HADIAH TERINDAH DARI ALLAH TA’ALA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Kita
memujiNya, meminta tolong dan ampunanNya. Dan kita berlindung kepadaNya dari
kejahatan nafsu kita dan keburukan amalan-amalan kita. Sesungguhnya, siapa yang
diberi petnjuk oleh Allah, maka tak ada seorang pun yang mampu menyesatkannya
dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak ada seorang pun yang mampu
memberinya petunjuk.
Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
dengan benar kecuali Allah Ta’ala semata, dan kami bersaksi bahwa
Muhammad Ibnu ‘Abdillah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan utusanNya. Semoga shalawat
serta salam tetap tercurah kepada Beliau, beserta keluarganya, para sahabatnya
dan ummatnya yang mengikuti ajarannya hingga hari kiamat kelak. Amma ba’d.
Hidayah, memang sesuatu yang mahal. Ia datang dari Allah Ta’ala
dengan suatu proses yang panjang dan terkadang memerlukan pengorbanan yang
sangat menyakitkan. Akan tetapi ia bagai obat yang menyembuhkan. Hidayah, bagai
jintan hitam yang sangat pahit saat proses memasuki tubuh, akan tetapi dapat
menyembuhkan berbagai penyakit bila telah diproses. Hanya saja, hidayah adalah
obat batiniyah yang dapat dirasakan secara lahiriyah, sedangkan jintan hitam
adalah sebaliknya.
Sebagaimana mukkadimmah yang biasa dibacakan Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam saat khutbahnya, hidayah tak kan bisa ditukar dengan
kesesatan oleh siapapun, bila Allah Ta’ala telah menghendakinya kepada
seseorang yang juga dikehendakiNya. Ayat-ayat Qhauliyyah sudah sangat banyak
sekali menyatakan tentang hidayah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran
sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)Nya.” (Q.S
Al-Anbiyaa’: 51). Ini berarti hidayah adalah hadiah emas dari Allah Ta’ala
kepada hamba-hamba yang diberi karunia olehNya. Dan hanyalah Allah-lah yang
dapat member hidayah kepada seseorang.
Tiada yang lebih indah suatu pemberian kecuali hidaya keimanan,
dan tiada yang lebih menyelamatkan kecuali hidayah keimanan dan tegak di atas
sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Setelah kita membaca
Firman Allah Ta’ala dan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wasllam,
marilah kita membaca ayat-ayatNya berupa kejadian yang dapat kita ambil
pelajaran di dalamnya. Sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).”
(An-Naazi’aat: 26). Marilah kita simak kisah yang kami ambil dari Hati Bening (www.hatibening.com) edisi tahun 2008 dan kami ambil pada tanggal 8 Januari 2011
serta baru sempat kami edit untuk selanjutnya diposting ulang pada tanggal 23
Maret 2012. Semoga bermanfaat:
“Kavita lahir dari keluarga Hindu yang taat. Keluarganya adalah
anggota Shiv Sena, sebuah organisasi pemeluk agama Hindu di India yang dikenal
ekstrim dan radikal. Tak heran jika Kavita sama sekali tidak mengenal agama
Islam, bahkan ibadah wajib kaum Muslimin yang disebut sholat pun ia tidak tahu,
sampai akhirnya ia menjadi seorang Muslim dan ibadah sholat-lah yang membuatnya
mencintai Islam.
Setelah memeluk Islam, ia mengubah namanya menjadi Nur Fatima.
Kisahnya menjadi seorang Muslim, melalui jalan panjang dan berliku. "Saya
lahir dan menikah di Mumbai, India. Usia saya 30 tahun, tapi saya masih merasa seperti
anak yang masih berusia lima tahun, karena pengetahuan saya tentang Islam masih
sedikit, tidak lebih dari pengetahuan yang dimiliki anak usia lima tahun,"
kata Kavita atau Nur Fatima yang menyandang gelar master dari Universitas
Cambrigde ini.
"Saya menyesal, karena selama ini saya cuma mengejar gelar
kesarjanaan di dunia , tapi tidak melakukan apapun untuk kehidupan di akhirat
kelak. Sekarang, saya ingin melakukan sesuatu untuk kehidupan di Hari Akhir
nanti," ujar Nur Fatima yang dianugerahi dua putra ini.
Ditanya tentang bagaimana awalnya ia memilih menjadi seorang
muslim, Nur Fatima menjawab dengan mengungkapkan rasa syukurnya pada Allah Ta’ala.
"Pertama kali, saya ingin mengucapkan syukur pada Allah yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Ketika Allah berkehendak, Ia akan memberikan pemahaman
pada seseorang tentang agama Islam," tuturnya.
"Saya tumbuh di lingkungan orang-orang Hindu ekstrim yang
sangat membenci orang-orang Islam. Saya memeluk Islam setelah menikah, tapi
sejak remaja saya tidak senang dengan penyembahan terhadap patung-patung
..."
"Saya ingat, dulu pernah menaruh sebuah patung sesembahan
ke dalam ruang untuk mencuci di rumah. Kakak saya menegur perbuatan itu dan
saya menjawab, jika patung itu tidak bisa melindungi dirinya sendiri, lalu
mengapa kita meminta perlindungan darinya? Apa yang diberikan patung itu pada
kita?," kisah Nur Fatima mengingat masa kecilnya.
Ia mengatakan bahwa dalam keluarganya ada ritual dimana seorang
anak perempuan, ketika menikah, harus mencuci kaki suaminya dan meminum air
cuci kaki itu. Nur Fatima sejak awal menolak keras tradisi itu dan karenanya ia
sering kena tegur keluarganya.
Sejak tinggal sendiri karena sekolah di luar negeri, Nur Fatima
pernah sesekali mengunjungi sebuah Islamic Center. Dari pembicaraan yang
sering ia dengar, ia jadi tahu bahwa kaum Muslimin tidak menyembah patung atau
berhala tapi hanya menyembah apa yang kemudian ia ketahui disebut
"Allah" oleh kaum Muslimin.
Nur Fatima mengatakan bahwa ibadah sholat yang membuatnya sangat
terkesan dengan orang-orang Islam. "Awalnya saya tidak tahu bahwa ibadah
yang mereka lakukan itu disebut sholat. Tadinya saya pikir, mereka melakukan
sejenis latihan kebugaran. Saya tahu ibadah yang mereka lakukan disebut sholat
ketika saya berkunjung ke Islamic Center itu," ujar Nur Fatima yang
mengaku, sejak itu ia sering bermimpi berada di dalam sebuah ruangan empat
dimensi, namun ia tidak tahu apa makna mimpi itu.
Setelah menikah dan menetap di Bahrain, Nur Fatima banyak
belajar tentang Islam, apalagi lingkungannya adalah kaum Muslimin. Ia sering
mengunjungi kenalan-kenalannya yang muslim. Pernah pada bulan Ramadan, sahabat
muslimnya meminta Nur Fatima untuk tidak sering berkunjung karena sahabatnya
itu merasa terganggu dengan kedatangan Fatima. Tapi Fatima meminta agar
temannya itu tidak melarangnya datang ke rumah karena sebagai seorang yang baru
masuk Islam, ia ingin mengamati apa saja yang dilakukan seorang muslim pada
saat bulan Ramadan.
Sahabatnya lalu memperkenankan Fatima berkunjung selama bulan
Ramadan, dan dari kunjungannya itu Fatima mengamati bagaimana sahabatnya sholat
dan membaca Al-Quran. Diam-diam, Fatima mengikuti gerakan sholat meski saat itu
ia tidak banyak tahu tentang sholat dan bacaannya. Ia mengunci kamarnya saat
melakukan semua itu. Tapi suatu ketika, ia lupa mengunci kamarnya dan suaminya
menyaksikan apa yang dilakukan Fatima. Fatima tahu suaminya akan marah, awalnya
ia merasa takut untuk menjelaskan, tapi akhirnya ia mendapatkan keberanian,
entah darimana, untuk mengatakan bahwa ia sudah masuk Islam dan yang ia lakukan
adalah sholat, kewajiban sebagai seorang Muslim.
Suami Fatima murka mendengarnya, begitu pula saudara perempuan
Fatima saat mendengar bahwa Fatima sudah menjadi seorang Muslim. Keduanya
memukuli Fatima sampai babak belur.
Setelah kejadian itu, Fatima tidak boleh menemuai siap pun dan
ia dikunci di dalam kamar. Ketika itu, Fatima belum resmi menjadi seorang
muslim, ia sendiri heran mengapa ia berani dengan tegas mengatakan bahwa ia
sudah masuk Islam pada suaminya.
Suatu malam, putera tertua Fatima yang masih berusia 9 tahun
masuk ke kamarnya dan menangis. Anak lelakinya itu meminta ibunya untuk
melarikan diri dari rumah, karena keluarga mereka berniat membunuh Fatima
karena mengaku sudah masuk Islam.
"Saya tidak bisa melupakan momen yang berat itu ketika anak
lelaki pertama saya membangunkan adiknya dan mengatakan, 'Bangun, mama akan
pergi. Temuilah mama sekarang, karena tak ada yang tahu apakah mama akan
bertemu kita lagi atau tidak'," kata Fatima.
"Anak kedua saya baru menemuai saya beberapa hari kemudian,
ia bertanya apakah saya akan pergi dan saya cuma bisa mengangguk. Saya yakinkan
dia bahwa kita akan bertemu lagi," sambung Fatima.
Di tengah malam gelap dan dingin, Fatima meninggalkan rumah
dengan membawa dua cinta dalam hatinya. Cinta terhadap kedua puteranya dan
cintanya pada Islam.
Fatima menuju sebuah kantor polisi. Beruntung, ada seorang
petugas polisi yang mengerti bahasa Inggris. Setelah meminta istirahat
sebentar, pada petugas polisi itu mengatakan bahwa ia pergi dari rumah karena
ingin masuk Islam. Petugas polisi itu kemudian membantu Fatima dan memberikan
tempat berlindung sementara di rumahnya. Fatima menolak untuk kembali pulang,
ketika keesokan harinya suaminya datang ke kantor polisi dan mengatakan bahwa
isterinya telah diculik.
Petugas polisi itu kemudian membawa Fatima ke rumah sakit untuk
menjalani perawatan karena luka-luka yang dialaminya akibat pemyiksaan yang
dilakukan suami Fatima. Setelah luka-lukanya sembuh, Fatima langsung mengunjungi
sebuah Islamic Center terdekat. Di Islamic Center itu, ia melihat sebuah
gambar tergantung di dinding. Saat itulah ia menyadari bahwa gambar itulah yang
pernah hadir dalam mimpi-mimpinya. Seorang petugas Islamic Center
mengatakan bahwa gambar itu adalah gambar Ka'bah.
Di Islamic Center itulah ia mengucapkan dua kalimat
syahadat dan Nur Fatima diangkat anak oleh pemilik Islamic Center itu.
Ia kemudian dinikahkan dengan seorang lelaki muslim. Impiannya setelah resmi
menjadi seorang muslim ketika itu adalah, segera pergi ke Baitullah dan
menunaikan rukun Islam yang kelima. (ln/cti/isw/EM)
(c) Hak cipta 2008 - Hatibening.com
@nd.
Disusun di Malang
Tanggal 4 Shafar 1432 / 8 Januari 2011
Untuk mendownload format PDF, silahkan klik link
http://www.ziddu.com/download/18965736/HadiahTerindahdariAllahTaala.pdf.html
@nd.
Disusun di Malang
Tanggal 4 Shafar 1432 / 8 Januari 2011
Untuk mendownload format PDF, silahkan klik link
http://www.ziddu.com/download/18965736/HadiahTerindahdariAllahTaala.pdf.html
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah