KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 07 April 2012

“CRUSADE IS NOT OVER”, George W Bush

MENGUBAH PARADIGMA HISTORIS
 (“CRUSADE IS NOT OVER”, George W Bush)

Judul                 : Perang Salib Prespektif Historis, Ideologis, & Empiris

Pengarang         : Ust. Ir. H. Andre Kurniawan, M.Ag.
Penerbit             : Markaz Da'wah
Cetakan Tahun   : 1432 / 2011
Tebal Buku         : 219 halaman

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. KepadaNyalah segala sesuatu tunduk, hanya karenaNyalah tentara-tentaraNya bangkit dan hanya kepadaNyalah musuh-musuh akan menyerah. Semoga Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad Sang Utusan Allah, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya yang setia mengikuti ajaran Beliau sesuai dengan pamahaman Beliau dan para sahabat Beliau hingga akhir zamman. Amma ba’d.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Al-Anfal: 60).

Kehidupan dunia ini tidak lepas dari sekenario Allah, akan tetapi Allah itu Maha Baik. Ia akan menampakkan siapa yang benar-benar baik dan setia kepadaNya, serta menampakkan siapa yang hatinya condong kepada kerusakan dan kesesatan. Allah telah memberikan sekenario kehidupan bahwa musuh-musuh Allah itu ada dua, yang menampakkan kekerasan dan yang bersembunyi dalam selimut, sedangkan yang bersembunyi dalam selimut inilah yang mengobarkan ‘fitnah’ (ujian) besar berupa dilemma-dilema tentang keyainan yang ujung-ujungnya menjerumuskan kepada kerusakan dan kebiadaban.

Adalah kaum YAHUDI, tokoh antagonis dunia yang kerap kali membuat Allah murka hingga Allah mencabut jalur Nubuwah dari jalur Ishaq, kemudian dialihaknNya kepada jalur Isma’il. Mereka pun berang dan menolak keputusan Allah Ta’ala, karena mereka merasa bahwa keturunan Isma’il yang hakekatnya adalah keturunan ‘budak’ (ibunda Isma’il adalah Hajar yang merupakan budak pemberian Sarah kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissallam), tidak berhak menjadi utusan Allah Ta’ala. Namun Allah menunjukkan KemahakasihNya, bahwa siapapun berhak menempati derajad kebaikan, siapapun berhak menempati syurga, siapapun berhak mendapat kehormatan asalkan tunduk dan patuh kepada Allah Ta’ala.

Yahudi bukanlah agama Musa dan Isa ‘alaihimussallam, bukan pula dari Nabi Ibrahim ‘alaihissallam, akan tetapi Yahudi adalah agama yang berasal dari ‘buatan’ Yudea/Yahuda, keturunan Nabi Ya’qub (atau bisa juga disebut Nabi Israil) ‘alaihissallam yang memiliki sifat buruk di dalamnya, yang akhirnya darinyalah muncul agama baru yang menentang Allah Ta’ala dengan perilaku mereka yang memperlakukan Allah dengan sewenang-wenang dan menyatakan, “...Uzair itu putera Allah..." (At-Taubah: 30). Dan Allah berfirman, “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (Ali-Imron: 67), ayat ini berhubungan dengan, “...Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 140). Inilah sebagai dasar, bahwa Yahudi bukanlah agama Musa dan Isa ‘alaihissalam yang tidak berhak atas TANAH PALESTINA, karena pada hakekatnya mereka bukanlah pengikut Musa ‘alaihissallam yang berhak menempati “Tanah yang Dijanjikan”. Malah yang betul itu kitalah, yaitu KAUM MUSLIMIN adalah pengikut Musa dan Isa ‘alaihimussalam melalui keterangan dari Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam, karena mereka (Musa dan Isa) menyembah Allah semata, begitupula kita. Maka kitalah pengikut mereka dan kitalah yang berhak atas “Tanah yang Dijanjikan itu, yaitu TANAH PALESTINA”.

Akan tetapi kesombongan Yahudi untuk membanggakan Ras-nya telah sampai pada puncaknya. Tatkala muncul kaum Hawariyin sebagai kaum yang mengikuti Nabi Isa ‘alaihissallam, maka Yahudi cukup geram. Untuk itulah, mereka melakukan berbagai cara agar kaum Hawariyin tidak memiliki pengikut dan berencana menumpas habis ajaran Nasrani yang murni yang sesuai ajaran Nabi Isa ‘alaihisalam. Maka melalui pasukan intelejen rahasianya, kaum Yahudi mengangkat Paulus untuk mendekati para pendeta Nasrani yang kemudian menyodorkan berbagai fasilitas ‘dunia’ kepada mereka. Akhirnya Paulus menyatakan dirinya adalah sebagian dari kaum Nasrani, bahkan mengaku Nabi yang mendapat petunjuk serta diberi kuasa Tuhan untuk merubah Injil, lalu terjadilah apa yang difirmankan Allah Ta’ala, “Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (Maryam: 90-91).

Setelah kelahiran dan pengangkatan Muhammad Ibnu Abdillah Shalallahu ‘alaihi wassallam sebagai Nabi Allah dan RasulNya, maka Yahudi kaget luar biasa. Karena justru nabi terakhir yang dikabarkan Taurat dan Injil bukan dari kalangan mereka (Bani Israil), akan tetapi dari kalangan Arab yang merupakan darah percampuran antara anak budak (Isma’il) dan pedagang Jurhum (lihat sejarah terbentuknya Kota Mekah). Dengan angkuhnya mereka menolak kenabian Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassallam hingga kini. Bahkan mereka melontarkan tuduhan macam-macam terhadap Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassallam dan juga pengikut Beliau.

Sepak terjang Yahudi sangatlah ganas. Pada masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam, beberapa kali Yahudi sempat ‘hampir’ membunuh Beliau secara diam-diam, bahkan sempat meracun Beliau dan sedikit dari racun itu telah terlanjur tertelan sebelum sumpil kambing itu berbicara karena Allah, untuk mengabarkan bahwa di dalamnya terdapat racun. Akhirnya setelah kelakuan Yahudi begitu keterlaluan dan telah mengacaukan masyarakat Madinah serta merusak piagamnya, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berserta kaum Muslimin menerjang Khaibar (kampung Yahudi) dalam pertempuran besar yang telah mencetuskan Qhasidah terkenal, “Khaibar-Khaibar Ya Yahud, Jaisyu Muhammad Saufa Ya’ud” (Ingatlah peristiwa Khaibar Hai Yahudi, bahwa pasukan Muhammad pasti akan kembali).

Harapan Yahudi untuk menghancurkan Islam sirna sudah. Saat Islam dipimpin Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu bertambah berkembang pesat dan meluas. Ini yang membuat Yahudi semakin geram, akhirnya benih-benih permusuhan ditanamkan Yahudi dengan cara lama (sebagaimana ditanamkan pada Nasrani) untuk memecah belah umat Islam dengan mencetuskan berbagai faham menyimpang dalam ajaran Islam serta yang lainnya melalui teknik persekutuan dalam muamalat dan kerjasama politik (Siasyah). Hanya Yahudi terheran-heran karena Islam tak dapat ditumpas aqidahnya secara total sebagaimana menumpas akidah pengikut Hawariyin. Maka, pada Jaman Ali ibn Abi Thalib, Yahudi mendekatkan diri kepada Kaum Khawarij yang ghuluw (berlebihan dalam beragama/ekstrimis sempit).

Ketidaksabaran mereka (Kaum Khawarij) atas tindakan Ali radhiyallahu ‘anhu dalam menindak pembunuh Utsman ibn Affan menjadi peluang pada Yahudi untuk mengompori semangat berontak kaum Khawarij. Di sisi lain, Yahudi melalui Abdullah ibn Sabba’ pun mendekatkan diri kepada kaum yang loyal kepada Ali rahiyallahu ‘anhu Kaum Muslimin yang saat itu mayoritas baru saja lepas dari masa jahiliyah, harus dihembuskan fitnah besar yaitu isu bahwa Ibunda Aisyah dan Ali berbeda pendapat dalam ijtihad (pendapat untuk menentukan keputusan hukum), maka mereka (Yahudi sang penyusup) menghembuskan permusuhan besar dan akhirnya terjadilah Perang Shiffin dan Perang Jammal, dimana sebagian besar para sahabat yang baru masuk Islam saat penaklukan Mekkah banyak terkompromi. Padahal Khalifah Ali radhiyallahu ‘anhu dan Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha, TIDAK PERNAH mengutus untuk saling serbu dan menyerang. Allahu a’lam.

Setelah perang saudara itulah Kaum Muslimin akhirnya sadar dan bersatu kembali. Akan tetapi di sisi lain, Yahudi bertambah buas dalam memecah kaum Muslimin. Melalui intelejennya bernama Abdullah ibn Saba’, cara lama pun dijalankan. Ia (Abdullah ibn Saba’) yang notabene seorang Yahudi mendekati kaum yang cinta ahlul bait dan menghembuskan faham menyimpang dan keterlaluan, maka lahirlah Syi’ah Rafidhah. Akan tetapi kaum Muslimin masih terlalu kuat untuk dapat dihancurkan. Bila dilihat dari sejarah pembuangan Abdullah ibn Sabba’ oleh Kekhalifahan Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu (menurut salah satu riwayat), maka hingga hari ini sejarah mencatat negeri IRAN yang notabene adalah negeri yang seakan-akan memihak Islam justru menjadi SEKUTU TRITUNGGAL (Israel, Amerika dan Syi’ah) di balik layar. Walau pada media, mereka (IRAN) terlihat paling gencar memusuhi Amerika dan Israel. Hal yang bisa kita jadikan patokan kebenaran atas IRAN, bukan semangat lisan-lisan mereka untuk memusuhi Amerika, akan tetapi semangat mereka untuk berjihad dalam mewujudkan lisan-lisan itu dengan senjata-senjata yang mereka klaim ampuh bahkan telah hampir mengungguli Amerika guna melindungi kaum muslimin yang lemah sebagaimana memerdekakan Negeri Palestina.

Menuju kepada masa pertengahan. Melihat kekuatan Kaum Muslimin yang begitu tangguh, akhirnya strategi militer pun dikerahkan. Yahudi melalui tim intelejen-nya yang bernama Peter The Hermit dan Godfroi de Bouillon berhasil mendekati Paus Urbanus II untuk menghembuskan isu bahwa kekalahan Imperium Byzantium dari Dinasti Saljuk adalah karena kekejaman Kaum Muslimin dan Kebiadaban ajarannya. Maka digelarlah Deklarasi Clermont yang merupakan awal bersatunya Yahudi dan Nasrani. Nasrani yang pada awalnya memusuhi Yahudi pun, melihat Islam adalah agama yang tak mau tunduk kepada Trinitas buatan Paulus dan ini merupakan suatu kunci dakwah dan amalan mereka (Kaum Nasrani) untuk mendapatkan kunci syurga milik Tuhan. Dalam akidah Nasrani (disapaikan oleh Irene Handono dalam Semarak Ramadhan Metropolitan tahun 2003 di Jakarta) dinyatakan bahwa, SEMUA CARA DAPAT DITEMPUH guna mengajak domba-domba tersesat mengakui Ketuhanan Yesus dan Penebusan Dosanya. Akhirnya, mereka (Yahudi dan Nasrani) pun membentuk pasukan besar dan konspirasi hingga hari ini.

CRUSADE IS NOT OVER” Itulah yang dikatakan George.W Bush dalam pidatonya di hadapan para senat Amerika yang sempat bocor ke Media Publik dan sempat diupload di berbagai situs internet. Kebencian Bush terhadap Islam bukan tanpa alasan, karena ia adalah dari keturunan Yahudi garis keras dan mengukuti organisasi Yahudi garis keras yang terahasia gerakannya. Dimana organisasi ini merupakan cabang dari gerakan Zionis Yahudi internasional.

Dari pernyataan yang berbahaya inilah, maka Ir. H. Andri Kurniawan, M.Ag menuliskan buku yang cukup urgent untuk diketahui ummat, bahwa ada konspirasi besar Zionis Yahudi untuk menghancurkan umat Islam dari mulai jaman Perang Salib, Penjajahan, hingga pada Jaman Modern saat ini. Beliau menuliskan karyanya ini berdasarkan bukti-bukti otentik dari kajian dan rujukan pustaka, dari foto-foto serta dokumen-dokumen yang pernah dikumpulkannya. Beliau yang aktif sebagai Ketua Markaz Dakwah, menuliskan tentang “Perang Salib” dengan tiga tinjauan yang sangat rinci, teliti dan hati-hati. Tinjauan yang beliau pakai adalah “Historis, Ideologis dan Empiris”.

Berdasarkan tinjauan historis, sebagaimana saya (pereferensi) paparkan di atas tentang sekilas sepak terjang Yahudi yang membuat Allah Ta’ala murka ternyata cukup mencengangkan kita. Mulai dari konspirasi Perang Salib, runtuhnya Andalusia, jatuhnya Palestina ke tangan Nasrani yang diboncengi oleh Yahudi, siksaan Pasukan Salib terhadap Kaum Muslimin, perebutan kembali Palestina oleh Solahudin Al-Ayubbie hingga fakta bahwa Perang Salib periode I dimenangkan oleh Kaum Muslimin dengan Jatuhnya Konstantin oleh Pasukan Muhammad Al-Fatih yang gagah berani.

Ternyata ada pula Perang Salib seri II, yang mereka mengibarkan bendera penjajahan dengan semboyan Gold, Glory dan Gospel. Selain itu yang mencengangkan, ternyata media sejarah Indonesia telah berani mengubah status para pahlawan. Sebagaimana status Pasukan Si Singamangaraja XII yang dalam sejarah ditulis sebagai Raja penganut Paganisme, padahal mereka adalah Kaum Muslimin dan pejuang yang tangguh. Sebagaimana juga Kapitan Patimura, yang beliau berasal dari wilayah Muslim dan beliau adalah seorang Muslim akhirnya mendapat gelar Thomas Mathulessy, yang dianggap oleh orang kebanyakan sebagai orang Kristen. Dan bagaimana para ulama Indonesia yang memperjuangkan negeri ini harus kecewa dengan Budi Utomo dalam hal politik serta sepak terjang R.A Kartini beserta antek-anteknya untuk mendesgradasi perjuangan kaum Muslimin yang membuat bangkit kaum wanita untuk berpikir menyamakan dengan laki-laki dan membangun karir di luar rumahnya hingga lepas dari fitrah dan tugas seorang wanita sesungguhnya menurut Allah Ta’ala (untuk lebih mengetahui tentang R.A Kartini silahkan rujuk isi bukunya “Habis Gelap Teribitlah Terang” dan telaah yang ada di dalamnya, serta melihat bagaimana pendekatan beliau kepada Douwes Dekker dan siapakah dia).

Berdasarkan tinjauan Ideologis, ternyata dalam Kitab Talmud dijelaskan bahwa pertempuran Salib (Cruside) merupakan sebuah gagasan strategis militer untuk mewujudkan negeri Yahudi yang tangguh di muka bumi. Mereka juga menggandeng Nasrani yang memiliki keyakinan sama tentang perang akhir zaman dengan pasukan setan (Kaum Muslimin dan kafir terhadap Ketuhanan Yesus) yang mereka namakan “ARMAGEDON” (Rujuk Kitab Wahyu sebagai tafsri dan penjelas dalam Bible terkait dengan Akhir Zaman). Aqidah yang telah mereka klaim sebagai keyakinan kebahagiaan adalah apabila mampu memurtadkan, membelokkan pemahaman Kaum Muslimin, dan membunuh mereka apabila tidak mau mengikuti ajaran/millah mereka. Hal ini senada dengan Firman Allah Yang Maha Benar, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120).

Buku ini juga mengungkap dari segi empiris, yaitu fakta yang terjadi saat ini. Bagaimana Perang Salib akan tetap berkobar hingga akhir zamman. Dibuktikan dengan pertempuran di Pakistan, Afghanistan, Iraq. Pengkhianatan Syi’ah (Antek Yahudi) di Bahrain, serta Suriah dan beberapa negara-negara lainnya. Belum lagi akhir-akhir ini, pasukan NATO teleh mengintai gerak-gerik Kaum Muslimin di dunia. Penyebaran fitnah atas rakyat dan penguasa, hingga berkobar perang saudara sebagaimana di Mesir, Libya, Suriah, Yaman dan sebagainya.

Pernah ada seseorang berkata kepada saya (pereferensi), bahwa “Saya tidak suka tinjauan sejarah, karena itu akan memundurkan langkah kita.” Saya jawab, “Bahwa sejarah itu justru akan mencambuk kita agar lebih maju. Tidak mungin Anda kuliah di Universitas tanpa ada sejarah pendidikan yang Anda tempuh mulai SD hingga SMA.” Maka saya setuju dengan seorang teman yang menyatakan, “Sesekali kita melihat ke depan, sesekali ke belakang. Sesekali ke bawah dan sesekali ke atas.” Yah itulah yang benar, karena itulah warna kehidupan. Maka, buku inilah solusi kita untuk bangkit dan berusaha mengubah dunia Islam lebih baik lagi walau kita harus melalui tahapan-tahapan yang mana perubahan itu harus dilakukan secara tepat dan sistematis. Buku inilah yang mampu melihat ke belakang sebagai bahan muhasabah, ke depan sebagai motivasi dan ke atas sebagai harapan pada Allah Ta’ala, ke bawah sebagai penghimpun kekuatan, ke kiri sebagai penenang situasi dan ke kanan sebagai langkah akselerasi perubahan.

Buku ini juga dilengkapi CD yang berisi gambaran-gambaran semasa Perang Salib Periode I dan II, serta bukti-bukti otentik dan secara empiris kejadian-kejadian yang memilukan kita. CD dalam buku ini pula dilengkapi dengan slide presentasi untuk kaum Muslimin dan rekan-rekan yang rela berjuang untuk menerangkan dengan baik di mata masyarakat bagaimana sesungguhnya bahaya sepak terjang mereka dan bagaimana solusi untuk mencegah unsur pengrusak yang telah mereka tanamkan secara syar’I dan mengedepankan maslahat umat. Mengingat pula bagaimana faham-faham yang mengandung fitnah, saat ini semakin gencar dihembuskan untuk melemahkan perjuangan Kaum Muslimin dalam menangkis serangan Yahudi. Sebagaimana doktrin, “Islam Garis Keras dan Islam Moderat”, “Ekstrim Kanan”, “Wahabi”, bahkan “Teroris” disematkan kepada kaum Muslimin yang berusaha menegakkan dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman sesuai ajaran Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam yang dicontohkan oleh para sahabat Beliau Radhiyallahu ‘anhumma ajma’in.

Hanya saja, sedikit kelemahan buku ini yang dapat saya paparkan adalah:
1. Bagaimana kalimat dituliskan, terkadang sedikit membingungkan pembaca.
2. Bagaimana pemilihan Kosa Kata yang terkadang untuk kaum intelektual, sehingga masyarakat awam sedikit susah mencernanya.
3. Banyak pula salah ketik penulisan kata dan juga huruf.
Akan tetapi kelemahan-kelemahan yang saya tuliskan insya Allah tidak mempengaruhi kenyamanan pembaca dalam menimba ilmu dan keterangan yang ada di dalamnya.

Itulah sedikit pemaparan tentang Sejarah Yahudi, sepak terjangnya beserta rujukan buku yang bagus untuk referensi kebiadaban mereka di dunia ini.

Maka Sebaik-baik sekenario kehidupan adalah sekenario Allah Ta’ala. Bila dalam film action layar lebar belum buyar hingga tokoh Antagonis (Jahat) dimusnahkan oleh tokoh Protagonis (Baik). Maka dalam kehidupan dunia, Allah Ta’ala telah menetapkan berbagai peristiwa yang panjang untuk membentuk dua tokoh besar dalam kehidupan manusia yang bermuara pada Kaum Muslimin dan Yahudi. Adapun Nasrani adalah tokoh ketiga yang bersifat kaum boneka dari Yahudi dan bekerjasama dengannya, akhirnya mampu dikalahkan Islam pada saat penaklukan Romawi (Rujuk Sahih Muslim bab Akhir Zaman). Setelah itu, maka...

Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam, Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi.’ (Shahih Muslim No.5203). Kata-kata yang bercetak tebal itu seakan-akan menandakan bahwa tidak akan terjadi kiamat sebelum Kaum Antagonis yang telah bercokol selama ribuan tahun dan membuat Allah murka itu dikalahkan oleh “Kaum Baru” kaum yang menurut mereka pengikut keturunan budak yang diutus untuk menegakkan tauhid di muka Bumi, yaitu “Kaum Muslimin”.

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah Ta’ala agar kita dikuatkan, diteguhkan dan ditunjukkan ke jalanNya yang lurus. Yaa Muqolibal qullub, tsabbit qulubana ‘ala dinika. Yaa Musharofal qulub, tsabit qulubana ‘ala tho’atika” (Wahai Dzat Yang Membolak Balikkan Hati, tetapkan hati kami pada agamaMu. Wahai Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkan hati kami tuk menuju kepada ketaatan kepadaMu), doa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majjah).

Allahu a’lam

Disusun di Malang
2 Jumadil ‘Ula 1433 / 24 Maret 2012
@nd.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

2 komentar:

Abdurrahman HRD mengatakan...

Jazakumullahu khoir..

ARNANDA AJI SAPUTRA mengatakan...

waiyak

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah