Wahai
saudra/i q, teringat saat q dahulu bekerja di suatu instansi. Saat di
kantor diadakan pengajian, seorang ibu memuji2 seorang ustad, kemudian
berkata, "Saya paling tidak senang dg ustad2 yang dia tidak melakukan
apa yang disampaikannya..." intinya beliau tidak senang mendengarkan
ceramah ustad yg seperti itu.
Memang Allah tidak suka dg orang yg berbicara tapi tidak berbuat. Rasulullah jg mengabarkan
mereka berputar-putar&meringkik bagai keledai, lalu penghuni neraka
bertanya, "Kenapa kau, bukankah dulu kau orang yg menyuruh kebaikan?"
Dia menjawb, "Ya, tapi q tak lakukan apa yg q bicarakan."
Tapi ingatlah...
Bukankah Allah berfirman, "Laha maa katsabat wa 'alaiha makhtasabat?
(baginya pahala atas kebaikan yg dikerjakannya dan siksa atas dosa yg
dilakukannya). Tahukah bahwa Allah memberikan 2 pahala bagi orang yg
menyampaikan kebenaran, hatinya menginginkan dan itu adalah catatan
kebaikan serta lisannya mengucapkan kebaikan, dan itu juga catatan
kebaikan. Tapi, tatkala ia berdosa ia hanya memiliki 1 catatan
keburukan, karena keburukan yg terbersit tidaklah ada dosa atasnya
sebelum ia ucapkan atau lakukan.
Bukankah Ia berfirman, "Laa yukalifullahu nafsan ila wush'aha (Allah tak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya)?
Boleh jadi seseorang mengucapkan kebenaran yg tidak dia lakukan, karena
dia tak mampu melakukan sebab mendapat tekanan tertentu, kondisi
tertentu dan alasan tertentu yang Allah menerimanya. Boleh jadi ia ingin
melakukan apa yg ia katakan, hatinya benar-benar ingin ia bergerak,
tapi tubuhnya tak mampu lagi.
Wahai saudara/i ku, ustad juga
manusia, kyai juga manusia, syaikh juga manusia dan ulama juga manusia.
Mereka bisa khilaf, salah, alpa dan lupa. Tapi apakah kau mengabaikan
kebenaran yg keluar dari lisan-lisan mereka?
Ketahuilah, bahwa
ayat Kursi adalah ayat yg pernah diberitahukan setan dlm bentuk jin
kepada sahabat Abu Hurairah, setelah dilaporkan kepada Rasulullah,
Beliaupun menjawab, "Saat itu ia berkata benar, tapi ia adalah
pendusta."
Dan bukankah hadits juga mengabarkan bahwa Rasulullah
pernah berdialog dg iblis, yang ia telah diperintah Allah berkata jujur.
Bila tidak jujur, dia kan melebur? Betul-betul dia berkata jujur hingga
dari perkataannya kita tahu apa usaha Iblis menyesatkan manusia. Ulama
pun menulis buku "Talbis Iblis" (tipu daya iblis) dari keterangan hadits
ini.
Iblis, makhluk terburuk dari seluruh makhluk di jagad
raya, tapi tatkala berbicara kebenaran (kebenaran itu) kita
terima.Lantas bagaimana dengan ustad, kyai dan para ulama?
Wahai saudara/i ku, "Perhatikan Apa yang Dibicarakan dan Jangan kau Perhatikan Siapa yang Membicarakan"
*muhasabah pagi"
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah