KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 23 Juni 2012

MENGUAK FAKTA SEJARAH ANTARIKSA

ASTRONOT PERTAMA DALAM SEJARAH MANUSIA
MENGUAK FAKTA SEJARAH ANTARIKSA

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah Ta’ala dengan pujian yang sempurna, Dialah yang menegakkan Langit tanpa tiang dan menghamparkan Bumi dengan hamparan yang indah. Semoga shalawat serta salam tercurah pada Nabi Besar Muhammad beserta keluarganya, para sahabatnya dan ummatnya yang setia mengikuti ajaran yang dibawanya hingga akhir zamman. Amma ba’d.

Astronot adalah sebutan untuk orang yang telah melakukan perjalanan ke luar angkasa. Sedangkan Wikipedia memberikan arti spesifik tentangnya, yaitu sebutan bagi orang yang telah menjalani latihan dalam program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau menjadi awak pesawat antariksa. Menurut Wikipedia bahwa manusia pertama yang ke luar angkasa ialah Yuri Gagarin pada 12 April 1961 menggunakan Vostok 1[1]. Namun benarkah demikian?!?!

Sebagai orang yang beriman, maka tentu saja kita perlu memikirkannya kembali, siapakah orang yang pertama kali ke luar angkasa untuk menjalankan suatu misi besar umat manusia? Apakah misi yang diembannya hingga ia terbang ke luar angkasa menembus atmosfir Bumi? Mari kita simak keterangannya.

Misi para astronot (sebutan Amerika, dan Kosmonot untuk sebutan Rusia) bermacam-macam, ada yang ingin mengetahui kondisi luar angkasa, menjelajah Bulan dan planet-planet dalam Tata Surya, ada juga yang melakukan untuk kepentingan riset teknologi dan kesehatan. Kesmuanya memiliki peran dan fungsi yang penting untuk menambah ilmu pengetahuan dunia kita. Namun bila kita merenung kembali ternyata ada pula misi penerbangan antariksa yang lebih hebat dari itu. Tidak hanya menambah ilmu pengetahuan saja, namun misi ini merupakan misi penyelamat manusia, hanya saja bagi saiapa yang memang mau untuk diselamatkan.

Ternyata manusia yang pernah terbang menembus atmosfir Bumi dengan membawa misi yang dahsyat adalah Utusan Allah, Muhammad Ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Seribu tahun sebelum Yuri Gagari, Edwin Aldrin dan Neil Amstrong menjelajah luar angkasa, Muhammad Ibnu Abdillah Shallahu ‘alaihi wasallam telah menembus batas atmosfir Bumi yang berwarna biru ini. Orang-orang beriman akan percaya tanpa pembuktian terlebih dahulu ketika Allah berfirman, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui[2] dan dilanjutkan dengan firmanNya, “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar[3]. Dalam ayat ini Allah menceritakan sebagian perjalanan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah terbang dengan sangat cepat dari Al-Haram di Mekkah menuju Al-Aqsha di Yerusallem Palestina yang saat itu masih dikuasai oleh Bangsa Romawi. Kemudian dilanjutkan bersama dengan Jibril alaihisallam ke Sidhratul Muntaha dan dilanjutkan menghadap Allah Ta’ala secara sendirian[4]. Di sinilah tempat tertinggi dan terjauh yang pernah dijelajah oleh manusia dengan membawa kehormatan yang khusus diberikan oleh Allah Ta’ala pada satu-satunya makhluk, yaitu kepada Muhammad Ibnu Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam.


Bila para astronot sudah gembar-gembor membanggakan misinya bisa ke luar angkasa, paling-paling itu hanya sampai di Bulan saja dan menurut kabar manusia akan diterbangkan dan didaratkan ke Planet Mars, itu pun masih ‘AKAN’. Sedangkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam merupakan manusia yang pertama kali menembus galaksi Bima Sakti (Milky Way) menuju Sidhratul Muntaha bersama dengan Jibril alaihissalaam, kemudian naik lagi menuju tempat dimana Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam bertemu langsung dengan Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Raja Alam Semesta Raya.

Tempat itu merupakan puncak tertinggi dari langit yang pernah dijamah manusia. Tentu saja tempat ini jauh dari galaksi kita Bima Sakti, karena tempat ini berada di atas langit ke tujuh. Padahal selama ini ilmuwan sudah berhasil meneropong bintang paling jauh dengan jarak jutaan tahun cahaya, jarak yang cukup jauh dan bahkan sangat jauh. Namun tatkala Allah Ta’ala berfirman, “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui[5]. Menurut FirmanNya, Allah Ta’ala menghiasi ‘Langit TERDEKAT’ dengan bintang-bintang yang cemerlang, itu menunjukkan bahwa bintang terjauh yang pernah dilihat manusia dengan teropong tercanggih dengan jarak jutaan tahun cahaya saja masih menunjukkan wilayah langit terdekat dengan manusia (langit dunia). Bilamana langit ke tujuh atau di atas itu??!!! Allahu Akbar!!!

Lalu Apa Misi yang Dibawanya??

Misi ini sebenarnya milik Allah Ta’ala untuk menyelamatkan manusia dari tempat yang paling berbahaya di semesta raya. Tempat paling berbahaya itu bukanlah Gunung Merapi, Segitiga Bermuda, Bintang Merah Raksasa, atau bukan pula Lubang Hitam (Black Hole) yang diyakini para ilmuwan sangat berbahaya dan dahsyat hingga cahaya pun tak bisa menembusnya. Namun, tempat berbahaya itu adalah “Neraka”. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah[6] dan masih banyak lagi ayat yang menerangkan kedahsyatannya.

Maka Allah Ta’ala ‘menerbangkan’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam rangka memenuhi undanganNya yang mulia guna menyelamatkan manusia dengan perintah shalat lima waktu yang merupakan sarana untuk meminta tolong padaNya. Begitu pentingnya Shalat Lima Waktu, hingga Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan Shalat!”[7] Sehingga para ulama telah sepakat seluruhnya bahwa orang yang meninggalkan shalat baik karena sengaja ataukah karena malas lepas dirinya dari Agama Islam, karena pada hakekatnya mereka menyepelekan perintah Allah Ta’ala yang besar dan mulia[8].  

Maka marilah kita perhatikan persiapan sholat kita dengan sebaik-baiknya. Perhatikan rukun-rukunnya, wajibnya serta sunnah-sunnahnya. Karena perintah sholat begitu besar, sampai-sampai Allah Ta’ala mengundang langsung NabiNya, Muhammad ibn ‘Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke hadapanNya di atas langit yang ke tujuh dengan kendaraan yang serba cepat yaitu Al-Buraaq.
Allahu a’lam.

Ditulis di Malang, 7 Shafar 1432 / 11 Januari 2011
Diedit di Malang, 4 Sya’ban 1433 / 23 Juni 2012
@nd.  



[1] Wikipedia. Antariksawan. http://id.wikipedia.org/wiki/Astronot. Diakses pada 7 Shafar 1432 (11 Januari 2011)

[2]  Al-Qur’an,Surat Al-Isra: 1
[3] Al-Qur’an, Surat  An-Najm: 13-18
[4] Risalah Dakwah Mau’izah Hasanah. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. http://mimbarjumat.com/archives/114. Diakses pada 7 Shafar 1432 (11 Januari 2011)
[5] Al-Qur’an, Surat Fushilat: 12
[6] Al-Qur’an, Surat An-Nabaa’: 21-25
[7] Hadits yang dikisahkan oleh Jabir ibn Abdullah dan ditakhrij oleh Imam Muslim Rahimahullah Ta’ala
[8] Syaikh Shalih ibn Fauzan al Fauzan. 1427/2006. Kitab Shalat, terj Kitab Ash-Shalat, Pen: Asmuni. Darul Falah: Jakarta.   
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah