MENGUBAH PARADIGMA HISTORIS
(“CRUSADE IS NOT OVER”, George W Bush)
(“CRUSADE IS NOT OVER”, George W Bush)
Judul : Perang Salib Prespektif Historis, Ideologis, & Empiris
Pengarang : Ust. Ir. H. Andre Kurniawan, M.Ag.
Penerbit : Markaz Da'wah
Cetakan Tahun : 1432
/ 2011
Tebal Buku : 219 halaman
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan
Semesta Alam. KepadaNyalah segala sesuatu tunduk, hanya karenaNyalah
tentara-tentaraNya bangkit dan hanya kepadaNyalah musuh-musuh akan menyerah.
Semoga Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad Sang Utusan Allah,
beserta keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya yang setia mengikuti ajaran
Beliau sesuai dengan pamahaman Beliau dan para sahabat Beliau hingga akhir
zamman. Amma ba’d.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan
musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
(Al-Anfal: 60).
Kehidupan dunia ini tidak lepas dari sekenario Allah, akan tetapi Allah
itu Maha Baik. Ia akan menampakkan siapa yang benar-benar baik dan setia
kepadaNya, serta menampakkan siapa yang hatinya condong kepada kerusakan dan
kesesatan. Allah telah memberikan sekenario kehidupan bahwa musuh-musuh Allah
itu ada dua, yang menampakkan kekerasan dan yang bersembunyi dalam selimut, sedangkan
yang bersembunyi dalam selimut inilah yang mengobarkan ‘fitnah’ (ujian) besar
berupa dilemma-dilema tentang keyainan yang ujung-ujungnya menjerumuskan kepada
kerusakan dan kebiadaban.
Adalah kaum YAHUDI, tokoh antagonis dunia yang kerap kali membuat
Allah murka hingga Allah mencabut jalur Nubuwah dari jalur Ishaq, kemudian
dialihaknNya kepada jalur Isma’il. Mereka pun berang dan menolak keputusan
Allah Ta’ala, karena mereka merasa bahwa keturunan Isma’il yang
hakekatnya adalah keturunan ‘budak’ (ibunda Isma’il adalah Hajar yang merupakan
budak pemberian Sarah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissallam), tidak berhak
menjadi utusan Allah Ta’ala. Namun Allah menunjukkan KemahakasihNya,
bahwa siapapun berhak menempati derajad kebaikan, siapapun berhak menempati
syurga, siapapun berhak mendapat kehormatan asalkan tunduk dan patuh kepada
Allah Ta’ala.
Yahudi bukanlah agama Musa dan Isa ‘alaihimussallam, bukan pula dari
Nabi Ibrahim ‘alaihissallam, akan tetapi Yahudi adalah agama yang
berasal dari ‘buatan’ Yudea/Yahuda, keturunan Nabi Ya’qub (atau bisa juga
disebut Nabi Israil) ‘alaihissallam yang memiliki sifat buruk di
dalamnya, yang akhirnya darinyalah muncul agama baru yang menentang Allah Ta’ala
dengan perilaku mereka yang memperlakukan Allah dengan sewenang-wenang dan
menyatakan, “...Uzair itu putera Allah..." (At-Taubah: 30). Dan
Allah berfirman, “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula)
seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi
berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan
orang-orang musyrik.” (Ali-Imron: 67), ayat ini berhubungan dengan, “...Ataukah
kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il,
Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau
Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah,
dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari
Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang
kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 140). Inilah sebagai dasar, bahwa Yahudi bukanlah
agama Musa dan Isa ‘alaihissalam yang tidak berhak atas TANAH
PALESTINA, karena pada hakekatnya mereka bukanlah pengikut Musa ‘alaihissallam
yang berhak menempati “Tanah yang Dijanjikan”. Malah yang betul itu kitalah,
yaitu KAUM MUSLIMIN adalah pengikut Musa dan Isa ‘alaihimussalam
melalui keterangan dari Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam,
karena mereka (Musa dan Isa) menyembah Allah semata, begitupula kita. Maka
kitalah pengikut mereka dan kitalah yang berhak atas “Tanah yang Dijanjikan
itu, yaitu TANAH PALESTINA”.
Akan tetapi kesombongan Yahudi untuk membanggakan Ras-nya telah sampai
pada puncaknya. Tatkala muncul kaum Hawariyin sebagai kaum yang mengikuti Nabi
Isa ‘alaihissallam, maka Yahudi cukup geram. Untuk itulah, mereka
melakukan berbagai cara agar kaum Hawariyin tidak memiliki pengikut dan
berencana menumpas habis ajaran Nasrani yang murni yang sesuai ajaran Nabi Isa
‘alaihisalam. Maka melalui pasukan intelejen rahasianya, kaum Yahudi
mengangkat Paulus untuk mendekati para pendeta Nasrani yang kemudian
menyodorkan berbagai fasilitas ‘dunia’ kepada mereka. Akhirnya Paulus
menyatakan dirinya adalah sebagian dari kaum Nasrani, bahkan mengaku Nabi yang
mendapat petunjuk serta diberi kuasa Tuhan untuk merubah Injil, lalu terjadilah
apa yang difirmankan Allah Ta’ala, “Hampir-hampir langit pecah karena
ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan
Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (Maryam: 90-91).
Setelah kelahiran dan pengangkatan Muhammad Ibnu Abdillah Shalallahu ‘alaihi
wassallam sebagai Nabi Allah dan RasulNya, maka Yahudi kaget luar biasa.
Karena justru nabi terakhir yang dikabarkan Taurat dan Injil bukan dari
kalangan mereka (Bani Israil), akan tetapi dari kalangan Arab yang merupakan
darah percampuran antara anak budak (Isma’il) dan pedagang Jurhum (lihat sejarah
terbentuknya Kota Mekah). Dengan angkuhnya mereka menolak kenabian Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassallam hingga kini. Bahkan mereka
melontarkan tuduhan macam-macam terhadap Rasulullah Muhammad Shallahu
‘alaihi wassallam dan juga pengikut
Beliau.
Sepak terjang Yahudi sangatlah ganas. Pada masa Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassallam, beberapa kali Yahudi sempat ‘hampir’ membunuh Beliau secara
diam-diam, bahkan sempat meracun Beliau dan sedikit dari racun itu telah
terlanjur tertelan sebelum sumpil kambing itu berbicara karena Allah, untuk
mengabarkan bahwa di dalamnya terdapat racun. Akhirnya setelah kelakuan Yahudi
begitu keterlaluan dan telah mengacaukan masyarakat Madinah serta merusak
piagamnya, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berserta kaum
Muslimin menerjang Khaibar (kampung Yahudi) dalam pertempuran besar yang telah
mencetuskan Qhasidah terkenal, “Khaibar-Khaibar Ya Yahud, Jaisyu Muhammad
Saufa Ya’ud” (Ingatlah peristiwa Khaibar Hai Yahudi, bahwa pasukan Muhammad
pasti akan kembali).
Harapan Yahudi untuk menghancurkan Islam sirna sudah. Saat Islam dipimpin
Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertambah berkembang pesat dan meluas. Ini yang membuat
Yahudi semakin geram, akhirnya benih-benih permusuhan ditanamkan Yahudi dengan
cara lama (sebagaimana ditanamkan pada Nasrani) untuk memecah belah umat Islam
dengan mencetuskan berbagai faham menyimpang dalam ajaran Islam serta yang
lainnya melalui teknik persekutuan dalam muamalat dan kerjasama politik (Siasyah).
Hanya Yahudi terheran-heran karena Islam tak dapat ditumpas
aqidahnya secara total sebagaimana menumpas akidah pengikut Hawariyin. Maka,
pada Jaman Ali ibn Abi Thalib, Yahudi mendekatkan diri kepada Kaum Khawarij
yang ghuluw (berlebihan dalam beragama/ekstrimis sempit).
Ketidaksabaran mereka (Kaum Khawarij) atas tindakan Ali radhiyallahu
‘anhu dalam menindak pembunuh Utsman ibn Affan menjadi peluang pada Yahudi
untuk mengompori semangat berontak kaum Khawarij. Di sisi lain, Yahudi melalui
Abdullah ibn Sabba’ pun mendekatkan diri kepada kaum yang loyal kepada Ali rahiyallahu
‘anhu Kaum Muslimin yang saat itu mayoritas baru saja lepas dari masa
jahiliyah, harus dihembuskan fitnah besar yaitu isu bahwa Ibunda Aisyah dan Ali
berbeda pendapat dalam ijtihad (pendapat untuk menentukan keputusan hukum),
maka mereka (Yahudi sang penyusup) menghembuskan permusuhan besar dan akhirnya
terjadilah Perang Shiffin dan Perang Jammal, dimana sebagian besar para sahabat
yang baru masuk Islam saat penaklukan Mekkah banyak terkompromi. Padahal
Khalifah Ali radhiyallahu ‘anhu dan Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha,
TIDAK PERNAH mengutus untuk saling serbu dan menyerang. Allahu a’lam.
Setelah perang saudara itulah Kaum Muslimin akhirnya sadar dan bersatu kembali. Akan tetapi di sisi lain, Yahudi bertambah buas dalam
memecah kaum Muslimin. Melalui intelejennya
bernama Abdullah ibn Saba’, cara lama pun dijalankan. Ia (Abdullah ibn
Saba’) yang notabene seorang Yahudi mendekati kaum yang cinta ahlul bait dan
menghembuskan faham menyimpang dan keterlaluan, maka lahirlah Syi’ah Rafidhah. Akan
tetapi kaum Muslimin masih terlalu kuat untuk dapat dihancurkan. Bila dilihat
dari sejarah pembuangan Abdullah ibn Sabba’ oleh Kekhalifahan Ali ibn Abi
Thalib radhiyallahu ‘anhu (menurut salah satu riwayat), maka hingga hari
ini sejarah mencatat negeri IRAN yang notabene adalah negeri yang seakan-akan
memihak Islam justru menjadi SEKUTU TRITUNGGAL (Israel, Amerika dan Syi’ah) di
balik layar. Walau pada media, mereka (IRAN) terlihat paling
gencar memusuhi Amerika dan Israel. Hal yang bisa kita jadikan patokan
kebenaran atas IRAN, bukan semangat lisan-lisan mereka untuk memusuhi Amerika,
akan tetapi semangat mereka untuk berjihad dalam mewujudkan lisan-lisan itu
dengan senjata-senjata yang mereka klaim ampuh bahkan telah hampir mengungguli
Amerika guna melindungi kaum muslimin yang lemah sebagaimana memerdekakan
Negeri Palestina.
Menuju kepada masa pertengahan. Melihat kekuatan
Kaum Muslimin yang begitu tangguh, akhirnya strategi militer pun dikerahkan. Yahudi melalui tim intelejen-nya yang bernama Peter The
Hermit dan Godfroi de Bouillon berhasil mendekati Paus Urbanus II untuk
menghembuskan isu bahwa kekalahan Imperium Byzantium dari Dinasti Saljuk adalah
karena kekejaman Kaum Muslimin dan Kebiadaban ajarannya. Maka digelarlah
Deklarasi Clermont yang merupakan awal bersatunya Yahudi dan Nasrani. Nasrani
yang pada awalnya memusuhi Yahudi pun, melihat Islam adalah agama yang tak mau
tunduk kepada Trinitas buatan Paulus dan ini merupakan suatu kunci dakwah dan
amalan mereka (Kaum Nasrani) untuk mendapatkan kunci syurga milik Tuhan. Dalam akidah Nasrani (disapaikan oleh Irene Handono dalam
Semarak Ramadhan Metropolitan tahun 2003 di Jakarta) dinyatakan bahwa, SEMUA
CARA DAPAT DITEMPUH guna mengajak domba-domba tersesat mengakui
Ketuhanan Yesus dan Penebusan Dosanya. Akhirnya, mereka (Yahudi dan Nasrani) pun membentuk pasukan besar dan konspirasi hingga hari
ini.
“CRUSADE IS NOT OVER” Itulah yang dikatakan George.W Bush dalam pidatonya di hadapan para senat Amerika yang sempat
bocor ke Media Publik dan sempat diupload di berbagai situs internet. Kebencian
Bush terhadap Islam bukan tanpa alasan, karena ia adalah dari keturunan Yahudi
garis keras dan mengukuti organisasi Yahudi garis keras yang terahasia
gerakannya. Dimana organisasi ini merupakan cabang dari
gerakan Zionis Yahudi internasional.
Dari pernyataan yang berbahaya inilah, maka Ir. H. Andri Kurniawan, M.Ag
menuliskan buku yang cukup urgent untuk diketahui ummat, bahwa ada
konspirasi besar Zionis Yahudi untuk menghancurkan umat Islam dari mulai jaman
Perang Salib, Penjajahan, hingga pada Jaman Modern saat ini. Beliau menuliskan
karyanya ini berdasarkan bukti-bukti otentik dari kajian dan rujukan pustaka,
dari foto-foto serta dokumen-dokumen yang pernah dikumpulkannya. Beliau yang
aktif sebagai Ketua Markaz Dakwah, menuliskan tentang “Perang Salib” dengan
tiga tinjauan yang sangat rinci, teliti dan hati-hati. Tinjauan yang beliau
pakai adalah “Historis, Ideologis dan Empiris”.
Berdasarkan tinjauan historis, sebagaimana saya (pereferensi) paparkan di
atas tentang sekilas sepak terjang Yahudi yang membuat Allah Ta’ala
murka ternyata cukup mencengangkan kita. Mulai dari konspirasi Perang Salib,
runtuhnya Andalusia, jatuhnya Palestina ke tangan Nasrani yang diboncengi oleh
Yahudi, siksaan Pasukan Salib terhadap Kaum Muslimin, perebutan kembali
Palestina oleh Solahudin Al-Ayubbie hingga fakta bahwa Perang Salib periode I
dimenangkan oleh Kaum Muslimin dengan Jatuhnya Konstantin oleh Pasukan Muhammad
Al-Fatih yang gagah berani.
Ternyata ada pula Perang Salib seri II, yang mereka mengibarkan bendera
penjajahan dengan semboyan Gold, Glory dan Gospel. Selain itu yang mencengangkan, ternyata media sejarah
Indonesia telah berani mengubah status para pahlawan. Sebagaimana status Pasukan Si Singamangaraja XII yang dalam sejarah ditulis sebagai Raja penganut Paganisme, padahal mereka adalah Kaum Muslimin dan pejuang yang tangguh. Sebagaimana juga Kapitan Patimura, yang
beliau berasal dari wilayah Muslim dan beliau adalah seorang Muslim akhirnya
mendapat gelar Thomas Mathulessy, yang dianggap oleh orang kebanyakan sebagai
orang Kristen. Dan bagaimana para ulama Indonesia yang memperjuangkan negeri
ini harus kecewa dengan Budi Utomo dalam hal politik serta sepak terjang R.A
Kartini beserta antek-anteknya untuk mendesgradasi perjuangan kaum Muslimin yang
membuat bangkit kaum wanita untuk berpikir menyamakan dengan laki-laki dan
membangun karir di luar rumahnya hingga lepas dari fitrah dan tugas seorang
wanita sesungguhnya menurut Allah Ta’ala (untuk lebih mengetahui tentang
R.A Kartini silahkan rujuk isi bukunya “Habis Gelap Teribitlah Terang” dan
telaah yang ada di dalamnya, serta melihat bagaimana pendekatan beliau kepada
Douwes Dekker dan siapakah dia).
Berdasarkan tinjauan Ideologis, ternyata dalam Kitab Talmud dijelaskan bahwa pertempuran Salib (Cruside) merupakan sebuah gagasan
strategis militer untuk mewujudkan negeri Yahudi yang tangguh di muka bumi. Mereka
juga menggandeng Nasrani yang memiliki keyakinan sama tentang perang akhir
zaman dengan pasukan setan (Kaum Muslimin dan kafir terhadap Ketuhanan Yesus) yang
mereka namakan “ARMAGEDON” (Rujuk Kitab Wahyu sebagai tafsri dan penjelas dalam
Bible terkait dengan Akhir Zaman). Aqidah yang telah mereka klaim sebagai
keyakinan kebahagiaan adalah apabila mampu memurtadkan, membelokkan pemahaman Kaum
Muslimin, dan membunuh mereka apabila tidak mau mengikuti ajaran/millah mereka.
Hal ini senada dengan Firman Allah Yang Maha Benar, “Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120).
Buku ini juga mengungkap dari segi empiris, yaitu fakta yang terjadi saat
ini. Bagaimana Perang Salib akan tetap berkobar hingga akhir zamman. Dibuktikan
dengan pertempuran di Pakistan, Afghanistan, Iraq. Pengkhianatan Syi’ah (Antek
Yahudi) di Bahrain, serta Suriah dan beberapa negara-negara lainnya. Belum lagi akhir-akhir ini, pasukan NATO teleh mengintai
gerak-gerik Kaum Muslimin di dunia. Penyebaran fitnah atas rakyat dan penguasa,
hingga berkobar perang saudara sebagaimana di Mesir, Libya, Suriah, Yaman dan
sebagainya.
Pernah ada seseorang berkata kepada saya (pereferensi), bahwa “Saya tidak
suka tinjauan sejarah, karena itu akan memundurkan langkah kita.” Saya jawab,
“Bahwa sejarah itu justru akan mencambuk kita agar lebih maju. Tidak mungin Anda kuliah di Universitas tanpa ada sejarah pendidikan yang Anda tempuh mulai SD hingga SMA.” Maka saya setuju dengan seorang
teman yang menyatakan, “Sesekali kita melihat ke depan, sesekali ke belakang.
Sesekali ke bawah dan sesekali ke atas.” Yah itulah yang benar, karena itulah warna
kehidupan. Maka, buku inilah solusi kita untuk bangkit dan berusaha mengubah
dunia Islam lebih baik lagi walau kita harus melalui tahapan-tahapan yang mana
perubahan itu harus dilakukan secara tepat dan sistematis. Buku inilah yang
mampu melihat ke belakang sebagai bahan muhasabah, ke depan sebagai motivasi
dan ke atas sebagai harapan pada Allah Ta’ala, ke bawah sebagai penghimpun
kekuatan, ke kiri sebagai penenang situasi dan ke kanan sebagai langkah
akselerasi perubahan.
Buku ini juga dilengkapi CD yang berisi gambaran-gambaran semasa Perang
Salib Periode I dan II, serta bukti-bukti otentik dan secara empiris
kejadian-kejadian yang memilukan kita. CD dalam buku ini pula dilengkapi dengan
slide presentasi untuk kaum Muslimin dan rekan-rekan yang rela berjuang untuk
menerangkan dengan baik di mata masyarakat bagaimana sesungguhnya bahaya sepak
terjang mereka dan bagaimana solusi untuk mencegah unsur pengrusak yang telah
mereka tanamkan secara syar’I dan mengedepankan maslahat umat. Mengingat pula
bagaimana faham-faham yang mengandung fitnah, saat ini semakin gencar dihembuskan untuk melemahkan perjuangan Kaum Muslimin dalam menangkis
serangan Yahudi. Sebagaimana doktrin, “Islam Garis Keras dan Islam Moderat”, “Ekstrim
Kanan”, “Wahabi”, bahkan “Teroris” disematkan kepada kaum Muslimin yang
berusaha menegakkan dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah dengan
pemahaman sesuai ajaran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam yang
dicontohkan oleh para sahabat Beliau Radhiyallahu ‘anhumma ajma’in.
Hanya saja, sedikit kelemahan buku ini yang dapat saya paparkan adalah:
1. Bagaimana kalimat dituliskan, terkadang sedikit membingungkan pembaca.
2. Bagaimana pemilihan Kosa
Kata yang terkadang untuk kaum intelektual, sehingga masyarakat awam sedikit
susah mencernanya.
3. Banyak pula salah ketik
penulisan kata dan juga huruf.
Akan tetapi kelemahan-kelemahan yang saya tuliskan insya Allah tidak mempengaruhi
kenyamanan pembaca dalam menimba ilmu dan keterangan yang ada di dalamnya.
Itulah sedikit pemaparan tentang Sejarah Yahudi, sepak terjangnya beserta
rujukan buku yang bagus untuk referensi kebiadaban mereka di dunia ini.
Maka Sebaik-baik sekenario kehidupan adalah sekenario Allah Ta’ala.
Bila dalam film action layar lebar belum buyar hingga tokoh Antagonis
(Jahat) dimusnahkan oleh tokoh Protagonis (Baik). Maka dalam kehidupan dunia,
Allah Ta’ala telah menetapkan berbagai peristiwa yang panjang untuk
membentuk dua tokoh besar dalam kehidupan manusia yang bermuara pada Kaum
Muslimin dan Yahudi. Adapun Nasrani adalah tokoh ketiga yang bersifat kaum
boneka dari Yahudi dan bekerjasama dengannya, akhirnya mampu dikalahkan Islam pada
saat penaklukan Romawi (Rujuk Sahih Muslim bab Akhir Zaman). Setelah itu,
maka...
Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi
wasallam, Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Kiamat tidak akan
terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum
muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi
bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang
muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah
dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon pohon berduri), karena pohon itu
adalah pohon orang Yahudi.’ (Shahih Muslim No.5203). Kata-kata yang bercetak
tebal itu seakan-akan menandakan bahwa tidak akan terjadi kiamat sebelum Kaum
Antagonis yang telah bercokol selama ribuan tahun dan membuat Allah murka itu
dikalahkan oleh “Kaum Baru” kaum yang menurut mereka pengikut keturunan
budak yang diutus untuk menegakkan tauhid di muka Bumi, yaitu “Kaum Muslimin”.
Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar kita
dikuatkan, diteguhkan dan ditunjukkan ke jalanNya yang lurus. Yaa Muqolibal
qullub, tsabbit qulubana ‘ala dinika. Yaa Musharofal qulub, tsabit
qulubana ‘ala tho’atika” (Wahai Dzat Yang Membolak Balikkan Hati, tetapkan
hati kami pada agamaMu. Wahai Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkan hati kami
tuk menuju kepada ketaatan kepadaMu), doa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu
Majjah).
Allahu a’lam
Disusun di Malang
2 Jumadil ‘Ula 1433 / 24 Maret 2012
@nd.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
2 komentar:
Jazakumullahu khoir..
waiyak
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah