TAFSIR SURAT AR-RAHMAN AYAT 3
“DIA MENCIPTAKAN MANUSIA”
(JILID II: INDAHNYA TAFAKKUR)
Rangkuman Kajian Ba’d Maghrib di Masjid Abu Dzar Al-Ghifari
Tertanggal 18 Muharram 1433 / 14 Desember 2011
Serial yang lalu telah kita memahami ayat ke-3 “Kholaqol Insan” (Dia yang telah
menciptakan manusia). Di sinilah kita diajak untuk merenung tentang bagaimana
diri kita ini, sehingga merenung (dalam bahasa Arab disebut Tafakur dan telah diserap dengan kata
‘tafakur; dalam Bahasa Indonesia). Marilah kita simak bagaimana keutamaan
merenung menurut para ulama, dan bagaimana mereka melakukan aktivitas
perenungannya serta apa yang mereka renungkan?
1. Dari Abdullah ibn Umara rahimahullah Ta’ala, beliau berkata:
“Ada seorang pendeta beribadah yang lewat di samping kuburan
dan di sebelahnya ada tempat sampah. Kemudian ada seseorang lewat di dekat
rahib itu, serta mengakatan, “Hai Rahib, sesungguhnya di sampingmu itu ada dua
perbendaharaan (dunia) yang kamu bisa mengambil pelajaran dari keduanya. Yaitu:
(1) perbendarahan manusia; dan (2) pebendaharaan harta”
Maksud:
Abdullah ibn Umara ingin menyatakan kepada Pendeta itu, bahwa
di sampingnya adalah perbendaharaan manusia, yaitu jasad. Setampan/secantik
apapun jasad, dan sehebat apapun orangnya, pasti akan masuk kuburan. Lalu yang
kedua adalah harta, apapun yang kita punyai dari harta, maka cepat atau lambat
pasti akan rusak dan masuk sampah.
2. Dari Abbas ibn Umar rahimahullah
Ta’ala (seorang ulama):
Bahwa pernah Abdullah ibn Umar ingin menata hatinya dengan
mendatangi rumah yang sudah hancur lebur, kemudian beliau menyeru dengan suara
yang penuh kesedihan, “Wahai Umar mana penghuni rumah itu?!” Setelah itu beliau
mengatakan pada dirinya sendiri, “Semua pasti binasa (Kecuali Allah Yang Maha
Kekal dan Abadi).” Subhanallah,
apakah kita pernah merenung sedemikian ini?
3. Dari Sahabat ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Shalat dua rakaat yang sederhana yang ringan dan ringkas,
tapi dengan penuh tafakur itu adalah lebih baik dari shalat semalam suntuk tapi
hatinya lalai.”
4. Berkata Hasan al-Bashri rahimahullah Ta’ala (Seorang Tabi’in):
“Hai anak Adam, makanlah di sepertiga perutmu, minumlah di
sepertiga perutmu dan biarkan sepertiga lainnya itu untuk bernafas dimana
fungsinya adalah untuk bertafakur.”
5. Berkata sebagian ahli hikmah:
“Barangsiapa yang memandang pada dunia tanpa mengambil
pelajaran, maka hatinya akan mati tergantung kadar kelalaian itu.”
6. Wara’ ibn al-Harits al-Hafiy rahimahullah berkata:
“Kalau sekiranya manusia berfikir/bertafakur tentang
keagungan Allah Ta’ala, maka
sekiranya mereka tidak akan berani bermaksiat.”
mB: Perlu diketahui, bahwa “MANUSIA” dalam Bahasa Arab
disebut “AL-INSAN” karena mereka
“NISYAN”dalam Bahasa Ajjam (Bahasa Kita) adalah “Lupa”. Sehingga manusia
dinamakan Insan karena sering lupa. Maka Allah mengajarkan doa yang sangat
indah, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.” (Al-Baqarah:286). Lalu Allah
menjawabnya, “Na’am (Iya).”
7. Berkata al-Hasan al-Bashri rahimahullah Ta’ala:
Dari Amir ibn Abi Khais rahimahullah
Ta’ala berkata, “Aku mendengar bukan satu, bukan dua, bukan tiga dari
sahabat nabi (banyak sekali). Mereka menyatakan bahwa sinar/cahaya keimanan
adalah bertafakur.” Sehingga inilah dalil yang sangat tepat tentang pentingnya
merenung. Sehingga para ulama jaman dahulu, diamnya bukan melamun akan tetapi
merenung.
8. Dari Nabi Isa ‘alaihisallam
(dikutip dari Tafsir ibn Katsir) berkata:
“Hai Anak Adam yang lemah, bertakwalah kepada Allah dimanapun
kalian berada. Jadilah kalian dikenal sebagai tamu! dan jadikanlah
masjid-masjid sebagai rumahmu! Dan ajarkan dari kedua matamu itu menangis! dan
ajarkan pada badanmu itu sabar! serta ajarkan kepada hatimu bertafakur! dan
jangan kamu gelisah tentang rizki besok!”
Katerangan: Bagaimanakah tamu itu? tamu itu “PASTI PULANG”
menginap hanya dibolehkan tiga hari saja. Dan bagaimanakah keutamaan masjid
menjadi tempat utama untuk berkumpul adalah telah banyak hadits sahihnya, serta
bagaimana mata yang menangis? Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam telah mengajarkan doa, “Aku berlindung kepadaMu dari mata
yang tak bisa menangis.” Untuk rezki sudah ditentukan oleh Allah, rizki besok
memikirkannya adalah besok. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan burung-burung yang terbang
pada pagi hari dengan perut lapar, pulang sore hari dengan perut kenyang dan tidur
malam hari tanpa gelisah bersama keluarganya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa orang terkaya adalah,
“Apabila bangun pagi, Anak Adam itu dalam keadaan aman, badannya sehat, kemudian
makanan hari itu ada maka seakan-akan dunia seisinya menjadi miliknya.”
Kisah Umar ibn Abdul ‘Aziz
rahimahullah Ta’ala: Suatu saat beliau bersama para
sahabat yang lain, tiba-tiba beliau menangis. Mereka pun bertanya, “Mengapa kau
menangis?”, lalu beliau radhiyallahu
‘anhu menjawab, “Betapa banyaknya
orang yang berobsesi dengan membangun mimpi-mimpi hanya untuk dunia, mimpinya
belum terealisasi, namun dia terburu-buru mati. Sungguh, apabila di dalamnya
tak bisa diambil pelajaran, maka di dalamnya pasti ada nasehat.” Maka di
dalamnya benar-benar terdapat nasehat yang sangat mendalam.
Ibnu al-Qoyyim rahimahullah Ta’ala:
Beliau menulis kitab berjudul, “Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Ibnul Qayyim” penerbit (terjemahan)
Darul Haq (Rujukan Penting). Buku ini merupakan ringkasan tentang bagaimana
berbagai nikmat penciptaan manusia.
Sebagaimana kita merenung tentang penciptaan kita:
1. AIR MANI
Allah menciptakan kita dengan berbagai organ yang sangat
penting. Indra pendengar, penglihatan, serta yang lainnya. Tubuh kita juga
memiliki rongga untuk tempat organ sebagaimana jantung, hati, limpa, usus, dan
lainnya. Dalam tubuh kita ada tulang-belulang yang merupakan rongga dan pasak
bagi tubuh ini, dan dibalutlah dengan daging.
Bila kita merenung tentang tulang belulang, maka Allah
menciptakan bentuk dan kadar yang sangat bermacam-macam. Ada yang besar, kecil,
pendek, pipih, lurus, melengkung, padat, berongga dan macam-macam bentuknya. Kemudian
tulang-belulang itu diciptakan sesuai dengan fungsinya, contohnya bagaimana bentuknya
gigi yang bermacam-macam. Mengapa gigi geraham bentuknya lebar, mengapa taring
runcing? maka Mahasuci Allah Ta’ala.
Kita disuruh bergerak, maka di dalam tubuh kita diciptakan
360 persendian (berdasarkan hadits sahih, dan inilah yang benar karena Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam tak
pernah berbohong dan Beliau Shalallahu ‘alaihi
wasallam berbicara berdasarkan wahyu). Bagaimana dengan fungsi dan
bentuk persendian itu??
Tulang yang ada di atas kepala kita, bagaimana di kepala ini
ada sekitar 55 jenis tulang yang berbeda.
Kenapa mata di atas kepala? coba kalau diletakkan oleh Allah
diletakkan di kaki?! Mahasuci Allah Yang Maha Tahu.
Dan tahukan darimana tubuh kita yang bermacam-macam itu?
yuppie, “SETETES AIR MANI” dan bukan hanya itu, yang bisa menembus
dan membuahi sel telur pada wanita hanya 1 sel sperma saja dari sekian juta
sel, apabila ada yang lain maka tidak lebih dari dua atau tiga.
dari mana Air mani itu?
Berdasarkan Surat Ath-Thoriq:7 difirmankan, “Yang keluar dari antara tulang sulbi
laki-laki dan tulang dada perempuan. Sulbi
adalah tulang punggung laki-laki, dan roib
adalah tulang dada perempuan. Ini adalah pernyataan Allah Ta’ala yang wajib kita imani. Hal itu tentu melalui proses yang
sangat panjang hingga akhirnya menuju ke tempat yang diketahui para pakar
kedokteran.
Dari sisi psikologis saja, pertemuan ini sangat jauh. Dari
yang tidak saling mengenal, kemudian Allah menakdirkan kita dengan fitrah “
Cinta” dan terjadilah pernikahan. Dan Allah memberikan syahwat, dan terjadilah ‘kontak’
antara laki-laki dan perempuan. Lalu dua sel yang berbeda jenisnya dan juga letaknya
berjalan kemudian bertemu. Dan dengan ijin Allah maka terbentuklah proses yang
sangat rumit dalam jangka waktu sekitar sembilan bulan sepuluh hari (normalnya).
Pertemuan dan proses keduanya diletakkan oleh Allah di tempat
yang sangat kokoh. Tidak ada yang bisa membuatnya rusak dan beku (kecuali
dengan takdirNya), yaitu yang disebut rahim. Dari rahim itu Ia ubah menjadi
segumpal darah, dan diubah lagi menjadi sekerat daging, setelah itu mulailah
menjadi tulang belulang yang masih muda dan lentur, terbentuk urat syaraf dan
otot-otot, kemudian Ia membalutnya dengan daging. Maka Nikmat Tuhan yang
manakah yang kamu dustakan???
Maka Ibnu al-Qoyyi, pernah berkata, “Coba perhatikan air
mani. Coba kalian kumpulkan seluruh manusia dan jin. Suruhlah mereka ciptakan
sehelai rambut saja dari air mani itu! bisakah?!?!”
Maha Suci Allah atas segala ciptaanNya. Maka Ia berfirman,
“Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari apakah dia diciptakan?” (Q.S Ath-Thariq: 5)
“Dan (juga) pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S Adz-Dzaariyaat: 21)
Dan dalam ayat yang lebih panjang, Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Al-Hajj: 5
“Hai manusia, jika kamu
dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian
dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah.”
Serta Q.S Al-Qiyamah: 36-40
“Apakah manusia
mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu
menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,
lalu Allah menjadikan
daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula)
menghidupkan orang mati?”
Maka, jawaban apa yang pantas tuk diri kita atas pertanyaan
ini, selain menyerahkan diri padaNya?
Banyak pula ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk
memikirkan diri kita. Sebelum kita memikirkan langit, bumi, gunung, matahari
dan bulan. Sedangkan diri kita yang dekat saja belum terpikirkan.
Pikirkan! mengapa kita bisa lupa akan suatu hal? andai kita
tidak lupa? dan bagaimana seandainya kita benar-benar dilupakan semuanya? Andai
kita teringat semua peristiwa, maka pastilah kita akan gila, andai kita lupa
semua peristiwa pastilah kita menjadi orang yang tiada berguna. Masya Allahu Ta’ala.
Yah otak kita fleksibel sekali, ada yang lupa dan ada yang
teringat……Maha Suci Allah atas segala ciptaanNya. Fa biayyi alaa irobbikuma tukaddzibaan? (Maka, nikmat manakah yang
kalian dustakan?)
laa biayyi ha Yaa Rob (Tidak ada yang kami dustakan dalam
hal itu Wahai Tuhanku)
Disusun di Malang,
tanggal 23 Muharram
1433 H / 19 Desember 2011 M
@nd.
nB:
Untuk mendownload kajian langsung dari Ust. Abdullah atas
ringkasan ini silahkan klik link
Untuk mendownload file PDF silahkan klik link
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah