KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 16 November 2013

BAGAIKAN SANDI MORSE



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
BAGAI SANDI MORSE
‘HANYA BEBERAPA YANG MEMAHAMINYA'

Judul Asli          : Du’aul Hasyarat wa At-Thair wa Al-Jibal fi Al-Qur’anil Karim
Judul Indonesia   : Ketika Alam Bertasbih
Penulis                : Dr. Musa Al-Khathib
Penerbit              : Kiswah Media, Solo-Jawa Tengah
Tebal Halaman    : 200 halaman

PEMBELIAN
Harga     : Rp 34.000 discount 5% (belum termasuk Ongkos Kirim)
Kontak   : 0856 4950 9998 (HP) atau 081 333 449 400 (Whatsapp)
a.n Penjual    : ARNANDA, SE., ME.
Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Memahami. Dia memahami seluruh apa yang terjadi. Dia memahami segala ungkapan yang tampak maupun yang tersembunyi, yang dapat dipahami manusia maupun yang tertera pada sederet sandi. Semoga shalwat serta salam tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Amma ba’d.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang suci, (artinya) “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Al-Qur’an, Surah Al-Israa’: 44).
Menanggapi Firman Allah ini, mungkin sebagian orang-orang kafir akan memicingkan mata dan berkata, “Masak Sih?” mereka seakan tidak percaya bahwa bebatuan bertasbih, pohon bertahmid, bahkan kambing pun memuji Allah. Mungkin mereka hanya melihat dari sisi ‘nyata’ menurut panca indera mereka yang terbatas, hingga mereka memaksakan makhluk Allah yang lain seperti dirinya. Padahal Allah menciptakan makhluk dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya, tentu tidak mungkin batu, pohon, kambing dan kita disamakan seluruhnya. Lebih khusus cara mereka memuji Allah Yang Menciptakan mereka.
Orang-orang yang tergabung dalam kesatuan militer tentu tahu, bahwa setiap kesatuan memiliki sandi-sandi tersendiri, tidak semua semua kesatuan memahami sandi kesatuan yang lainnya. Orang-orang yang bekerja dalam bidang astronomi pasti mengetahui bahwa masing-masing bintang memiliki gelombang yang memiliki ciri-ciri tertentu, setiap bintang berbeda gelombangnya, bila diubah menjadi gelombang suara maka akan terdengar begitu dahsyat. Begitu pula pernyataan Allah tentang tasbihnya para makhluk adalah benar bila dipandang dari berbagai sisi.
Epistimologi kata tasbih adalah ‘penyucian’ terminologinya adalah “penyucian diri kepada Allah dengan perbuatan, lisan maupun hati”. Bila dipandang dari segi ketundungan para makhluk Allah seluruhnya tunduk kepadanya, bahkan orang kafir sekalipun ia akan tunduk terpengkur tatkala ajalnya telah tiba, tatkala musibah harus menimpanya bahkan tatkala ia diharuskan menerima nikmat dari Allah sekalipun.
Begitupula makhluk-makhluk Allah yang lainnya, semuanya tunduk kepada Allah menurut apa yang Dia perintahkan. Gunung-gunung yang kokoh menjulang memiliki segala keunikan dan keajaiban untuk menjaga Bumi agar tidak goncang. Lautan ada yang tenang juga ada yang bergejolak gelombangnya. Burung-burung pun tidak bersekolah namun pandai membuat sarang. Semua itu tentu bentuk dari tasbih mereka kepada Allah atas perintahNya dalam memfasilitasi kehidupan manusia sebagai khalifah di Bumi. Khalifah yang bertugas untuk beribadah, bukan hanya dengan cara sholat, puasa, zakat, haji akan tetapi juga dengan cara berjihad dengan makna yang luas. Mulai jihad dengan mempertahankan hidup sampai jihad mempertahankan agama dengan peperangan maupun dengan ilmu pengetahuan.
Semua keajaiban alam ini direkam dengan baik oleh Syaikh Dr. Musa Al-Khatib dan beliau pun mengaitkannya dengan Firman Allah pada beberapa surah termasuk Surah Al-Israa’ayat 44 yang menyatakan semua apa yang di langit dan Bumi bertasbih pada Allah. Dengan perhatian beliau yang besar terhadap fenomena alam serta kedekatan beliau dengan Allah ditunjang semangat beliau untuk berdakwah kepada manusia agar lebih mengenal lebih dekat Rob-mereka, maka Syaikh Dr. Musa Al-Khatib menyusun sebuah buku apik berjudul, “Du’aul Hasyarat wa At-Thair wa Al-Jibal fi Al-Qur’anil Karim(diterjemahkan secara harfiyah: Pujian/Tasbih para Serangga dan Burung-burung serta Gunung-gunung dalam Al-Qur’an yang Suci). Dari judul Bahasa Arabnya kemudian dialihkan ke Bahasa Indonesia dengan judul “Ketika Alam Bertasbih
Buku ini memaparkan keajaiban-keajaiban beberapa makhluk Allah yang sering dilihat manusia dengan panca inderanya. Tidak lupa beliau mengingatkan pembaca tentang kebesaran Allah dengan Firman-firmanNya agar pembaca ingat bahwa para makhluk itu memiliki keajaiban dan keunikan karena diciptakan Allah dalam rangka memujiNya dan tunduk patuh untuk melayani kebutuhan manusia karena perintahNya. Keindahan dan keajaiban alam ciptaan Allah pun, diuraikan dengan ringkas dalam bab yang rapi dan ilmiah.
Ciri-ciri keilmiahan buku ini adalah terletak pada sumber yang otentik dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sahihah wa sharih (otentik matannya dan jelas maknanya). Apik susunannya karena bab-babnya ditulis secara runtut dari mulai umum kepada hal-hal yang bersifat khusus pada makhluk-makhlukNya. Dijelaskan pula secara ilmiah dari sumber yang dapat dipercaya, ditunjang dengan hasil riset dan penelitian ilmiah dari bagian Timur maupun Barat.
Buku ini memuat 5 Bab dan beberapa Sub Bab-Sub Bab. Adapun perinciannya:
1.       Bab I : Semua bertasbih kepada Allah
2.       Bab II: Doa Semut dalam Al-Qur’an
3.       Bahasa Semut
4.       Doa Burung Hud-hud dalam Al-Qur’an
5.       Doa Gunung dalam Al-Qur’an
Semua Bab dalam kitab ini membahas tentang ayat-ayat Allah tentang kejadian alam yang telah diabadikan dalam Al-Qur’an. Sehingga kita memahami secara sahih atas apa yang sebenarnya terjadi pada serangga, burung dan gunung-gunung.
Semua buatan manusia ada kelemahannya, termasuk buku terjemahan yang telah dialihbahasakan menjadi Bahasa Indonesia ini. Kelemahan yang paling mencolok untuk diperhatikan adalah perbedaan antara judul yang asli (dalam Bahasa Arab) dengan judul dalam Bahasa Indonesia membuat persepsi yang berbeda jauh. Perbedaan persepsi ini membuat pembaca bingung dan boleh jadi bertanya-tanya, mengapa kata-kata ‘alam’ hanya disempitkan menjadi semut, burung Hud-hud dan gunung-gunung? Lantas mana pepohonan? mana pula halilintar dan mana pula hasil riset penelitian-penelitian secara khusus terhadap itu semua?
Bagi kaum Muslimin yang mengimani secara bulat bahwa Al-Qur’an dan Hadits adalah benar tidak menjadi masalah dalam bab keilmiahannya, akan tetapi bagi mereka yang orientalis atau ilmuwan yang baru masuk Islam akan menjadi masalah dalam memahaminya. Mana sisi ilmiahnya? dimana menurut mereka yang dinamakan ilmiah adalah adanya penunjang dari hasil-hasil riset yang khusus, adanya penjelasan yang gamblang dan detail (sebagaimana pembuktian suara pulsar bintang) dan juga foto-foto yang otentik.
Apa yang ditanyakan pada paragraf sebelumnya adalah pertanyaan skeptis yang sering muncul dari mereka, para orientalis dan juga orang yang cenderung mengatakan bahwa bukti panca indera adalah bagian dari kesempurnaan ilmiah. Akan tetapi bila merujuk pada judul aslinya maka kita akan dapatkan kalimat yang berbunyi “Pujian para Serangga dan Burung-burung serta Gunung-gunung dalam Al-Qur’an yang Suci” Sehingga jelaslah bahwa dari judul aslinya memang telah dibatasi hanya seputar: (1) Serangga; (2) Burung; dan (3) Gunung dan dibatasi tempat penjabarannya yaitu menurut Al-Qur’an.
Walaupun demikian, para pembaca akan menemukan banyak hal yang mencengangkan, menabjubkan dan kisah unik terkait ciptaan-ciptaan Allah pada Serangga, Burung, dan Gunung. Serta dalil-dalil dan nash yang otentik dari Al-Qur’an menambah iman bagi orang yang beriman bahwa memang semuanya apa yang di langit dan bumi melakukan tasbih kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Allahu a’lam.

diresensi di
Malang, 14 Dzulhijjah 1434 / 19 Oktober 2013
435:554

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah