بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Judul Asli : السلطان محمد الفاتح فاتع القسطنطينية
Terjemahan : Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel
Penulis : DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi
Penerjemah : Muhammad Isa Anshori
Penerbit : Pustaka Arafah, Solo
Tebal Halaman : 396 + ii
Harga : Rp 48.000 belum termasuk ongkos kirim (pembelian di atas 3 buku diskon 15%)
Segala Puji Hanya milik
Allah, Tuhan seru sekalian alam. Semoga shalawat serta salam tetap terlimpah
kepada Rasulullah Muhammad, beserta keluarganya, para sahabatnya, serta umatnya
yang berusaha mengikuti sunnah RasulNya hingga akhir zamman. Amma ba’d.
Allah Ta’ala pernah
berjanji kepada hamba-hambaNya, melalui lisan RasulNya Shalallahu ‘alaihi wa
salami. Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah
sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik
pasukan.” (Ahmad
bin Hanbal dalam Al-Musnad).
Penaklukan Konstantinopel
memiliki sejarah yang sangat panjang. Mulai zaman kekhalifahan Bani Umayyah sudah
dilakukan uji coba penaklukan terhadap Konstantinopel, akan tetapi selalu
gagal. Hingga akhirnya kekhalifahan berganti pada jalur Bani Abbasiyyah, uji
coba penaklukan juga mengalami kegagalan. Begitu juga saat kekhalifahan
berganti pada Bani Utsmaniyah, mulai dari Sultan Utsmani I hingga Sultan Murad
II, semuanya mengalami kegagalan. Hingga lahirlah Muhammad, putera dari Sultan
Murad II.
Semenjak kecil, ayahandanya
dan juga guru-gurunya memiliki misi yang tidak pernah putus. Salah satu misi
terbesarnya yaitu membuktikan hadits Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam, menaklukkan Konstantinopel. Melalui perjuangan yang keras dan
semangat yang membara, serta yakin dengan hadits Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam akhirnya Muhammad bin Murad berhasil menaklukkan
benteng-benteng yang berada di Konstantinopel hingga akhirnya dapat menaklukkan
kota-kota di dalamnya, namanya pun tersemat di dalanya kata “Al-Fatih/Penakluk”.
Kemenangan besar telah diraih dengan takdir Allah, kemudian dengan usaha yang
brilian dari Muhammad al-Fatih dalam mengepung benteng Konstantinopel dan
mengatur strategi pertempuran darat dan laut.
Kita tidak akan mungkin
mengetahui kebesaran dan kehebatan Allah yang dilimpahkan kepada Muhammad
al-Fatih bila tidak ada torehan kalimat yang menjelaskannya. Segala Puji hanya
milik Allah Yang Maha Esa, Dia telah menakdirkan DR. Ali Muhammad As-Salabi,
seorang ulama pakar sejarah untuk menuliskan secara runtut dan penuh makna dari
proses perjuangan penaklukan Konstantinopel. Beliau telah berusaha memberikan
tambahan-tambahan yang berisi hikmah-hikmah dari kejadian-kejadian pendahuluan
sebelum pertempuran yang dimpimpin Muhammad al-Fatih, karena penulis yakin
suatu keberhasilan dan kemenangan tidak mungkin diraih tanpa proses sebelumnya.
Buku fenomenal ini sangat
perlu menjadi rujukan para sejarawan muda, para penuntut ilmu, serta masyarakat
umum. Kitab yang telah menorehkan sejarah perjuangan pahlawan Islam yang
sejati, memberikan cermin bahwa Rasulullah Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi
wa sallam perkataannya pasti terbukti. Walaupun demikian, kitab ini juga
tidak luput dari kekurangan. Mungkin bagi pembaca pemula sedikit merasakan
bosan tatkala harus membaca awal-awal tulisannya, namun saya (peresensi)
sarankan untuk sabar membacanya karena tulisannya beruntut hingga kepada inti.
Tatkala pembaca sudah mencapai inti tulisan yang berada di akhir penulisan,
pembaca akan sangat mengagumi proses penaklukan dan alur ceritanya. Ternyata
kejadian di awal penulisan sangat terkait dengan kemenangan Muhammad Al-Fatih dalam
menaklukkan Kontantinopel.
Semoga dengan membaca buku
ini, pembaca dapat memahami bagaimana perjuangan para pahlawan Islam dalam
menegakkan tauhid dan apa saja tujuan mereka melakukan penaklukan, karena buku
ini juga menjelaskan tentang hal itu. Mengingat banyak sekali orang yang
beranggapan bahwa penaklukan negeri ditujukan hanya untuk merebut wilayah,
merampas harta dan wanita saja. TIDAK, tidak untuk itu. Memang umat sekarang
diperbolehkan mengambil harta rampasan dan tawanan, namun umat Islam dengan
syariat nabi-nabi terdahulu mereka betul-betul tidak diperbolehkannya. Lantas,
bagaimanakah Sikap Muhammad Al-Fatih setelah menaklukkan Konstantinopel? Buku
inilah yang insya Allah akan menjawabnya dengan lengkap.
Allahu a’lam bish shawwab.
Ditulis di Malang, 4 Sya'ban 1435 / 2 Juni 2014
@nd
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah