LAPANGKANLAH DADAMU UNTUK MENERIMA PAHITNYA HIDUP
Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha
Bijaksana, tiada yang sia-sia dalam semua ciptaannya walau itu sehina dunia
sekalipun. Semoga Shalawat serta salam tetap tercurah kepada Rasulullah
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang telah menerangkan banyak
hikmah dari Allah sehingga kita dapat selamat dari hinanya dunia dan mengambil
banyak pelajaran dari setiap jengkal kehidupan. Semoga shalawat juga tetap
tercurah kepada para keluarga dan sahabat Beliau radhiyallahu ‘anhum
serta ummatnya yang tetap setia mengikuti sunnahnya hingga akhir zamman. Amma
ba’d.
Dunia ibarat tanah ujian bagi manusia,
di dalamnya terdapat tipuan dan jebakan. Keindahannya hanya kesemuan dan
manisnya hanyalah sementara. Di sisi Allah, dunia adalah hina. Bagi orang-orang
mu’min, dunia adalah pahit. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa
kalian, tetapi yang kutakuti adalah bila dilapangkannya dunia bagimu
sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan) bagi orang-orang yang sebelum
kalian, lalu kalian saling berlomba sebagaimana mereka berlomba, lalu kalian
dibinasakan olehnya sebagaimana mereka dibinasakan.” (HR. Ahmad).
Banyak ahli hikmah mencoba menceritakan tentang bagaimana
hakekat dunia dan kepahitannya. Hal ini merupakan upaya untuk menentang
orang-orang ahli dunia yang merasakan betapa manisnya dunia dan seisinya hingga
mereka tertipu dan terjebak oleh dunia. Maka banyak kisah-kisah hikmah yang
dibuat untuk memberikan hidangan lezat bagi manusia, hidangan lezat itu adalah
berupa nasehat. Inilah salah satu nasehat yang akan kami kisahkan dan diambil
dari kisah inspiratif yang dikirimkan melalui fia e-mail kami:
Pada suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda
yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung
menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya
serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, “Coba minum ini dan
katakan bagaimana rasanya!“, ujar pak tua “Pahit, pahit sekali!“, jawab pemuda
itu sambil meludah ke samping, Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini
untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali
menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah!” Saat si pemuda mereguk air itu,
Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya?” “Segar”, sahut si
pemuda. “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya pak tua “Tidak.” sahut pemuda itu. Pak tua tertawa
terbahak-bahak sambil berkata: “Anak muda, dengarkan baik- baik. Pahitnya
kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa
pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg
kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah
hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”. Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
“Hatimu adalah wadah itu; Perasaanmu adalah tempat itu; Kalbumu adalah tempat
kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah
laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi
kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita
jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar
menerima kenyataan adalah yang terbaik”
Semoga bermanfaat, Allahu
a’lam bish shawwab
Malang, 27 Oktober 2012.
nB: Artikel ini diambil dan disimpan pada tanggal 15 Januari
2011
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah