RAHASIA INGIN MENJADI KEKASIH
RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM
Segala Puji Bagi Allah Ta’ala
Yang Maha Esa dan Maha Pengasih. Semoga Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada Rasulullah bersama keluarganya, para sahabatnya serta ummatnya yang
setia mengikuti sunnahnya hingga akhir jaman. Amma ba’d.
Setiap Ummat Islam yang jujur keimanan dan cintanya pada
Islam, pasti ia akan berusaha sekuat mungkin untuk meraih cinta Allah.
Seseorang tak akan mungkin meraih cinta Allah bila orang itu tak mencintai
Allah serta siapa dan apa-apa yang dicintai oleh Allah, dan ia tak membenci
apa-apa dan siapa yang dibenci Allah.

Mencintai Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wasallam tidak cukup hanya diucapkan saja, tidak cukup pula hanya
dengan melayangkan kata shalawat saja, namun cinta kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga harus
ditunjukkan dengan sikap atau perbuatan kita. Secara riil, kita yang mencintai
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
haruslah mencintai siapa dan apa yang dicintai Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam dan membenci siapa dan apa yang dibenci
Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam. Adapun
pembahasan kita saat ini adalah apa yang dicintai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yaitu:
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam
ingin mati syahid dan suka mati dalam keadaan syahid”.
Mati syahid merupakan puncak dalam Islam, sebagaimana dalam
hadist sahih yang menyatakan bahwa Syahadat adalah pondasi Islam, sholat adalah
tiang-tiangnya dan jihad fi sabilillah
merupakan puncaknya. Maka hendaklah setiap orang Muslim adalah oranng yang merindukan
jihad dan mati dalam keadaan syahid untuk membela agama Allah dengan jalan yang
benar. Sebagaimana dinyatakan dalam Hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhari-Muslim (Mutaffaq ‘alaih)
bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda, “Orang yang mati dalam keadaan belum pernah
berperang dan tak pernah terbersit hatinya untuk ingin berperang membela agama
Allah, maka ia mati dalam cabanng-cabang kemunafikan”.
Konsekuensi dalam jihad adalah kemenangan atau mati syahid.
Adapun jihad fi sabilillah yang
banyak dicari para sahabat radhiyallahu
‘anhumma beserta kaum mu’min memiliki suatu keutamaan yang besar apabila
pelaku jihad mati dalam keadaan syahid. Akan tetapi ternyata mati dalam keadaan
syahid tidak semua bisa dikategorikan mati dalam peperangan, atau bahkan mati
dalam keadaan syahid tidak semua dikategorikan baik. Karena dalam Islam sendiri
para ulama berpendapat bahwa syahid terbagi atas 3 (tiga) macam, yaitu:
A. Syahid Dunia – Akherat:
Syahid ini adalah kematian yang terjadi pada manusia atas korban pertempuran
dalam jihad di jalan Allah. Ia diperlakukan sebagaimana orang syahid, yaitu
tidak dikafani dan tidak dimandikan. Ia pun di akherat mendapatkan keutamaan
yang besar yaitu ia dibangkitkan dalam keadaan darah mengucur dan baunya wangi
bagaikan misk (minyak wangi paling wangi), ia aman dari adzab kubur, aman dari
hisab, dapat memberi syafaat 70 anggota keluarganya, dinikahkan dengan 72
bidadari dan sebagainya.
B. Syahid Akherat (Saja): yaitu orang yang mati
dalam keadaan tidak berada di medan tempur, akan tetapi ia mati dalam keadaan
dimana ia bisa dikatakan syahid, yaitu ia mati dalam keadaan sakit perut,
tenggelam, saat nifas (melahirkan), terbakar dan selainnya atas apa yang
tersebut dalam hadist. Hal ini jenasah tetap dimandikan dan dikafani, hanya
saja ia di akherat masuk konsekuensi mati dalam keadaan syahid
C. Syahid Dunia: yaitu orang yang mati di medan jihad namun ia berjihad
bukan karena Allah. Mungkin ia berjihad karena ingin dipuji, atau ia mati
setelah melakukan dosa yang ia tidak bertaubat atasnya. Sebagaimana banyak
diriwayatkan, bahwa tatkala perang usai para sahabat berteriak-teriak
menyatakan bahwa Si Fulan Syahid, namun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa Si Fulan masuk neraka,
setelah melalui penyelidikan ternyata ia mati karena tak tahan
menanggung luka akhirnya bunuh diri. Ada pula yang mati namun sebelumnya ia
mencuri ghanimah perang yang belum dibagi berupa sepasang sandal. Orang yang
mati dalam keadaan syahid dunia, ia di dunia diperlakukan sebagai orang yang
syahid, tidak dikafani dan dimandikan. Namun di akherat ia termasuk salah satu
yang diadzab di neraka.
Maka apabila kita ingin dicintai Allah dan mengaku cinta
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam,
kita harus menjalankan konsekuensi kita yaitu ingin berjihad dan melaksanakan
keinginan itu bila memang ada waktu dan kesempatan yang tepat. Semoga Allah Ta’ala menjadikan hidup kita Istiqomah dan diwafatkan dalam keadaan Husnul Khotimah. Semoga kita diwafatkan
olehNya dalam keadaan syahid di jalanNya dan berjuang untuk memperoleh
keridhoanNya. Bila ada kesalahan datangnya dari saya pribadi karena khilaf dan
godaan syetan yang terkutuk dan apabila ada kebenaran sunngguh hal itu
datangnya adalah dari Allah Ta’ala
dan karena rahmatNya Ia Ta’ala
menurunkan cahayaNya.
@nd
Rujukan:
1. Al-Qur’an
2. Imam Nawawi. Hadist Arba'in.
3. Kajian Ahad, 13 Muharram 1432 / 19 Desember 2010
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah