KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Jumat, 08 Juni 2012

MEREKA JUGA BERTASBIH

TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 5 dan 6
“Matahari Dan Bulan Beredar Menurut Perhitungan dan Bintang-bintang Serta Pohon-pohonan Keduanya Tunduk KepadaNya.”

(LIHATLAH BAHWA MEREKA JUGA BERTASBIH)

Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib di Masjid Abu Dzar Al-Ghifari
Tertanggal 17 Shafar 1433 / 11 Januari 2012
oleh: Ust. Abdullah Shaleh al-Hadhromi

Segala Puji Bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi untuk jin dan manusia, karena ciptaanNya yang sempurnalah kita diberikan kemudahan berupa fasilitas untuk beribadah kepadanya. Semoga shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad beserta para keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang setia berada di atas manhajnya hingga akhir zaman. Amma ba’d.

Allah Ta’ala menciptakan matahari dan bulan tentu beredar menurut perhitunganNya. Bila kita melihat, bagaimana perhitungan itu sangat teliti dan rapi sekali. Ilmuwan yang berupaya mengetahui medan gravitasi, kecepatan gerak planet bahkan atmosfer hingga suhunya masih belum seberapa dibandingkan perhitungan Allah Ta’ala terhadap Matahari dan Bulan itu sendiri. Karena ilmu manusia terbatas, sedangkan ilmu Allah Maha Tak Terbatas. Sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (Al-Khafi: 109).

Semua ini ditundukkan oleh Allah sebagai rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala, hal ini merupakan bukti bahwa Allah memperhatikan kita semuanya. Allah pun berfirman, “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja?” (Al-Qiyamah: 36). Dengan matahari dan bulan itulah kita bisa mengetahui bilangan-bilangan waktu. Keduanya banyak disinggung Allah Ta’ala di antaranya adalah: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Yunus: 6). Dalam Q.S Yaasin: 40, Allah Ta’ala berfirman, “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” Ini menunjukkan kerapian ciptaan Allah serta ketundukan mereka tatkala Allah memerintahkan mereka untuk beredar sesuai dengan jalan yang telah Ia tentukan.

Bila kita merujuk pada ayat ke 6, Allah berfirman, “Dan Bintang-gemintang serta Pepohonan (di Bumi) kedua-duanya tunduk (bersujud) kepadaNya.” Mereka semua tunduk, sujud, patuh dan menurut kepada Allah Ta’ala demi untuk masalahat dan manfaat hamba-hamba Allah Ta’ala (Manusia dan Jin). Setelah kita renungi ayat ini, ternyata semua yang ada di langit dan di bumi sujud kepada Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S An-Nahl: 49, “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” Kita tentu mengetahui pula bahwa semua makhluk ini ternyata mengetahui dan memiliki perasaan, hanya bedanya dengan makhluk hidup bahwa kita tidak tahu reaksi mereka. Sebagaimana dahulu pernah ada pohon kurma yang menangis karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berpindah mimbar, onta yang menangis, serigala yang berbicara dan juga bebatuan yang memberikan salam kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau akan menuju goa Hira.

Allah juga berfirman, “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud semua yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” Lihatlah bahwa Allah menyatakan bahwa “SEMUA” yang ada di lagit dan di bumi dengan perincian makhluk-makhlukNya, akan tetapi tatkala menyebut “manusia” Allah pun menyatakan “SEBAGIAN BESAR”, karena memang tidak semua manusia mau tunduk kepada Allah. Lalu dilanjutkan dengan kalimat berikutnya yang ternyata, “banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya.” Hidup ini adalah pilihan karena manusia diberikan akal, pikiran dan hati. Pilihan itu merupakan bentuk ujian bagi manusia, Allah telah menetapkan jalan pilihan ke syurga dan neraka, kebaikan dan keburukan, dunia dan akherat. Akan tetapi manusia seringkali memilih bersusah payah untuk hal yang menyusahkan (dunia) daripada susah payah untuk mendapatkan kebahagiaan (kenyamanan akherat/syurga). Maka Allah pun berfirman, “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”. Mari kita berlindung pada Allah Ta’ala dari hal yang demikian.

Marilah kita lihat kembali firman Allah di Q.S Al-Israa’: 44, “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” Semua yang ada di langit dan bumi ini bertasbih memuji Allah, hanya kita tidak memahami bagaimana tasbih mereka. Bahkan pakaian kita pun ingin lepas tatkala kita bermaksiat pada Allah, hanya saja pakaian yang ada di bumi diperintahkan Allah untuk mati dan tidak bergerak. Sebagaimana pakaian Adam dan istrinya tatkala melanggar perintah Allah, maka pakaian itupun terlepas dari badan mereka.

Hewan pun bertasbih, sebagaimana Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah Ta’ala menyatakan dalam kitabnya Ath-Thoribul Ma’aarij bahwa hewan-hewan pun bertasbih pada Allah berdasarkan nash (keterangan wahyu). Mengapa hewan disembelih? Ibnu Rajab menyatakan, “Mereka disembelih adalah untuk kemaslahatan yang lebih besar.” Kita tentu mengetahui bahwa hewan itu bertasbih akan tetapi mereka tidak memiliki akal, hati, pikiran dan kekuatan untuk menegakkan agama Allah, maka di sinilah peranan manusia untuk menyembelihnya guna dimakan untuk kegiatan ibadah dan jihad di jalan Allah. Maka bila yang memakan adalah orang yang tidak mau berdzikir dan melupakan Allah, maka hal ini suatu kedzaliman.

Tatkala ada yang bertanya, “ILMU APA SAJA YANG WAJIB DIPELAJARI?” Ilmu yang dipelajari agar kita tunduk kepada Allah Ta’ala. Yaitu: (1) Ilmu tauhid Laa ilaha ilallah; (2) Ilmu tentang shalat; (3) Ilmu tentang zakat bila yang mampu mengeluarkannya dan para pengurusnya; (4) Ilmu tentang puasa; dan (5) ilmu haji bagi yang akan berangkat serta semua ilmu yang mendukung dia untuk hidup di dunia ini. Sebagaimana ilmu umum yang wajib adalah: (1) ilmu baca dan (2) ilmu menulis kemudian semua yang berkaitan dengan aktivitasnya seperti ilmu ekonomi dan bisnis bila ia mau berbisnis, ilmu pertanian bila ia memang bercocok tanam, ilmu kedokteran bila ia berprofesi membantu menyembuhkan orang, ilmu falak bila ia memang ia diberi amanah untuk menentukan waktu dan tanggal serta ilmu teknologi dan komunikasi sebagai penunjang sarana dakwah dan jihad di jalan Allah Ta’ala.

Adapun kitabnya dapat Anda simak di dalam rekaman berikut ini http://www.ziddu.com/download/18277254/TafsirAr-Rahmanayat5dan6.3gp.html  (nB: “Ini adalah rekaman lengkap isi kajian yang kami ringkas. Di dalamnya terdapat jawaban dari tanya jawab, dari jawaban ustad. Abdullah Hadromi yang menyinggung tentang kitab inilah, maka diharapkan para pembaca dapat menyimak, mencatat kemudian membelinya untuk bekal belajar ilmu).


Semoga bermanfaat. Akhirul kalam wasallam wasallamu ‘alaikum warahmatullah wa barokatuh wa jazaakumullahu khoiron katsiro.


@nd.
Malang, 19 Rajab 1433 / 8 Juni 2012 

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

2 komentar:

Anonim mengatakan...

http://www.youtube.com/watch?v=-MmWeZHsQzs#t=309
Planet bertasbih kepada Allah

ARNANDA AJI SAPUTRA mengatakan...

terimakasih atas komentar dan video yang dikirimkan, sangat menabjubkan. Masya Allah laa quwwata ila billah

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah