KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Senin, 07 November 2011

RAHASIA INGIN MENJADI KEKASIH RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM


RAHASIA INGIN MENJADI KEKASIH
RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Segala Puji Bagi Allah Ta’ala Yang Maha Esa dan Maha Pengasih. Semoga Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah bersama keluarganya, para sahabatnya serta ummatnya yang setia mengikuti sunnahnya hingga akhir jaman. Amma ba’d.

Setiap Ummat Islam yang jujur keimanan dan cintanya pada Islam, pasti ia akan berusaha sekuat mungkin untuk meraih cinta Allah. Seseorang tak akan mungkin meraih cinta Allah bila orang itu tak mencintai Allah serta siapa dan apa-apa yang dicintai oleh Allah, dan ia tak membenci apa-apa dan siapa yang dibenci Allah.

Salah satu sebab Allah cinta kepada hamba-hambaNya adalah tatkala seorang hamba itu mencintai hambaNya, kekasihNya sekaligus Nabi dan UtusanNya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Allah berfirman dalam Surat Ali-Imran: 31 (yang artinya), “Katakanlah (Hai Muhammad): ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman, ‘Barang siapa memusuhi waliKu, maka sungguh Aku menyatakan perang kepadanya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri padaKu dengan suatu perintah wajib yang Aku sukai dan Aku perintahkan padanya. HambaKu senantiasa mendekatkan dirinya padaKu dengan melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu padaKu, pasti Aku kabulkan dan bila ia memohon perlindungan pasti Aku akan lindungi (HR. Bukhari dengan sanad sahih).

Mencintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak cukup hanya diucapkan saja, tidak cukup pula hanya dengan melayangkan kata shalawat saja, namun cinta kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga harus ditunjukkan dengan sikap atau perbuatan kita. Secara riil, kita yang mencintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam haruslah mencintai siapa dan apa yang dicintai Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam dan membenci siapa dan apa yang dibenci Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam. Adapun pembahasan kita saat ini adalah apa yang dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yaitu: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ingin mati syahid dan suka mati dalam keadaan syahid”.

Mati syahid merupakan puncak dalam Islam, sebagaimana dalam hadist sahih yang menyatakan bahwa Syahadat adalah pondasi Islam, sholat adalah tiang-tiangnya dan jihad fi sabilillah merupakan puncaknya. Maka hendaklah setiap orang Muslim adalah oranng yang merindukan jihad dan mati dalam keadaan syahid untuk membela agama Allah dengan jalan yang benar. Sebagaimana dinyatakan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim (Mutaffaq ‘alaih) bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Orang yang mati dalam keadaan belum pernah berperang dan tak pernah terbersit hatinya untuk ingin berperang membela agama Allah, maka ia mati dalam cabanng-cabang kemunafikan”.

Konsekuensi dalam jihad adalah kemenangan atau mati syahid. Adapun jihad fi sabilillah yang banyak dicari para sahabat radhiyallahu ‘anhumma beserta kaum mu’min memiliki suatu keutamaan yang besar apabila pelaku jihad mati dalam keadaan syahid. Akan tetapi ternyata mati dalam keadaan syahid tidak semua bisa dikategorikan mati dalam peperangan, atau bahkan mati dalam keadaan syahid tidak semua dikategorikan baik. Karena dalam Islam sendiri para ulama berpendapat bahwa syahid terbagi atas 3 (tiga) macam, yaitu:

A. Syahid Dunia – Akherat: Syahid ini adalah kematian yang terjadi pada manusia atas korban pertempuran dalam jihad di jalan Allah. Ia diperlakukan sebagaimana orang syahid, yaitu tidak dikafani dan tidak dimandikan. Ia pun di akherat mendapatkan keutamaan yang besar yaitu ia dibangkitkan dalam keadaan darah mengucur dan baunya wangi bagaikan misk (minyak wangi paling wangi), ia aman dari adzab kubur, aman dari hisab, dapat memberi syafaat 70 anggota keluarganya, dinikahkan dengan 72 bidadari dan sebagainya.

B. Syahid Akherat (Saja): yaitu orang yang mati dalam keadaan tidak berada di medan tempur, akan tetapi ia mati dalam keadaan dimana ia bisa dikatakan syahid, yaitu ia mati dalam keadaan sakit perut, tenggelam, saat nifas (melahirkan), terbakar dan selainnya atas apa yang tersebut dalam hadist. Hal ini jenasah tetap dimandikan dan dikafani, hanya saja ia di akherat masuk konsekuensi mati dalam keadaan syahid

C. Syahid Dunia: yaitu orang yang mati di medan jihad namun ia berjihad bukan karena Allah. Mungkin ia berjihad karena ingin dipuji, atau ia mati setelah melakukan dosa yang ia tidak bertaubat atasnya. Sebagaimana banyak diriwayatkan, bahwa tatkala perang usai para sahabat berteriak-teriak menyatakan bahwa Si Fulan Syahid, namun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa Si Fulan masuk neraka, setelah melalui penyelidikan ternyata ia mati karena tak tahan menanggung luka akhirnya bunuh diri. Ada pula yang mati namun sebelumnya ia mencuri ghanimah perang yang belum dibagi berupa sepasang sandal. Orang yang mati dalam keadaan syahid dunia, ia di dunia diperlakukan sebagai orang yang syahid, tidak dikafani dan dimandikan. Namun di akherat ia termasuk salah satu yang diadzab di neraka.

Maka apabila kita ingin dicintai Allah dan mengaku cinta Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, kita harus menjalankan konsekuensi kita yaitu ingin berjihad dan melaksanakan keinginan itu bila memang ada waktu dan kesempatan yang tepat. Semoga Allah Ta’ala menjadikan hidup kita Istiqomah dan diwafatkan dalam keadaan Husnul Khotimah. Semoga kita diwafatkan olehNya dalam keadaan syahid di jalanNya dan berjuang untuk memperoleh keridhoanNya. Bila ada kesalahan datangnya dari saya pribadi karena khilaf dan godaan syetan yang terkutuk dan apabila ada kebenaran sunngguh hal itu datangnya adalah dari Allah Ta’ala dan karena rahmatNya Ia Ta’ala menurunkan cahayaNya.

@nd

Rujukan:
1. Al-Qur’an
2. Imam Nawawi. Hadist Arba'in.
3. Kajian Ahad, 13 Muharram 1432 / 19 Desember 2010
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah