KAJIAN ISLAM DAN KARYA PENA

KAJIAN ISLAM YANG MEMUAT HAL-HAL BERKAITAN TENTANG PENGETAHUAN ISLAM BAIK SADURAN ATAU KARYA ASLI. BAIK HAL AKIDAH, MUAMALAT, FIKIH ATAUPUN TASKIYATUN NUFS (PENYUCIAN HATI)

JUGA KARYA PENA UMUM BERUPA PUISI CERPEN DAN KARANGAN ATAU ILMU PENGETAHUAN UMUM DAN PENELITIAN ILMIAH

Sabtu, 06 Agustus 2011

ARTIKEL BULAN RAMADHAN PART 6


KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
“SEJUKNYA BUMI TATKALA PINTU-PINTU SYURGA DIBUKA”

Segala Puji Bagi Allah Tuhan Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Semoga Shalawat serta sallam tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad ibn Abdillah beserta para keluarganya, para sahabatnya dan Ummatnya yang mengikuti petunjuk dan himbauan Beliau hingga akhir zamman. Amma ba’d.

Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” (Ali Imran: 102).

Bulan Ramadhan memang benar-benar bulan yang diistimewakan, khususnya untuk Ummat Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Selain dengan keutamaan-keutamaan yang lainnya, ummat terakhir yang hidup di akhir zamman ini begitu diistimewakan dengan Bulan Ramadhan yang penuh hikmah. Apabila kita boleh memakai bahasa perdagangan (bisnis), Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh promo besar-besaran.

Eit…tunggu dulu! Promo yang diberikan bukan sekedar promo yang biasa dijajakan oleh para sales yang nongkrong di plasa atau mall-mall seperti saat ini, kalau itu apa yang mereka tawarkan sangat penuh kekurangan dan bisa jadi hanya kata-kata ‘gombal’ yang keluar dari mulut mereka. Barang yang katanya baik pun penuh dengan kekurangan dan cepat aus dan cepat rusak kecuali hanya beberapa saja yang benar-benar bagus, itupun harta duniawi yang tidak kekal. Kalau Bulan Ramadhan yang memberikan promo adalah Yang Maha Menepati Janji dan Yang Maha Benar. Semua yang ditawarkan adalah benar-benar akan diberikan tatkala seorang hamba itu melaksanakan dengan sungguh-sungguh syarat-syarat tawaran itu.

Apakah promosi yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih tatkala mereka melakukan ketaatan di Bulan Ramadhan adalah sangat banyak. Salah satunya Allah menyediakan kampung halaman yang tak terhitung nilainya di hari kiamat nanti, yaitu Syurga. Maka terdapat kalimat indah sebagai tawaran kepada para Kaum Muslimin untuk memasukinya, yaitu sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:
Dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan secara bersambung dengan sanad yang sahih Beliau bersabda, “Bila telah datang Bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu Syurga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah syaithan-syaithan” (HR. Bukhari&Muslim).
Kalimat yang singkat, padat namun penuh makna yang menggiurkan serta motivasi bagi Kaum Muslimin yang beriman dan bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala menjanjikan, bahwa setiap Bulan Ramadhan datang maka pintu-pintu syurga itu dibuka. Makna ini hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya, akan tetapi kita sebagai makhluk yang lemah dan tidak mengetahui kecuali apa yang diberitahukan oleh Allah kepada kita, maka kita pun juga harus mengimaninya. Kami mengimani, bahwa pintu syurga benar-benar dibuka pada Bulan Ramadhan, dimana di dalam syurga terdapat kesejukan dan kedamaian hingga kesejukan dan kedamaian itu terasa indahnya hingga berimbas ke Bumi Allah yang kini ditempati oleh manusia.

Akan tetapi Allah Yang Maha Indah dalam KalamNya juga memiliki makna yang luas dalam setiap apa yang difirmankanNya. Boleh jadi dibalik wahyu yang disampaikan dalam sebuah hadis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengandung sebuah tawaran atau promo bagi Kaum Muslimin dan Mukminin agar mereka berlomba-lomba melakukan ketaatan pada Bulan Ramadhan ini. Karena saat-saat Bulan Ramadhan tiba, pintu syurga telah terbuka dan itu artinya syurga siap menyambut mereka dan menerima mereka bila mereka memang telah mencapai masa-masa akhir zamman (hari pembalasan).

Atau boleh jadi pintu syurga itu dibuka adalah untuk menopang suasana yang nyaman bagi bumi beserta isinya. Karena di dalam syurga penuh keindahan, kedamaian dan kesejukan hingga pada Bulan Ramadhan itu manusia (khususnya mereka yang berpuasa) diberikan sebagian kecil dari fasilitas Syurga. Walau bila dibanding kenikmatan syurga itu sendiri, dunia ini tidak ada apa-apanya akan tetapi sudah cukup bersahaja bila imbas yang kecil itu sampai kepada bumi dimana manusia tinggal saat ini.

Begitu pula Allah menerangkan melalui sabda Nabi Muhammad ibn Abdillah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa pintu neraka ditutup, adalah merupakan sebuah bonus yang besar bagi Kaum Muslimin dan Mukminin untuk mendapatkan peluang selamat daripadanya. Selain itu, ditutupnya pintu-pintu neraka membuat suasana Bumi di Bulan Ramadhan ini terkesan penuh kedamaian, dimana sebelumnya imbas dari neraka ini cukup menyesakkan Bumi. Pintu-pintu neraka yang ditutup menyebabkan imbas dari neraka berupa ketidaknyamanan hidup terasa berkurang.

Dalil yang dipakai dalam kedua pernyataan di atas adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Neraka mengadu kepada Tuhannya dan berkata, “Wahai Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lainnya”. Allah lalu mengijinkan neraka untuk menghembuskan dua nafas, yaitu nafas pada musim dingin dan nafas pada musim panas. Nafas yang satu adalah hawa paling panas yang biasa kalian (para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam) rasakan, dan nafas yang satunya lagi adalah hawa paling dingin yang biasa kalian rasakan” (HR. Muslim dalam kitab Sahihnya).
Riwayat yang lain yang dinukil untuk menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa dengan dibukanya pintu syurga dan ditutupnya pintu neraka sebagai penambah kenyamanan bumi adalah:
Hadist yang diriwayatkan melalui Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Tatkala seorang muadzin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam akan mengumandangkan shalat Dzuhur, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda padanya, “Tunggu sebentar! Sesungguhnya panas yang menyengat adalah bagian dari didihan uap Neraka Jahannam. Apabila hari sangat panas, maka tangguhkanlah shalat sampai sejuk” (HR. Muslim dalam Kitab Sahihnya).  
Riwayat yang lainnya adalah diriwayatkan oleh perawi hadist termasyhur yaitu Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila hari sangat panas, maka tangguhkanlah shalat hingga dingin, karena sesungguhnya terik panas adalah sebagian dari didihan api Neraka Jahannam”.
Hadist Muslim yang diambil dari situs milik Sandelrahma (2010: 6-7).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “…dan dibelenggulah syaithan-syaithan”. Keterangan ini pun juga harus kita imani dengan sebenar-benar iman, bahwa syaithan-syaithan benar-benar dibelenggu sehingga aktivitasnya sangat terbatas. Akan tetapi ada berbeda pendapat dalam memaknai kata-kata dibelenggu ini.

Makna pertama adalah memaknainya secara tekstual dengan menggambarkan bahwa syaithan-syaithan tersebut dirantai dan dimasukkan ke suatu tempat yang sangat mengekangnya. Ada pendapat yang sangat banyak yang dapat kita lihat dalam memaknai kata-kata ‘dibelenggu’ ini. Akan tetapi yang sesuai dengan hadist adalah dimana syaithan dan jin-jin yang sangat jahatlah yang dirantai kuat-kuat oleh Allah Ta’ala dan tidak adanya keterangan tentang Qarin (jin yang menyertai kita) yang dibelenggu menyebabkan manusia masih bisa melakukan keburukan-keburukan atas apa yang ia lakukan.

Dalam sebuah riwayat hadis dinyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yg sangat jahat dibelenggu pintu-pintu neraka ditutup tdk ada satu pintupun yg terbuka sedangkan pintu-pintu surga dibuka tdk ada satu pintupun yg ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yg menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang2 yg menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang2 yg dibebaskan dari neraka yg demikian itu terjadi pada tiap malam”.
Hal ini dijelaskan oleh Syaikh Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin sebagai berikut:
menurut An-Nasaai. Hadits seperti ini termasuk perkara yang ghaib yang sikap kita terhadapnya adalah taslim (berserah diri) dan tashdiq (membenarkan), dan hendaknya kita tidak berbicara apa yang di balik itu. Karena ini lebih selamat bagi agama seseorang dan lebih baik akibatnya. Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada ayahnya yakni Ahmad bin Hanbal: bahwa manusia bergulat di bulan Ramadhan; maka Imam Ahmad berkata: demikianlah dalam hadits (syetan –syetan dibelenggu) dan jangan kau berbicara mengenai ini.
Kemudian sesungguhnya yang lahiriyah syetan-syetan terbelenggu dari menyesatkan manusia, dengan bukti banyaknya kebaikan dan kembali kepada Allah pada Bulan Ramadhan. Selesai perkataan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin. (Majmu Al-Fatawa 20 oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).
(Ibnu Dawam Aziz, 2011).

Pendapat lain yang juga masyhur, bahwa syatihan dibelenggu adalah karena mereka tidak bisa memasuki peredaran darah manusia dengan leluasa. Karena syaithan sesungguhnya menggoda manusia dan beredar ke seluruh tubuh manusia melalui peredaran-peredaran darahnya. Sedangkan puasa bermakna mempersempit peredaran darahnya, hingga orang yang berpuasa turut serta dalam membelenggu syaithan-syaithan atas dirinya, akan tetapi orang-orang yang tidak berpuasa, maka syaithan tetap leluasa menggodanya. Sebagaimana dikatakan oleh Ustad Muslim Abu Ishaq al-Atsari (2006), beliau menyatakan bahwa puasa itu menyempitkan jalan setan karena setan itu berjalan pada anak Adam seperti peredaran/aliran darah. Dan puasa akan melemahkan jalannya sehingga mengecilkan perbuatan maksiat. Pernyataan ini didukung oleh keterangan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Dari Ibunda Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha ia berkata (Dinukil dari Blog Eko Budi, 2010): Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesunggunnya syaithan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darahnya” (HR. Bukhari&Muslim).

Kebenaran hanyalah milik Allah Semata dan kewajiban kita untuk mengimaninya dan berusaha mengambil hikmah di balik sebuah peristiwa. Allahu a’lam bish shawwab.

Bersambung Insya Allah…

Malang, 6 Ramadhan 1432 (6 Agustus 2011)
@nd.

Referensi:
Eko Budi Santoso. 2010. Apakah Jin itu Seperti Udara (Tidak Berbentuk) atau Memiliki Jasad ?. Dinukil dari tulisan Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah, (Online), http://yangberguna.wordpress.com/2010/01/. Diakses pada tangga; 7 Ramadhan 1432 (7 Agustus 2011).

Ibnud Dawam Aziz. 2011. Setan-setan dibelenggu di bulan Ramadhan, berpuasa sebagai sarana introspeksi diri ( Sebuah renungan Shubuh Ramadhan : jilid 2), (Online), http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/02/setan-setan-dibelenggu-di-bulan-ramadhan-berpuasa-sebagai-sarana-introspeksi-diri-sebuah-renungan-shubuh-ramadhan-jilid-2/. Diakses pada tanggal 6 Ramadhan 1432 (6 Agustus 2011) pukul 12:41.  

Sandelrahma. 2010. Kitab Mesjid dan Lokasi Shalat, (Online), http://www.wattpad.com/588559-kitab-mesjid-dan-lokasi-salat?p=6. Diakses pada tanggal 6 Ramadhan 1432 (6 Agustus 2011) pukul 12:40.

Ustad Abu Ishaq. 2006. Introspeksi Diri di Bulan Ramadhan, (Online), http://blog.re.or.id/introspeksi-diri-di-bulan-ramadhan.htm. Diakses tanggal 6 Ramadhan 1432 (6 Agustus 2011) pukul 12:36. 

File PDF dapat didownload gratis di Alamat:


http://www.ziddu.com/download/15957504/SEJUKNYABUMITATKALAPINTU-PINTUSYURGADIBUKA.pdf.html
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Suara Nada Islami

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berdiskusi...Tangan Kami Terbuka Insya Allah