak 1 mil, dengan manusia bermandikan keringat dengan begitu panasnya
matahari. Kecuali kelompok-kelompok yang menapatkan naungan Allah, mereka
adalah 7 golongan yang disebutkan dalam hadits sahih.
Kemudian ditancapkan timbangan-timbangan untuk menimbang
amalan-amalan kita semua. Timbangan yang Sangat Akurat dan Teliti serta
disebarkan catatan-catatan amal manusia. Ada yang menerima dengan tangan kanan
dimana ia ahli syurga, dan diberikan dengan tangan kirinya melalui punggungnya,
yaitu ahli neraka. Mereka diminta membaca catatatannya sendiri dan menghisab
dirnya sendiri.
Hisab ada dua, yaitu hisab orang-orang yang beriman dan
orang-orang kafir. Hisab yang berat adalah hisab-hisab orang-orang kaya.
Sedangkan orang miskin lebih ringan hisabnya. Namun, tatkala masuk syurga bisa
jadi orang kaya mengalahkan orang miskin. Karena dengan kekayaannya yang banyak
itulah ia memberikan kebaikan kepada manusia. Ada pula hisab yang sangat mudah.
Hisab yang mudah adalah Allah Ta’ala berbicara dengan orang mukmin yang
kemudian disebutkan dosa-dosanya, kita semua mengakui hal itu. Saat kita merasa
benar-benar akan binasa, maka Allah berfirman, “Di dunia dahulu
dosa-dosamu aku tutupi dan pada hari ini aku ampuni.”
Hisab orang kafir cepat akan tetapi langsung dimasukkan
neraka. Dimana orang-orang kafir kebaikannya langsung dibalas di dunia, akan
tetapi di akherat disebutkan dosa-dosanya langsung dimasukkan neraka. Orang-orang
kafir di dunia juga banyak yang baik dan mereka juga khusyuk beribadah, karena
setan tidak menggoda orang yang sudah rusak imannya, kecuali menjaga kekafiran
mereka. Mereka baik, akan tetapi diadzab Allah Ta’ala karena mereka
tidak mengesakan Allah dan tidak tunduk kepada ajaran yang dibawa Rasulullah
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Dimana kejadian hari kiamat nanti juga ada telaga
Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alahi wasallam dimana telaga milik
Baliau adalah telaga terbesar yang airnya lebih putih dari susu dan lebih manis
dari madu. Dimana sumber telaga itu dari Sungai di Syurga. Terdapat sekelompok
orang yang akan meminum air telaga itu, tapi mereka terpental karena
menyalahi/menentang sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam.
Adapula jembatan. Dimana jembatan itu sangat tipis,
lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang. Terapat kaitan,
ada yang terkait hingga masuk ke neraka Jahannam, ada yang terkait hingga
luka-luka akan tetapi masih selamat, ada yang berjalan lambat dan terluka
kakinya, ada yang cepat dan ada pula yang secepat kilat.
Lalu ada tempat qishash penduduk ahli syurga,
dimana dihisab mereka hingga tidak ada dendam kepada mereka semua. Lalu setelah
bersih calon-calon ahli syurga dimasukkan ke dalam syurga. Ternyata di sana
telah manunggu nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dan pntu syurga
tidak dibuka kecuali dipertintahkan Allah, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wasallam dahulu lah yang berhak memasukinya. Kemudian umat yang
pertama kali memasuki syurga itu adalah Ummat Beliau Shalallahu ‘alaihi
wasallam.
Dirangkum di Malang
6 Rajab 1433 / 26 Mei 2012
@and.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah