5
LAPANGNYA HIDUP INI DENGAN TAUBAT
Judul
Asli : Waa
Syabaabaah Maa Lakum Laa Tarjuuna Lillaahi Waqaaraa
Judul Terjemahan : Pemuda
Takut Dosa, Kiat Keluar dari Ketagihan Maksiat
Pengarang : Muhammad ibn Abdurrahman al-Qadhi
Penerjemah : Tony Timur
Penerbit :
Al-Aqwam, Kota Solo
Cetakan Tahun : 1431
/ 2010
Tebal Buku : 160 halaman
Harga : Rp 28.000/buku
Harga : Rp 28.000/buku
PEMBELIAN DAN PEMESANAN GROSIR CLIDK DI SINI:
Dosa merupakan suatu hal yang banyak kita lakukan. Sebagai manusia memang
diberikan tabiat untuk melakukan dosa untuk itulah manusia diberikan nama al-Insan karena dia nisyan atau pelupa. Inilah makna manusia secara terminologi dalam
kaidah bahasa Arab. Dosa merupakan perkara besar, sekecil apapun dosa bila
ditumpuk tetaplah besar. Dosa merupakan perkara besar karena dosa memiliki
banyak konsekuensi negatif bagi diri kita bahkan bagi
lingkungan kita.
Karena dosa, terlepaslah pakaian kakek dan nenek moyang kita. Bukan hanya itu, mereka juga diturunkan ke dunia. Karena dosa, bumi mengelurkan air yang sangat banyak dan langit diperintah untuk menurunkannya demi melahap kaum Nuh. Karena Dosa Bumi ini
diangkat lalu dihempaskan secara terbalik hingga binasalah Kaum Luth. Karena
dosa pula angin diperintahkan bertiup kencang hingga menghancurkan mereka. Begitupula Kaum ‘Aad yang diguncang gempa dahsyat dan
guntur menggelegar. Serta Fir’aun dan bala tentaranya yang ditenggelamkan oleh
Allah di Laut Merah.
Karena dosalah doa menjadi tertahan, rezki disempitkan, hati dibuat
seakan-akan kecil dan pikiran bingung tidak karuan. Karena dosa muncul berbagai
penyakit, bencana dan karusakan dalam bidang sains dan sosial. Itulah
konsekuensi dosa yang tampak di dunia, belum juga bila dilihat bagaimana dosa
ini dapat mengantarkan makhluk untuk menuju ke Api Neraka. Bagaimana pula dosa
ini dapat merubah yang baik menjadi buruk, dari rahmat menuju adzab serta dari
yang mulia menjadi terhina sebagaimana Iblis yang dibalik dalam waktu sekejap
oleh Allah Ta’ala dan dikutuk untuk selama-lamanya.
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia Ta’ala memahami bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk
yang pelupa namun mereka berani mengemban beban yang begitu besar yaitu amanah
dalam memegang syariat ini. Maka Allah yang memiliki asma dan sifat Ar-Rahman, Sang Maha Pengasih memberikan
kesempatan bagi hamba-hambaNya untuk memasuki syurgaNya yang seluas langit dan
bumi.
Allah Ta’ala memberikan jalan
untuk menuju syurga bagi para pendosa melalui satu pintu, yaitu pintu taubat. Ia
buka lebar-lebar pintu itu, Ia mengabulkan doa-doa hamba-hambaNya yang
mengandung permintaan maaf serta ampunan. Ia tersenyum tatkala ada hamba-hambaNya yang
kembali pada jalanNya. Ia berikan kesempatan yang cukup panjang bagi para
pendosa untuk berpikir dan kembali lagi ke jalanNya, ia berikan dua kesempatan
hingga ruh sampai kepada kerongkongan dan hingga Matahari telah terbit di arah
Barat. Ia turun di sepertiga malam terakhir untuk menerima hamba-hambaNya yang
bertaubat, Ia berfirman dalam hadits Qudsi, “…Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni
dosa- dosanya?...” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).
Akhir zaman, merupakan kondisi yang sangat berat untuk dijalani sebagian
besar manusia. Ujian atau fitnah yang ada di dalamnya sangat besar. Banyak
jalan yang mengajak kepada penyimpangan. Iblis pun berusaha mengerahkan pasukannya
secara besar-besaran untuk menggoda manusia karena ia faham waktu dan
kesempatannya akan habis. Saat itulah pakaian dalam menjadi luar, yang di atas
menjadi di bawah, yang baik menjadi buruk dan kondisi yang stabil menjadi
krisis serta berbagai fitnah yang apabila tidak hati-hati para ulama pun bisa
terjebak oleh fitnah ini. Maka, hampir-hampir bahkan semua manusia di zaman ini
tidak bisa selamat 100% dari dosa dan sulit untuk menghindarinya. Maka apabila
Allah masih tetap menawarkan pintu-pintu taubatnya, dan Ia memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya tidak ada
seorang pun yang dapat mencegah sampainya hidayah itu.
Pemuda atau Pemudi, merupakan sosok manusia yang berada di usia terkuat
dalam hidupnya. Dalam hidupnya pemuda diberikan semangat yang tinggi, berpikir
yang berbeda dengan usia kanak-kanak atau saat tuanya. Pemuda juga diberi nafsu
yang tinggi dan besar untuk menjalankan misi syariat Islam dengan maksud
terbentuk tatanan hidup yang sejahtera, aman, tentar, damai dan memiliki
kekuatan dalam kehidupan baik secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu Allah Ta’ala mengutamakan para pemuda
dan mengistimewakannya dengan menceritakan kisah-kisah para pemuda, mengangkat
Nabi dan Rasul tatkala usia muda (40 tahun, masa pemuda yang paling matang).
Begitu pula “Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam kerap kali dalam sabdanya mengutamakan peranan pemuda
dalam menegakkan Islam berserta panji-panjinya, memuji semangat juang dan
jihadnya serta memberikan banyak pujian terhadapnya.
Akan tetapi fitnah akhir zaman telah merubah visi, misi dan tujuan pemuda
dalam hidupnya. Nikmat nafsu yang diberikan kepada mereka, nikmat hati untuk
mereka merenung, nikmat cerdas untuk mereka gunakan mengatur kesejahteraan,
nikmat kekuatan untuk membangun tatanan yang harmonis telah digunakan secara
menyimpang. Terlebih musuh-musuh Islam yang mengutamakan hawa nafsu baik
syahwat maupun syubhat (pemikiran),
seolah-olah mereka ingin dunialah syurga mereka. Sedangkan mereka berpikir bahwa Umat Muslim adalah penghambat kesenangan mereka, untuk itulah mereka harus dihancurkan seakar-akarnya. Musuh-musuh kita inilah yang
mengupayakan tipu daya semaksimal mungkin untuk menghancurkan Pemuda Muslim melalui
media-media, pemikiran-pemikiran, hingga mengambil harta dengan cara haram untuk membuat mereka mabuk dunia.
Akhirnya, banyak Pemuda Muslim melakukan kemungkaran. Mulai melakukan dosa
berupa maksiat yang kecil hingga besar, sebagaimana merokok, mencuri,
berbohong, berzina, bersumpah palsu, durhaka kepada orang tua, narkoba hingga
melakukan yang melampaui batas, yaitu kesyirikan tanpa mereka sadari.
Banyak dari mereka yang sebenarnya menyesal dan ingin taubat, akan tetapi
tidak memahami bagaimana caranya untuk bertaubat. Parahnya mereka datang kepada
orang-orang yang kurang ilmu, maka seakan-akan dosa mereka merupakan sesuatu
yang menyesakkan dada dan mengantarkan mereka ke neraka dengan mengunci
pintu-pintu syurga, padahal taubat masih terbuka lebar untuknya. Sehingga
banyak pula mereka yang bermaksiat terus bermaksiat, dan tatkala diajak untuk
bertaubat mereka berslogan ‘terlanjur basah, mandi sekalian.’ Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Maka Syaikh Muhammad Al-Qadhi dengan penuh kecintaan kepada Kaum Muslimin
menuliskan buku berjudul “Pemuda Takut
Dosa, Kiat Keluar dari Ketagihan Maksiat” Ini merupakan hadiah dari beliau
untuk pemuda dan pemudi yang terlanjur melakukan dosa karena kekhilafannya,
karena kalah melawan hawa nafsunya dan karena mereka tidak tahu bahwa itu dosa.
Beliau memaparkan dengan penuh bijak, bahasa yang lugas akan tetapi santun
dengan penuh kedewasaan serta keluwesan. Dengan penuh keikhlasan
berusaha menunjukkan jalan untuk menuju cahaya keimanan serta cahaya taubat agar kita dapat masuk ke dalam ruang dan wilayah
kebahagiaan hakiki.
Beliau juga memaparkan kisah-kisah serta pelajaran, memperingatkan kepada
mereka tentang konsekuensi dosa dari umat-umat terdahulu, serta memberikan
pintu harapan dengan contoh yang indah bila manusia mau bertaubat padaNya. Beliau
dengan cukup jeli memaparkan dosa-dosa masa kini, agar pemuda dapat berusaha
menghindarinya serta dapat mengetahui bahayanya. Dosa-dosa akhir zaman yang
begitu disepelekan oleh manusia akan tetapi berdampak besar bagi mereka bila
tidak kemballi padaNya.
Beliau memberikan solusi dan jalan keluar yang indah, yang dapat dipetik
hikmah yang mampu dilakukan semua pemuda dan mudah untuk dijalankan. Beliau
memberikan motivasi indah untuk keluar dari dosa.
Saya hampir tidak menemukan cacat dari buku ini kecuali
kesalahan-kesalahan kecil yang hampir tidak tampak. Apabila sasarannya adalah
pemuda dan pemudi maka buku ini adalah cukup. Tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) yang ada di dalamnya cukup
mengharukan dan membuat hati tergetar. Rujukan dari Al-Qur’an dan Hadits
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam merupakan
rujukan yang cukup indah dengan kalimat-kalimat penjelasnya.
Buku ini diterjemahkan oleh Al-Aqwam oleh Tony Timur. Maka, mungkin yang
bisa berbahasa Arab perlu merujuk buku aslinya dan membandingkannya dengan buku
terjemahan ini. Karena saya (pereferensi) tidak mengetahui kredibilitas
pengalih bahasa dalam memahami Bahasa Arab dan kaidah-kaidahnya. Perlu koreksi
kembali, apakah memang Bahasa Indonesia yang ditulis oleh pengalih bahasa sudah
tepat sebagaimana bahasa aslinya ataukah perlu koreksi kembali secara mendalam.
Apapun kelemahan dalam buku ini, sudah sangat berharga bagi para pemuda.
Ia bagaikan mutiara dalam cangkang yang siap diambil hikmah di dalam
kalimat-kalimatnya. Memang perlu usaha untuk mengambil hikmahnya, tidak bisa
tidak karena hikmah merupakan sesuatu yang hilang dari orang mukmin. Perlu
usaha yang keras untuk mengambilnya, yaitu dengan merenung dan merenung.
Semoga referensi buku ini bisa bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan. Bagi
saudara/saudariku yang telah ternoda oleh dosa. Bagi mereka yang sadar dan
ingin mengembalikan jiwa padaNya, dan bagi mereka yang ingin meraih cahaya
serta derajad tinggi di sisiNya. Janganlah kalian berputus asa, janganlah
kalian menjauh dari Allah Yang Maha Rahmat dan janganlah kau kau bersedih.
Apabila terasa bumi ini sempit, permasalahan menghimpit, cobalah tengok wajahmu
kelangit…renungkan…renungkan…bahwa masih ada Rahmat dan Kasih Sayang Allah yang
diturunkan di atas sana untuk kita yang ada di Bumi Pertiwi ini.
@nd
Disusun di Malang
5 Shafar 1433 / 30 Desember 2011
Referensi Pendukung:
1. Ceramah
Ust. Abdullah. Tafsir Surat Ar-Rahman:3. Masjid Abu Dzar al-Ghifari. 4 Shafar
1433 / 28 Desember 2011.
2. Anonim. Temuan
Arkeologis dari Kaum Tsamud. http://www.bangsamusnah.com/thamud2.html.
4 Shafar 1433 / 29 Desember 2011.
3. Muhammad
ibn Hamid Abdul Wahab. 61 Kisah Pengantar Tidur, Diriwayatkan Secara Shaih dari
Rasulullah dan Para Sahabat. Terjemahan oleh Munawwarah Hannan. Judul asli “Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash
Shahabah al-Kiram” Jakarta: Darul Haq, 2002.
4. Muhammad
Abduh Tuasikal. Doa di Sepertiga Malam Terakhir. http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3439-doa-di-sepertiga-malam-terakhir.html.
4 Shafar 1433 / 29 Desember 2011.
nB:
Untuk mendownload versi file pdf silahkan merujuk pada link
http://www.ziddu.com/download/18015250/LAPANGNYAHIDUPINIDENGANTAUBAT.pdf.html
nB:
Untuk mendownload versi file pdf silahkan merujuk pada link
http://www.ziddu.com/download/18015250/LAPANGNYAHIDUPINIDENGANTAUBAT.pdf.html
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah