KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 29 September 2012

UNIKNYA CINTA DAN TABIR DI BALIKNYA

UNIKNYA CINTA DAN TABIR DI BALIKNYA

Judul Asli          : Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin                         
Terjemahan       : Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu
Penulis              : Ibnul Qayyim al-Jauziyyah
Penerjemah       : Kathur Suhardi
Penerbit             : Darul Falah – Bekasi
Tebal Halaman   : xxii + 453 halaman   
Harga                  : Rp 48.000/buku

PEMBELIAN DAN PEMESANAN GROSIR SILAHKAN CLICK:
http://swaranda.blogspot.com/p/blog-page.html         

Cinta, merupakan hal yang tidak pernah habis untuk dibahas. Begitupula cinta merupakan pembahasan yang tidak pernah bosan untuk dibicarakan. Mulai orang awam hingga berilmu atu siapapun dia yang berakal dan telah memahami tentang cinta, pasti ingin terus membicarakannya. Sebagaimana orang yang kehausan ingin minum dari segelas air yang menyejukkannya. Cinta merupakan sebuah kata-kata yang menyimpan ribuan makna dan jutaan rahasia. Tidak mudah dalam mengartikannya akan tetapi tidak jarang tampak sangat nyata di dalam interaksi kehidupan kita.

Boleh jadi cinta itu bagai air yang menyejukkan kehidupan manusia, akan tetapi boleh jadi pula cinta itu merupakan racun yang membunuh dirinya. Cinta tidak mengenal siapa dia, baik laki-laki ataupun perempuan, orang berilmu ataupun orang awam, anak muda maupun orang tua melainkan ia selalu berada di sampingnya. Cinta itu menari-nari terus di hatinya dan memautkan antara dia dengan apa yang disukainya. Tidak ada yang dapat mencegahnya, dan tidak ada pula yang dapat mendorongnya melainkan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla atas dirinya dan kekuasanNya terhadap hamba-hambaNya. Akan tetapi bukan berarti manusia itu tunduk tanpa daya, Allah Ta’ala juga memberinya pilihan dan ikhtiar atas apa yang dikehendaki oleh mereka walaupun keputusan akhir ada di tanganNya.

Cinta oh cinta, ada kenangan buruk dan ada kenangan baik di dalam kehidupan manusia. Berjuta-juta rahasia terpendam dalam hati manusia. Akan tetapi tanpa cinta tidak pernah ada kehidupan di alam semesta. Hingga cinta merupakan sebuah unsur terpenting yang menyelamatkan manusia, akan tetapi di sisi lain dia juga mencelakakan mereka. Para ulama menyebutkan, syarat untuk dapat selamat dalam terbang menuju Allah Ta’ala ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh seorang manusia, yaitu: (1) Al-Khauf (takut); (2) Ar-Roja’ (berharap); dan (3) Al-Mahabbah (cinta). Al-Kauf dan Ar-Roja’ bagai kedua sayap yang tidak dapat dipisahkan untuk terbang, sedangkan Al-Mahabbah (cinta) merupakan kepala yang tanpanya kedua sayap itu tidak berfungsi sama sekali hingga tubuhnya pun tak dapat melakukan aktivitas sedikitpun, jangankan terbang menggerakkan sayap saja tidak akan mungkin dapat ia lakukan.

Bagaimanakah cinta yang menyelamatkan dan bagaimana yang mencelakakan?
Di sinilah rahmat Allah Ta’ala diturunkan kepada Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah Ta’ala. Beliau merupakan dokter hati dan pakar dalam mengobati penyakit hati. Maka beliau pun menuliskan tentang minuman yang apabila diteguk orang yang tepat dapat menyelamatkan, namun apabila salah resep maka minuman itu berubah menjadi racun yang mematikan, dialah ‘CINTA’. Begitu indah dan uniknya cinta, hingga Ibnul Qayyim menyusun buku yang sangat indah tentangnya. Beliau memberinya judul, “TAMAN ORANG-ORANG JATUH CINTA DAN MEMENDAM RINDU”.

Judul asli yang beliau tulis adalah “Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin”, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan susunan yang cermat serta meminimalisir perubahan makna dan kaidah bahasa antara Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia. Buku yang cukup tebal ini tidak membosankan apabila dibaca, karena di dalamnya terdapat beberapa komponen yang penting dalam memahami dan memberikan makna tentang cinta dan kehidupan manusia. Selain itu disertai pula dengan kisah-kisah orang-orang yang shalih terdahulu dalam memaknai dan meneguk cinta. Bukan saja dari kalangan para ulama jaman imam yang empat dan setelahnya, akan tetapi dirujuk pula dari kalangan para Tabi’in dan juga kisah para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam.

Buku ini tersusun rapi dan sistematis, sehingga memudahkan pembaca dalam memahami bagian per bagian. Sistematika penulisan yang rapi dapat dirasakan dari indahnya pembahasan pada tiap bab yang ada. Ibnul Qayyim rahimahullah Ta’ala menyusun pembahasan mengenai cinta dan keunikannya dalam 29 bab. Pembahasan secar utuh yang disusun dalam bab per bab membuat pembaca memahami arti makna cinta, keunikan-keunikan cinta dan kisahnya serta tabir yang ada di dalamnya. Bukan hanya itu, akan tetapi pembaca juga memahami manakah cinta yang diridhoi Allah dan manakan cinta yang terlarang. Buku ini juga menggambarkan bagaimana reaksi cinta pada diri para ulama, para tabi’in dan tabi’iyah serta para sahabat dan sahabiyyah. Adapun bab itu adalah:
1. Istilah-istilah cinta
2. Penggunaan istilah cinta (dalam Bahasa Arab) dan makna masing-masing
3. Kaitan antara istilah-istilah cinta
4. Penciptaan alam atas dan bawah karena adanya cinta
5. Motif dan pendorong cinta
6. Hukum-hukum pandangan mata dan dampak terhadap pelakunya
7. Dialog antara hati dan cinta
8. Syubhat (keterangan menyimpang) yang dijadikan alasan orang-orang yang membolehkan memandang sesuatu yang haram.
9. Tanggapan dan Jawaban (atas poin nomor 8)
10. Hakikat cinta buta, sifat-sifatnya dan pendapat manusia
11. Apakah cinta buta itu tumbuh karena inisiatif atau ketetapan takdir
12.Mabuk Asmara
13. Kenikmatan bergantung kepada cinta
14. Para pemuja cinta
15. Golongan yang mencela cinta
16. Keputusan hukum di antara dua golongan itu dan menuntaskan perbedaan di antara keduanya
17. Anjuran memilih hal-hal yang baik untuk mencapai apa yang dicintai Allah dan RasulNya
18. Obat orang-orang yang dimabuk cinta, serta hubungan yang diperbolehkan Allah Ta’ala
19. Keutamaan keindahan dan kecenderungan jiwa yang menyenangi keindahan
20. Tanda-tanda cinta
21. Cinta menuntut penunggalan kekasih tanpa memadunya dengan yang lain
22. Kecemburuan orang yang jatuh cinta kepada kekasihnya
23.Kesucian orang-orang dimabuk cinta tatkala bersanding dengan kekasih hati
24. Melanggar jalan yang diharamkan dan kerusakan yang diakibatkannya
25. Kasih sayang orang-orang yang jatuh cinta dan syafa’at bagi sang kekasih
26. Meninggalkan sesuatu yang dicintai karena hukumnya haram dan menggantinya dengan yang halal.
27. Orang yang meninggalkan kekasih yang diharamkan baginya, lalu diganti Allah dengan yang lebih baik lagi
28. Orang yang lebih mementingkan siksa dan penderitaan dunia daripada hubungan yang diharamkan
29. Celaan terhadap nafsu.

Buku ini penuh ketawadhu’an (kerendahan hati) penulisnya dan keutamaan penulis yang terpancar dalam sastranya. Beliau merupakan ulama yang tinggi ilmunya serta wara’ (pengutamaan atas akhirat) nya. Siapa yang tidak tertarik membacanya padahal dia mukallaf dan dia merupakan orang yang memahami tulisan, maka hendaknya lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan memohon petunjukNya.

Walaupun demikian buku ini bukanlah Al-Qur’an yang mutlak kebenarannya. Ada beberapa sisi yang mungkin pembaca memiliki persepsi yang lain. Hanya saja, buku ini merupakan penulisan ilmiah yang didasarkan atas Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wassalam dan bukan atas akal semata sebagaimana kitab-kitab orang mu’tazillah (Islam Liberal) dalam memaknai tentang cinta dan hakekatnya. Bukan pula didasarkan oleh hawa nafsu semata hingga ia berlebihan dalam memaknai cinta sebagaimana difahami oleh orang-orang Sufi.

Buku ini juga memiliki tingkat sastra yang cukup tinggi. Perbedaan bahasa antara Bahasa Arab yang merupakan bahasa termulia di dunia dengan Bahasa Indonesia menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi keindahan sastra dan kesejukannya. Akan tetapi penerjemah telah berupaya untuk menerjemahkan dengan pemaknaan yang sedekat mungkin dengan apa yang dimaksud oleh penulis. Sehingga dalam Bahasa Indonesia pun, beberapa pembahasan diperlukan konsentrasi yang cukup tinggi karena Bahasa Indonesia yang dipakai merupakan bahasa berbentuk sastra formal. Akan tetapi orang yang telah terbiasa mempelajari ilmu-ilmu agama dan membaca kitab terjemahan para ulama yang mengikuti manhaj as-Salaf as-Shalih (Para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in) baik dari kalangan terdahulu maupun yang sekarang akan mudah dalam memahami buku ini, insya Allah.

Semoga resensi ini bermanfaat dan apabila terdapat kebenaran datangnya dari Allah, dan semoga Dia memberkahi Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. Dan apabila ada salah, semoga Allah memaafkan dan mengampuni penulis resensi ini. Semoga bermanfaat, wa Allahu a’lam bish shawwab wa Allahu al-Musta’an.

13 Dzulqo’dah 1433 / 29 September 2012.
@and.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

1 komentar:

ARNANDA AJI SAPUTRA mengatakan...

hum, indahnya cinta. Boleh jadi blog ini pun juga terbentuk karena cinta... ahaa ^-^

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah