TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 5 dan 6
“Matahari Dan Bulan Beredar Menurut Perhitungan dan Bintang-bintang
Serta Pohon-pohonan Keduanya Tunduk KepadaNya.”
(LIHATLAH BAHWA MEREKA JUGA BERTASBIH)
Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib
di Masjid Abu Dzar Al-Ghifari
Tertanggal 17 Shafar 1433 / 11 Januari 2012
oleh: Ust. Abdullah Shaleh
al-Hadhromi
Segala Puji Bagi Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi untuk jin dan manusia, karena ciptaanNya yang sempurnalah kita
diberikan kemudahan berupa fasilitas untuk beribadah kepadanya. Semoga shalawat
serta salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad beserta para
keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang setia berada di atas manhajnya
hingga akhir zaman. Amma ba’d.
Allah Ta’ala
menciptakan matahari dan bulan tentu beredar menurut perhitunganNya. Bila kita
melihat, bagaimana perhitungan itu sangat teliti dan rapi sekali. Ilmuwan yang
berupaya mengetahui medan gravitasi, kecepatan gerak planet bahkan atmosfer
hingga suhunya masih belum seberapa dibandingkan perhitungan Allah Ta’ala terhadap Matahari dan Bulan itu
sendiri. Karena ilmu manusia terbatas, sedangkan ilmu Allah Maha Tak Terbatas.
Sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam, “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak
itu (pula)." (Al-Khafi: 109).
Semua ini ditundukkan oleh Allah sebagai rahmat
dan kasih sayang Allah Ta’ala, hal
ini merupakan bukti bahwa Allah memperhatikan kita semuanya. Allah pun
berfirman, “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja?”
(Al-Qiyamah: 36). Dengan matahari dan bulan itulah kita bisa mengetahui
bilangan-bilangan waktu. Keduanya banyak disinggung Allah Ta’ala di antaranya adalah: “Dia-lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S Yunus: 6). Dalam Q.S Yaasin: 40,
Allah Ta’ala berfirman, “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya.” Ini menunjukkan kerapian ciptaan Allah serta ketundukan
mereka tatkala Allah memerintahkan mereka untuk beredar sesuai dengan jalan
yang telah Ia tentukan.
Bila kita merujuk pada ayat ke 6, Allah berfirman,
“Dan Bintang-gemintang serta Pepohonan (di Bumi) kedua-duanya tunduk (bersujud)
kepadaNya.” Mereka semua tunduk, sujud, patuh dan menurut kepada Allah Ta’ala demi untuk masalahat dan manfaat
hamba-hamba Allah Ta’ala (Manusia dan
Jin). Setelah kita renungi ayat ini, ternyata semua yang ada di langit dan di
bumi sujud kepada Allah Ta’ala.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman
dalam Q.S An-Nahl: 49, “Dan kepada Allah
sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata
di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan
diri.” Kita tentu mengetahui pula bahwa semua makhluk ini ternyata
mengetahui dan memiliki perasaan, hanya bedanya dengan makhluk hidup bahwa kita
tidak tahu reaksi mereka. Sebagaimana dahulu pernah ada pohon kurma yang
menangis karena Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam berpindah mimbar, onta yang menangis, serigala yang
berbicara dan juga bebatuan yang memberikan salam kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tatkala
beliau akan menuju goa Hira.
Allah juga berfirman, “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud semua yang
ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa
yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya
Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” Lihatlah bahwa Allah menyatakan
bahwa “SEMUA” yang ada di lagit dan di bumi dengan perincian makhluk-makhlukNya,
akan tetapi tatkala menyebut “manusia” Allah pun menyatakan “SEBAGIAN
BESAR”, karena memang tidak semua manusia mau tunduk kepada Allah. Lalu
dilanjutkan dengan kalimat berikutnya yang ternyata, “banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya.” Hidup
ini adalah pilihan karena manusia diberikan akal, pikiran dan hati. Pilihan itu
merupakan bentuk ujian bagi manusia, Allah telah menetapkan jalan pilihan ke
syurga dan neraka, kebaikan dan keburukan, dunia dan akherat. Akan tetapi
manusia seringkali memilih bersusah payah untuk hal yang menyusahkan (dunia)
daripada susah payah untuk mendapatkan kebahagiaan (kenyamanan akherat/syurga).
Maka Allah pun berfirman, “Dan
barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”. Mari kita berlindung
pada Allah Ta’ala dari hal yang
demikian.
Marilah kita lihat kembali firman Allah di Q.S
Al-Israa’: 44, “Langit yang tujuh, bumi
dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun
melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti
tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Semua yang ada di langit dan bumi ini bertasbih memuji Allah, hanya kita tidak
memahami bagaimana tasbih mereka. Bahkan pakaian kita pun ingin lepas tatkala kita
bermaksiat pada Allah, hanya saja pakaian yang ada di bumi diperintahkan Allah
untuk mati dan tidak bergerak. Sebagaimana pakaian Adam dan istrinya tatkala
melanggar perintah Allah, maka pakaian itupun terlepas dari badan mereka.
Hewan pun bertasbih, sebagaimana Al-Hafidz Ibnu
Rajab rahimahullah Ta’ala menyatakan
dalam kitabnya Ath-Thoribul Ma’aarij bahwa hewan-hewan pun bertasbih pada Allah
berdasarkan nash (keterangan wahyu).
Mengapa hewan disembelih? Ibnu Rajab menyatakan, “Mereka disembelih adalah
untuk kemaslahatan yang lebih besar.” Kita tentu mengetahui bahwa hewan itu
bertasbih akan tetapi mereka tidak memiliki akal, hati, pikiran dan kekuatan
untuk menegakkan agama Allah, maka di sinilah peranan manusia untuk
menyembelihnya guna dimakan untuk kegiatan ibadah dan jihad di jalan Allah.
Maka bila yang memakan adalah orang yang tidak mau berdzikir dan melupakan
Allah, maka hal ini suatu kedzaliman.
Tatkala ada yang bertanya, “ILMU APA SAJA YANG
WAJIB DIPELAJARI?” Ilmu yang dipelajari agar kita tunduk kepada Allah Ta’ala. Yaitu: (1) Ilmu tauhid Laa ilaha ilallah; (2) Ilmu tentang
shalat; (3) Ilmu tentang zakat bila yang mampu mengeluarkannya dan para
pengurusnya; (4) Ilmu tentang puasa; dan (5) ilmu haji bagi yang akan berangkat
serta semua ilmu yang mendukung dia untuk hidup di dunia ini. Sebagaimana ilmu
umum yang wajib adalah: (1) ilmu baca dan (2) ilmu menulis kemudian semua yang
berkaitan dengan aktivitasnya seperti ilmu ekonomi dan bisnis bila ia mau
berbisnis, ilmu pertanian bila ia memang bercocok tanam, ilmu kedokteran bila
ia berprofesi membantu menyembuhkan orang, ilmu falak bila ia memang ia diberi
amanah untuk menentukan waktu dan tanggal serta ilmu teknologi dan komunikasi
sebagai penunjang sarana dakwah dan jihad di jalan Allah Ta’ala.
Adapun kitabnya dapat Anda simak di dalam rekaman
berikut ini http://www.ziddu.com/download/18277254/TafsirAr-Rahmanayat5dan6.3gp.html (nB: “Ini adalah
rekaman lengkap isi kajian yang kami ringkas. Di dalamnya terdapat jawaban dari
tanya jawab, dari jawaban ustad. Abdullah Hadromi yang menyinggung tentang
kitab inilah, maka diharapkan para pembaca dapat menyimak, mencatat kemudian
membelinya untuk bekal belajar ilmu).
@nd.
Malang, 19 Rajab 1433 / 8 Juni 2012
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
2 komentar:
http://www.youtube.com/watch?v=-MmWeZHsQzs#t=309
Planet bertasbih kepada Allah
terimakasih atas komentar dan video yang dikirimkan, sangat menabjubkan. Masya Allah laa quwwata ila billah
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah