KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Minggu, 11 November 2012

SEMUA KAN DIPERHATIKAN


“SEMUA AKAN MENDAPATKAN PERHATIAN-NYA”

TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 31 & 32
“Kami Akan Memperhatikan Sepenuhnya Kepadamu Hai Manusia dan Jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”?

Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib di Masjid Abu Dzar Al-Ghifari
Hari Rabu, Tertanggal 24 Jumada ats-Tsaniyah 1433 / 16 Mei 2012
oleh: Ust. Abdullah Shaleh al-Hadhromi

Ayat ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya, yaitu Allah Ta’ala sangat sibuk dengan hamba-hambaNya. Setelah Allah Ta’ala berada dalam kesibukan, maka ayat ini terdapat keistimewaan, yaitu terdapat kata “sanafrughu”.

A.      Makna Global dari Ayat 31-32
Disebutkan dalam tafsir Al-Muyassar, yang ditulis oleh perkumpulan ulama para pakar tafsir yang dipimpin oleh Prof. DR. Abdullah ibn Abdul Muhsin at-Turki. Disebutkan bahwa, “Kami akan meluangkan secara penuh untuk menghisabmu dan memberikan balasan kepadamu atas perbuatan-perbuatan yang sudah kamu kerjakan di duniaWahai Dua Yang Berat’ (Manusia dan Jin). Sehingga Kami akan menghukum ahli maksiat dan memberikan ganjaran kepada ahli taat.” Makna globalnya adalah, Allah akan meluangkan secara total dan Maha Maksimal untuk menghisab Manusia dan Jin. Ibarat seakan-akan Allah tidak memiliki kesibukan yang lainnya dan hanya berkonsentrasi kepada penghisaban diri Manusia dan Jin untuk memberikan balasan.
B.      Makna “Sanafrughu
Sanafrughu. Apakah makna Sanafrughu (dua yang berat)?
Dalam Tafsir at-Tahrir wa Tanwir (Tafsir ibn Asyur) ditulis oleh Muhammad at-Thohir ibn Asyur (W.1974 f.Tunisia), “Meluangkan untuk sesuatu bermaksud kosong dari apa yang menyibukkan. Ini adalah perumpamaan tentang benar-benar memperhatikan sesuatu (Benar-benar konsentrasi penuh untuk menghisab).
Dalam hal ini, di kalangan Arab terdapat perumpamaan terhadap seseorang yang konsentrasi kepada suatu pekerjaan dengan melupakan yang lainnya, diserupakan dengan sebuah wadah yang kosong dan siap untuk diisi sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ini adalah bukti bahwa Allah nanti pada Hari Kiamat menghisab manusa secara total.
Fungsi perumpamaan wadah yang kosong dengan memakai makna ”sanafrughu” adalah:
1.       Suatu hal yang biasa dipakai untuk menunjukkan perhatian penuh terhadap sesuatu. Sebagaimana perkataan Sahabat Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu kepada putranya Abdurrahman dalam menghormati tamunya, “lepaskan semua pekerjaanmu (memakai kata ufgru) untuk melayani tamumu.”
2.       Untuk ancaman.
Maka sanafrughu berfungsi sebagai keduanya. Menunjukkan kabar berita sekaligus ancaman sebelum kejadian tersebut benar-benar terjadi. Bermaksud untuk mengancam orang-orang yang jahat dari kalangan Manusia dan Jin.
C.      Makna Ats-Tsaqolan (Dua Hal Yang Berat)
Diterangkan oleh Al-Hafidz ibn Katsir rahimahullah dalam Tafsir Qur’an al-Adzim, “Ats-Tsaqolan ini adalah Manusia dan Jin.” Terdapat dalam hadits yang sahih, sebagaimana tatkala Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang sakaratul maut, tentang kematian, fitnah kubur dan adzab kubur. Diceritakan bahwa orang yang gagal menjawab munkar dan nakir datang padanya malaikat yang membawa sebatang besi, dimana malaikat itu memiliki 3 sfat, yaitu: buta, tuli dan bisu. Batang besi itu dipukulkan dengan satu pukulan dan dia berteriak dengan teriakan yang sangat keras yang didengar oleh semua makhluk kecuali Ats-Tsaqolain yaitu Manusia dan Jin.
Dijelaskan oleh Imam al-Baghawi dalam Tafsir Ma’alimul Tanzil (w.516H), “Ats-Tsaqolan maksudnya adalah Jin dan Manusia. Mereka dinamakan “Dua yang Berat” karena mereka memberatkan Bumi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Al-Zalzalah: 2, (artinya) “dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya.”
Berkata sebagian ahli sastra, “Segala sesuatu yang memiliki harga/nilai dikatakan sebagai sesuatu yang berat. Sebagaimana Sabda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Imam Ahmad ibn Hambal, disahihkan oleh Al-Albaniy dalam As-Sahih al-Jami’, “Sesungguhnya telah kutinggalkan kepada kalian “dua yang berat” yaitu Al-Qur’an dan Ahlul Bait. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan Al-Qur’an dan Ahlul Bait sebagai dua yang berat karena kedudukannya yang sangat besar.”
Berkata Ja’far ibn Muhammad as-Saddiq, “Manusia dan Jin dinamakan Tsaqolain karena keduanya itu berat oleh dosa-dosa.” disebutkan juga oleh Hasan al-Basri dalam Ruhul Ma’ani. Maka hikmah dari dosa adalah agar manusia tidak terjerumus dari hal yang lebih dahsyat keburukannya, yaitu ujub (sombong). Agar mereka mengaku bahwa mereka lemah dan sangat lemah.
Dalam Tafsir al-Baighawi dinyatakan, “Ats-Tsaqolan adalah Manusia dan Jin keduanya dinamakan itu karena keduanya memberatkan bumi atau karena kecerdasan dan ketinggian kedudukannya. Atau karena mereka diberi keberatan berupa beban-beban taklif (perintah dan larangan)”.
D.      Makna Ayat: 32. “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Hai Manusia dan Jin)?”
Menurut Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jami’ al-Bayan bi Tafsir al-Qur’an, ”Maka nikmat Tuhanmu yang manakah Hai sekalian Manusia dan Jin, nikmat yang telah diberikan padamu terhadap orang yang diberi ganjaran kepada ahli taat dan hukuman kepada ahli maksiat. Nikmat mana yang kamu dustakan?” Allah Maha Adil dan tak pernah berbuat dzalim, maka nikmat Allah yang manakah yang kalian dustakan?
E.      Kesimpulan
Kedua ayat ini memberikan peringatan kepada kita semuanya, bahwa Allah akan memperhatikan secara total untuk menghisab kita semua. Karena di hari itulah Allah akan memberikan balasan-balasan yang setimpal.
Pertanyaan-pertanyaan Allah akan pula tertuju kepada kita: (1) untuk apa usia kita dihabiskan; (2) waktu digunakan untuk apa; dan (3) masa muda kita. Serta bagaimana harta kita, yaitu: (1) darimana kita mendapatkannya dan (2) kemana keluarnya. Bagaimana ilmu yang kita dapatkan dan untuk apa.
Serta yang paling utama adalah “Menyembah apakah dahulu semasa hidupmu di duna?” apakah termasuk ahli tauhid ataukah syirik. Serta ditanyakan, bagaimana sikapmu terhadap para Rasul apakah menentangnya ataukah mengkutinya.
Sebagaimana kejadian hari kiamat yaitu tatkala sangkakala ditiup untuk yang kedua, maka semua manusia bangkit dari kubur. Disebutkan dalam hadits yang sahih bahwa kita dibangkitkan dengan tak pakai alas kaki, telanjang bulat dan tidak berkhtan, semua berkumpul dalam satu lapangan luas. Saat itu seseorang tidak sempat memikirkan aurat orang lain karena dahsyatnya perkara. Di Padang Mahsyar itulah matahari mendekat dengan jarak 1 mil, dengan manusia bermandikan keringat dengan begitu panasnya matahari. Kecuali kelompok-kelompok yang menapatkan naungan Allah, mereka adalah 7 golongan yang disebutkan dalam hadits sahih.
Kemudian ditancapkan timbangan-timbangan untuk menimbang amalan-amalan kita semua. Timbangan yang Sangat Akurat dan Teliti serta disebarkan catatan-catatan amal manusia. Ada yang menerima dengan tangan kanan dimana ia ahli syurga, dan diberikan dengan tangan kirinya melalui punggungnya, yaitu ahli neraka. Mereka diminta membaca catatatannya sendiri dan menghisab dirnya sendiri.
Hisab ada dua, yaitu hisab orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Hisab yang berat adalah hisab-hisab orang-orang kaya. Sedangkan orang miskin lebih ringan hisabnya. Namun, tatkala masuk syurga bisa jadi orang kaya mengalahkan orang miskin. Karena dengan kekayaannya yang banyak itulah ia memberikan kebaikan kepada manusia. Ada pula hisab yang sangat mudah. Hisab yang mudah adalah Allah Ta’ala berbicara dengan orang mukmin yang kemudian disebutkan dosa-dosanya, kita semua mengakui hal itu. Saat kita merasa benar-benar akan binasa, maka Allah berfirman, “Di dunia dahulu dosa-dosamu aku tutupi dan pada hari ini aku ampuni.”
Hisab orang kafir cepat akan tetapi langsung dimasukkan neraka. Dimana orang-orang kafir kebaikannya langsung dibalas di dunia, akan tetapi di akherat disebutkan dosa-dosanya langsung dimasukkan neraka. Orang-orang kafir di dunia juga banyak yang baik dan mereka juga khusyuk beribadah, karena setan tidak menggoda orang yang sudah rusak imannya, kecuali menjaga kekafiran mereka. Mereka baik, akan tetapi diadzab Allah Ta’ala karena mereka tidak mengesakan Allah dan tidak tunduk kepada ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Dimana kejadian hari kiamat nanti juga ada telaga Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alahi wasallam dimana telaga milik Baliau adalah telaga terbesar yang airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Dimana sumber telaga itu dari Sungai di Syurga. Terdapat sekelompok orang yang akan meminum air telaga itu, tapi mereka terpental karena menyalahi/menentang sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alahi wasallam.
Adapula jembatan. Dimana jembatan itu sangat tipis, lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam dari pedang. Terapat kaitan, ada yang terkait hingga masuk ke neraka Jahannam, ada yang terkait hingga luka-luka akan tetapi masih selamat, ada yang berjalan lambat dan terluka kakinya, ada yang cepat dan ada pula yang secepat kilat.
Lalu ada tempat qishash penduduk ahli syurga, dimana dihisab mereka hingga tidak ada dendam kepada mereka semua. Lalu setelah bersih calon-calon ahli syurga dimasukkan ke dalam syurga. Ternyata di sana telah manunggu nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dan pntu syurga tidak dibuka kecuali dipertintahkan Allah, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dahulu lah yang berhak memasukinya. Kemudian umat yang pertama kali memasuki syurga itu adalah Ummat Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam.

Dirangkum di Malang
6 Rajab 1433 / 26 Mei 2012
@and.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah